Penyidik Jerman lancarkan pemeriksaan tempat tinggal tiga orang yang diduga pendukung organisasi teror ISIS, di negara bagian Nordrhein-Westfalen dan Niedersachsen. Tapi tak ada aksi penangkapan.
Iklan
Razia yang diadakan di dua negara bagian itu berdasarkan permintaan dari Kejaksaan Agung Jerman. Tiga orang tersebut diduga keras melakukan aksi perekrutan anggota baru organisasi teror ISIS, sejak Januari hingga Juli 2015. Demikian keterangan juru bicara Kejaksaan Agung, yang bermarkas di Karlsruhe.
Jubir kejagung menambahkan, salah seorang tersangka ekstrimis Islam itu juga diduga mendukung ISIS secara finansial dan logistik. Razia dilaksanakan setelah dikeluarkannya surat perintah oleh hakim penyelidik pada Mahkamah Agung Jerman. Dalam razia tidak dilakukan penangkapan. Badan kepolisian yang berwenang membenarkan diadakannya penggerebekan di kota-kota Dortmund, Duisburg di Nordrhein Westfalen, dan di Hildesheim di negara bagian Niedersachsen.
Menurut saksi mata, sejumlah satuan polisi memeriksa sebuah biro perjalanan yang memasang papan nama Turki di kota Duisburg. Menurut laporan media Jerman, Der Westen, pemeriksaan terutama diarahkan kepada pengkhotbah, yang diduga merekrut pria-pria muda untuk ikut berperang di Suriah dan Irak. Tuduhan terhadap mereka: mendukung organisasi teroris di luar negeri.
Der Westen melaporkan lebih jauh, pemilik biro perjalanan di Duisburg itu, Hasan C., punya hubungan dengan dua remaja, yang diduga melaksanakan serangan bom terhadap pusat pertemuan warga Sikh di kota Essen, April lalu. Tapi pemilik biro perjalanan itu menyangkal tuduhan mengenal kedua remaja. Hasan C. tidak hanya memiliki biro perjalanan, melainkan juga tempat untuk belajar agama Islam. Diduga di tempat itulah kedua remaja diradikalisir.
Kontak dengan Salafis dan ISIS di Suriah?
Setelah dilancarkannya serangan terhadap gedung pertemuan warga Sikh di Duisburg, polisi membenarkan, sudah mengawasi biro perjalanan itu, dan beberapa kali mengadakan pembicaraan pendekatan untuk menunjukkan kepada Hasan C. bahwa polisi mengawasinya. Hasan C menyatakan akan menghentikan aktivitas pelajaran di ruang miliknya. Tapi sejauh ini belum terjawab, apakah ia memiliki kontak dengan kaum Salafis dan ke Suriah.
Kelompok Salafis di Jerman
Mayoritas masyarakat Islam di Jerman berpandangan moderat. Ada beberapa kelompok kecil yang bersikap radikal dan bersuara cukup lantang. Tapi kelompok kecil ini tidak mewakili suara Islam di Jerman.
Foto: Reuters/Wolfgang Rattay
Makin Banyak
Menurut laporan, semakin banyak pengikut salafi di Jerman yang menyatakan siap berangkat ke Suriah atau Irak untuk ikut "perang suci". Tahun 2013 tercatat hanya 2.000 anggota salafi yang berniat berjihad, tahun ini mencapai 7.000 orang.
Foto: picture-alliance/dpa/Melanie Dittmer
Pelaku Terorisme
Menurut Badan Perlindungan Konstitusi Jerman, Verfassungsschutz, mayoritas pendukung Salafi di Jerman tidak terkait dengan aksi terorisme. Namun ”hampir semua pelaku dan jaringan teror Islamis yang beraksi di Jerman punya latar belakang Salafi”. Foto: Enea B. anggota Salafi, tersangka pelaku upaya pemboman di Bonn 2012 lalu.
Foto: Reuters
Lebih Disorot
Seiring dengan pernyataan dukungan kepada Islamic State, kelompok Salafi semakin mendapat sorotan tajam di Jerman. Kelompok Salafi mengartikan ungkapan-ungkapan seperti ”Syariah” dan ”Jihad” secara radikal dan hanya berdasarkan pemahamannya sendiri. Pandangan Salafi tidak bisa dianggap sebagai pandangan warga muslim di Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa/ W.Steinberg
Islam Moderat
Kebanyakan komunitas mesjid di Jerman dan para imamnya berpandangan moderat. Dan warga Muslim Jerman pun mengutuk kebiadaban teror yang mengatasnamakan Islam. September lalu, dengan motto: Melawan Kebencian dan Ketidakadilan, organisasi-organisasi muslim di Jerman menggelar aksi menentang penyalahgunaan nama Islam. Mereka menolak khotbah kebencian, ekstrimisme dan fanatisme.
Foto: DW/A. Almakhlafi
Memancing di Air Keruh
Ada kelompok populis dari kalangan ekstrim kanan di Jerman yang sengaja memanfaatkan situasi saat ini untuk menyulut kebencian terhadap Islam. Sejak 20 tahun terakhir ada perubahan menarik yang terjadi di kalangan ekstrim kanan. Kalau dulu mereka fokus pada propaganda anti Israel, sekarang mereka makin fokus pada propaganda anti Islam.
Foto: DW/F. Sabanovic
Radikalisme Baru
Fenomena radikalisme baru di Jerman dengan alasan anti Islamis dicemaskan banyak pihak. Disadari, tren yang digalang kelompok Neo Nazi ini merupakan kebalikan dari fenomena makin banyaknya generasi muda Jerman bergabung dengan milisi Islamic State di Suriah.
Foto: Reuters/Wolfgang Rattay
6 foto1 | 6
Penyelidik juga menggerebek apartemen seorang penghkhotbah di Dortmund. Ia dulu memiliki ruang belajar di bagian utara kota itu.
Petugas di Badan Kriminal negara bagian Niedersachsen juga aktif dengan melancarkan razia di kota Hildesheim. Petugas memeriksa antara lain tempat tinggal anggota keluarga ulama Abu Walaa. Ia memiliki perkumpulan yang disebut "Perkumpulan Islam Berbahasa Jerman“. Terhadap perkumpulan itu diadakan proses pelarangan. Abu Walaa sudah berada dalam pengawasan Badan Perlindungan Konstitusi Jerman sejak tiga tahun lalu.
Waspada Teror di Berbagai Negara
Setelah rangkaian serangan teror Brussels 23 Maret, penjagaan keamanan di berbagai negara dan kota besar dunia ditingkatkan. Menimbang serangan berikutnya bisa terjadi di mana saja.
Foto: picture-alliance/AP Photo/P. Golovkin
Eropa Hadapi Perang
Brussels masih diselubungi syok dan meratapi korban serangan Selasa. Sementara itu Perdana menteri Perancis menyatakan Eropa "hadapi perang". Para pemimpin Eropa mengadakan perundingan keamanan darurat, mengerahkan lebih banyak polisi, pakar penjinak bom, anjing pelacak dan polisi preman ke berbagai lokasi yang dinilai penting.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Roessler
Penjagaan Keamanan Bandara Frankfurt
Polisi Jerman memperketat penjagaan keamanan di pintu gerbang lapangan parkir pelabuhan udara Frankfurt am Main. Perintah pengetatan keamanan diberikan setelah serangan teror terjadi di bandara udara Zaventem, Brussels dan di sebuah stasiun kereta bawah tanah di tengah kota.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Probst
Eropa Perketat Penjagaan Bandara
Lapangan udara London, Praha, Amsterdam, Wina dan banyak lainnya menempatkan lebih banyak aparat keamanan. Di bandara udara utama London, Heathrow, polisi bersenjata lengkap tampak di mana-mana. Sementara itu, polisi juga dikerahkan ke London dan kota-kota besar Eropa lainnya.
Foto: picture-alliance/epa/A. Rain
Polisi Belanda Amati Situasi
Polisi militer Belanda melakukan patroli lebih sering dengan anggota lebih banyak di lapangan udara Schiphol, Amsterdam. Serangan teror di Brussel menewaskan lebih dari 30 orang dan melukai 200 orang.
Foto: picture-alliance/epa/E. Elzinga
Inggris Juga Kuatir
Pihak berwenang di lapangan udara Gatwick, Inggris meningkatkan keamanan dan patroli di areal sekitar bandar udara. Sementara pelabuhan udara Heathrow menyatakan bekerjasama dengan polisi untuk menunjukkan kehadiran aparat keamanan di banyak tempat.
Foto: Getty Images/J. Mansfield
Stasiun Kereta Api Juga Mendapat Perhatian
Selain di lapangan udara, penjagaan keamanan di stasiun kereta api juga diperketat. Jerman juga menambah penjagaan di perbatasan dengan Belgia, Perancis, Belanda dan Luxemburg. Foto: polisi Jerman di stasiun kereta api utama kota München.
Foto: Getty Images/AFP/C. Stache
Hentikan Sementara Hubungan Kereta ke Brussels
Perusahaan perkeretaapian Jerman Deutsche Bahn menghentikan untuk sementara layanan hubungan kereta cepat dengan Brussels. Menurut perusahaan itu, kereta cepat ICE kini berhenti di kota Aachen, yang berada di perbatasan dengan Belgia.
Foto: Getty Images/AFP/J. A. Gekiere
Paris Kembali Dijaga Ketat
Pihak berwenang di Paris mengatakan, keamanan di semua lapangan udara Paris kembali ditingkatkan setelah terjadinya serangan di Brussels, Selasa. Aparat keamanan dikerahkan menjaga delapan terminal bandara Charles de Gaulle dan dua stasiun kereta apinya. Lebih banyak polisi juga ditugaskan ke bandara Orly di selatan Paris dan kota Toulouse di Perancis selatan.
Foto: picture-alliance/epa/E. Laurent
Rusia Evaluasi Ulang Keamanan
Di Moskow, Menteri Transportasi Rusia Maxim Sokolov menyatakan kepada kantor berita, bahwa aparat berwenang akan mengevaluasi ulang keamanan di semua bandar udara Rusia, walaupun sejauh ini tindakan keamanan di bandara Moskow sudah termasuk salah satu yang paling ketat di Eropa.