ap/as(jakartaglobe, suarapembaruan,okezone11 Januari 2016
Polisi Jawa Barat bertekad menyelidiki ledakan yang terjadi pada awal tahun baru lalu di Bandung. Masyarakat yang mengabadikan momen-momen tahun baru di platform media sosial diharapkan membantu tugas kepolisian.
Iklan
Polisi menggerebek sebuah rumah terduga pelaku bom tahun baru Bandung, di Jalan Mengger Girang, Bandung, Minggu (10/1/2016). Penggrebekan tersebut, merupakan pengembangan dari tertangkapnya tiga orang sebelumnya.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan tiga orang yang ditangkap sebelumnya -- MS, AA, dan AS-- di Jakarta Utara dan Ciwidey, Bandung pada Jumat dan Sabtu lalu, diduga terlibat kasus bom malam tahun baru di Bandung. MS bekerja sebagai buruh pabrik sepatu di Jakarta Utara, dibekuk 8 Januari di wilayah Rawa Badak Selatan, Jakarta Utara. Keluarganya tinggal di Jalan Mengger Girang, Pasirluyu, Bandung. Sementara AA dan AS ditangkap di Ciwidey setelah itu berdasarkan pengembangan penangkapan MS.
Ledakan bom di tahun baru
Pemicu aksi penangkapan terbaru adalah ledakan sebuah bom berdaya ledak rendah pada pukul 01:20 dini hari Jumat, 1 Januari lalu di alun-alun Bandung. Bom itu ditanam di bawah mobil milik sebuah stasiun televisi, yang meliputi perayaan tahun baru dan diparkir tepat di seberang kediaman pribadi Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil.
Meskipun tidak ada yang terluka dalam ledakan itu, juru bicara Kepolisian Jawa Barat Komisaris Besar Sulistyo Pudjo Hartono mengatakan pihak berwenang bertekad untuk menangkap pelakunya. Sulistyo menyebutkan: “Kami sangat serius menyikapi kasus ini. Apa yang dipertaruhkan adalah nama baik polisi dan rasa aman di kalangan masyarakat Jawa Barat," katanya seperti dikutip dari Detik.com.
Teror di masyarakat
Sulistyo mengatakan Polisi Bandung juga telah meminta bantuan dari polisi provinsi dan unit anti-terorisme Polri Densus 88: "Total, ada 72 polisi yang mengusut kasus ini dan mereka dipimpin oleh Kombes. Angesta Romano Yoyol. Mereka akan mengumpulkan semua bukti dan menganalisa," lanjutnya.
Merujuk pada jenis alat peledak, Sulistyo mengatakan, tersangka berniat menciptakan teror di antara kerumunan massa. Densus 88 juga mencoba untuk mencocokkan konstruksi bom dengan yang dibuat oleh sel-sel teror di Indonesia.
Bantuan medsos
Polisi menangkap puluhan orang dalam serangkaian penggerebekan di seluruh negeri dalam dua minggu terakhir dari tahun 2015. Polisi menghubungkan berbagai kasus serangan berencana dan bom bunuh diri dengan berbagai target, termasuk yang menyasar pasukan keamanan dan kelompok agama minoritas.
Kesulitan penyelidikan yang dihadapi kepolisian menurut Sulistyo adalah tidak cukupnya bukti rekaman pengawasan seperti cctv dan saksi. Untuk mengatasinya, polisi mengumpulkan foto dan video dari perayaan malam tahun baruan dari media sosial. "Kami mengimbau orang-orang yang berada di tempat kejadian dan mungkin telah mengambil foto, video, selfie atau informasi lain antara dua sampai empat jam sebelum kejadian untuk menghubungi Polda Jawa Barat," pungkasnya.
Inilah Negara Sarang Teroris
Indeks Terorisme Global merunut daftar negara-negara yang paling sering menjadi korban serangan teror. Kebanyakan berada di Arab, Asia Selatan dan Afrika. Sementara posisi Indonesia membaik
Foto: picture-alliance/dpa/S. Suna
1. Irak
Sebanyak 3370 serangan teror terjadi di Irak selama tahun 2014. Hampir 10.000 orang tewas dan 15.000 lainnya luka-luka. Serangan teror terbesar dilancarkan Islamic State saat menyerbu penjara di Badush, 10 Juni tahun lalu. Mereka membebaskan tawanan Sunni dan membunuh 670 narapidana Syiah.
Foto: SAFIN HAMED/AFP/Getty Images
2. Afghanistan
Sedikitnya 4500 korban jiwa dan 4700 luka-luka tercatat akibat 1591 serangan teror yang terjadi di Afghanistan tahun lalu. Setahun setelah pencabutan pasukan perdamaian internasional, hindukush masih berada di bawah bayang-bayang Taliban. Kelompok teror itu berulangkali dilaporkan melancarkan serangan kilat di provinsi Kundus yang memakan korban jiwa dari warga sipil.
Foto: Getty Images/AFP/J. Tanveer
3. Nigeria
Boko Haram tidak perlu banyak melancarkan serangan teror buat menghasilkan sebanyak mungkin korban. Dari 662 serangan, kelompok teror pimpinan Abu Bakar Shekau itu membunuh 7512 orang dan melukai 22.000 lainnya. Boko Haram pun menurut studi Vision of Humanity lebih getol membidik warga sipil dengan 77% korbannya berasal dari kelompok non militer tak bersenjata.
Foto: picture-alliance/AP Photo
4. Pakistan
Sebanyak 1821 insiden beraroma teror tercatat terjadi di Pakistan selama 2014. Geliat teror di negara bermayoritas mulsim itu menelan sedikitnya 1760 korban jiwa dan melukai 2836 lain. Ada banyak kelompok teror yang beroperasi di Pakistan. Tapi kelompok Tehrik-i-Taliban (TTP) adalah yang paling ganas. Desember 2014 silam mereka menyerbu sebuah sekolah di Peshawar dan membunuh 132 murid sekolah.
Foto: AFP/Getty Images/A Majeed
5. Suriah
Tidak mudah membedakan korban serangan teror dengan korban perang di negeri yang remuk oleh konflik seperti Suriah. Menurut Vision of Humanity, 2014 silam Suriah mencatat 1698 korban jiwa dari 232 insiden berbau teror. Islamic State adalah kelompok teror terbesar dengan jumlah korban jiwa 615 orang. Sementara Front Al Nusra berada di tempat kedua dengan 461 korban jiwa.
Foto: Getty Images/AFP/Y. Akgul
6. India
India seakan berada di luar radar teroris sejak serangan mematikan di Mumbai 2008 silam. Tapi nyatanya Vision of Humanity mencatat 763 insiden yang menelan 416 korban jiwa selama 2014. Terorisme di India kebanyakan digalang oleh kelompok Komunis, Islamis atau separatis. Serangan terbesar tahun lalu dilancarkan oleh kelompok Maoist yang menyerang iring-iringan polisi dan membunuh 22 aparat keamanan
Foto: AP
7. Yaman
Sebanyak 512 serangan teror menewaskan sekitar 654 orang selama 2014 di Yaman. Kelompok Al-Qaida dan pemberontak Houthi adalah dua kekuatan terbesar. Al-Qaida adalah satu-satunya kelompok di Yaman yang menggunakan taktik bom bunuh diri. Yang terparah adalah ketika kelompok tersebut menyerang perayaan tahun baru di wilayah yang dikuasai Houthi dan membunuh 50 warga sipil.
Foto: Reuters/K. Abdullah
8. Somalia
Tahun lalu Somalia mencatat tahun paling berdarah dalam perang melawan terorisme: sebanyak 800 korban jiwa dari 469 insiden. Laskar Al-Shabbab adalah kelompok terbesar yang merongrong keamanan di negeri tanduk Afrika itu. Berkekuatan sebanyak 9000 gerilayawan, Al-Shabbab yang berafiliasi dengan Al-Qaida itu sering mengandalkan serangan bom untuk menyebar teror.
Foto: Getty Images/AFP/M. Abdiwahab
9. Libya
Libya mencatat lonjakan tajam sebesar 225% tahun 2014 dalam jumlah korban serangan teror. Tercatat negeri di utara Afrika itu mengalami 554 serangan yang menelan 429 korban jiwa. Ada banyak kelompok teror yang beroperasi di Libya, salah satunya adalah Islamic State.
Foto: Reuters/E.O. Al-Fetori
10. Thailand
Sebanyak 366 insiden berbau teror terjadi selama 2014 di Thailand dan menelan 156 korban jiwa. Gejolak terutama terjadi di wilayah selatan, di mana kelompok minoritas muslim Melayu berperang melawan pasukan pemerintah. Sekitar 60% serangan teror di Thailand berupa ledakan bom.
Foto: P. Kittiwongsakul/AFP/Getty Images
33. Indonesia
Posisi Indonesia banyak membaik, meski belum keluar dari jangkauan terorisme global. Sebanyak 27 insiden tercatat selama tahun 2014 dengan jumlah korban jiwa 12 orang. Jemaah Islamiyah merupakan kelompok terbesar. Belakangan Islamic State juga mulai menunjukkan geliarnya di tanah air.