Polisi Gagalkan Rencana Teror di Jerman
30 April 2011Wakil jaksa penuntut umum Rainer Griesbaum mengatakan bahwa ketiga lelaki yang ditangkap di negara bagian Nordrhein-Westfalen berencana meledakkan bom jarak jauh yang dilengkapi kepingan logam ditengah kerumunan orang. Sasaran ledakan diyakini adalah halte atau di dalam bus. Polisi Jerman belum mengidentifikasi target spesifik dan menjelaskan bahwa rencana masih dalam tahap eksperimen. Belum ada bahaya yang mengancam warga.
Seorang hakim menetapkan bahwa tersangka utama Abdeladim El-K, seorang warga Maroko berusia 29 tahun, akan tetap ditahan setelah ditemukan sejumlah bukti yang memberatkan. Tersangka diduga sempat menjalani pelatihan di kamp pelatihan Al-Qaeda di Waziristan di wilayah perbatasan Afghanistan-Pakistan tahun lalu. Saat itulah ia ditunjuk untuk melancarkan serangan di Jerman. Dua tersangka lainnya adalah seorang warga Jerman keturunan Maroko berusia 31 tahun dan seorang lelaki berusia 19 tahun dengan kewarganegaraan ganda, yakni Jerman dan Iran.
Polisi Jerman mencurigai kelompok ketiga tersangka terdiri dari delapan orang anggota atau lebih. Mereka terafiliasi dengan kelompok-kelompok serupa di Austria, Maroko dan Kosovo. Ketiga tersangka ditangkap di Düsseldorf dan Bochum setelah 6 bulan berada di bawah pengawasan. Polisi mencurigai mereka merencanakan uji coba alat peledak hari Jumat. Polisi Jerman bekerjasama dengan dinas intelijen Amerika Serikat dan dinas rahasia Maroko dalam membekuk ketiga tersangka.
Jerman yang tidak menyetujui invasi Amerika Serikat terhadap Irak tahun 2003 lalu, menempatkan hampir 5 ribu tentara di Afghanistan di bawah komando NATO. Hingga kini, Jerman tidak pernah mengalami serangan kaum ekstremis Islam. Ancaman terbesar terakhir terjadi tahun 2006 saat militan Islam menaruh koper berisi bom di kereta regional di stasiun utama Köln. Tahun 2007, tiga orang lelaki termasuk dua warga Jerman yang masuk Islam tertangkap basah merencanakan serangan terhadap properti Amerika Serikat di Jerman. Mereka dikenai hukuman penjara seumur hidup tahun lalu.
dpa/afp/rtr/Carissa Paramita
Editor: Rizki Nugraha