Perayaan Hari Nasional Cina, Polisi Hong Kong Larang Demo
1 Oktober 2020
Pemimpin Hong Kong Carrie Lam menyebut undang-undang keamanan nasional baru telah memulihkan stabilitas kotanya. Sementara ribuan polisi Hong Kong mengantisipasi demonstrasi selama peringatan Hari Nasional Cina (01/10).
Iklan
Republik Rakyat Cina memperingati hari nasionalnya yang jatuh pada hari ini, Kamis 1 Oktober 2020, dengan hari libur dan serangkaian perayaan lainnya yang telah dirancang dengan cermat.
Namun di Hong Kong, perayaan ini menjadi hari yang dikeluhkan oleh sejumlah pihak lantaran khawatir akan tindakan brutal otoritas Cina yang semakin intensif terhadap para oposisi.
Pada Kamis (01/10) pagi, helikopter yang mengibarkan bendera Cina dan Hong Kong terlihat menyemarakkan upacara peringatan Hari Nasional Cina di pusat kota Hong Kong. Acara yang dihadiri Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam dan para pejabat senior ini dijaga dengan ketat oleh pihak keamanan.
“Saya dan kolega saya tanpa rasa takut akan terus memenuhi tanggung jawab kami untuk menegakkan dan melindungi keamanan nasional dengan tekad,” kata Lam dalam pidatonya.
"Selama beberapa bulan terakhir, fakta tak terbantahkan di depan semua orang, bahwa masyarakat kita telah kembali ke perdamaian," ucap Lam.
"Keamanan nasional negara telah diterapkan dan warga kami dapat kembali menggunakan hak dan kebebasan mereka sesuai dengan hukum yang berlaku," tambahnya.
Apa Arti Warna dari Sebuah Revolusi?
Dari baju hitam yang dipakai demonstran Hong Kong, sampai spanduk oranye yang digunakan demonstran Ukraina, beginilah cara mereka mengadopsi warna untuk mewakili gerakan perubahan.
Foto: AFP/Getty Images/F. Belaid
Hong Kong berpakaian hitam
Hitam, yang dipilih karena berkaitan dengan berkabung dan duka, adalah warna pilihan ratusan ribu demonstran yang turun ke jalan di Hong Kong untuk memperjuangkan demokrasi di metropolis mereka. Demonstran penentang, yang mendukung walikota pro Beijing, memilih putih untuk membedakan diri.
Foto: AFP/H. Retamal
Revolusi payung kuning Hong Kong
Aksi protes Hong Kong tidak selalu hitam putih. Di tahun 2014 pada masa yang disebut Revolusi Payung, para demonstran menuntut diadakannya pemilu yang bebas dan reformasi-reformasi demokratis untuk kota semi otonom mereka. Payung-payung kuning dipilih sebagai simbol. Para demonstran menggunakannya untuk menangkis gas air mata yang ditembakkan polisi.
Foto: AFP/Getty Images/A. Wallace
Oranye pilihan Ukraina
Menggantikan warna merah, yang sering dikaitkan dengan komunisme pada zaman Uni Soviet, oranye adalah warna pilihan pihak oposisi pada masa “Revolusi Oranye” Ukraina di tahun 2004. Selama 17 hari di musim dingin Ukraina yang keras, warga dari berbagai kelas sosial bersatu untuk mendukung kandidat oposisi Viktor Yushenko.
Foto: Sergey Dolzhenko/picture-alliance/dpa
Revolusi Safron di Myanmar
Demonstrasi damai di Myanmar pada tahun 2007 menjadi terkenal dengan warna safron, yang merupakan warna khas jubah biksu Buddha. Di garis depan aksi protes menentang pemerintah militer, mahasiswa dan aktivis politik ikut bergabung dengan para biksu. Banyak perempuan juga ikut berdemonstrasi.
Foto: picture alliance/AP Photo
Revolusi Kuning Filipina
Setelah tiga tahun berdemonstrasi menentang presiden Ferdinand Marcos dan rezimya dari tahun 1983 sampai 1986, warga Filipina memenangkan sebuah revolusi damai. Ini sering disebut sebagai “Revolusi Kuning” karena warna pita yang dipegang para demonstran ketika berkumpul. Foto ini menunjukkan konfeti kuning yang dilemparkan untuk mengenang hari peringatan revolusi tersebut pada tahun 2013.
Foto: imago
Gerakan Hijau Iran
Warna hijau dianggap sebagai warna Islam dan dipilih oleh para demonstrantan yang menentang pemerintah pada masa pemilihan umum di Iran tahun 2009-2010. Para demonstran menuduh rezim waktu itu memalsukan hasil pemilihan. Rezimnya bereaksi dengan cepat, melukai para demonstran yang tidak berdaya dan menahan sekitar 4.000 orang. Sekarang aksi demonstrasi ini masih disebut sebagai “Gerakan Hijau”.
Foto: picture-alliance/dpa/Stringer
Revolusi warna-warni Makedonia
Kenapa memilih satu warna saja jika bisa menggunakan semuanya? Untuk memprotes menentang keputusan pemerintah untuk menghentikan penyelidikan dalam skandal penyadapan pada tahun 2016, para demonstran Makedonia berkumpul di ibu kota negara ini pada pertengahan April untuk menunjukkan ketidakpuasan mereka. Banyak yang melemparkan cat berwarna-warni ke gedung-gedung pemerintah.
Foto: Getty Images/AFP/R. Atanasovski
Revolusi Anyelir di Portugal
Berbagai bunga juga digunakan untuk melambangkan protes penting di sejarah modern. Setelah kudeta sukses di Portugal pada tanggal 25 April 1974, yang mengakhiri kediktatoran selama bertahun-tahun, warga yang sangat gembira merayakan ini dengan menaruh anyelir merah di senjata-senjata para pejuang mereka. Ini adalah bentuk mekarnya sebuah era demokrasi baru, yang diikuti oleh Spanyol dan Yunani.
Foto: picture-alliance/dpa/M. de Almeida
Revolusi Anggur di Moldova
Di Moldova, “Revolusi Anggur” adalah nama yang diberikan kepada aksi protes menentang hasil pemilu pada tahun 2009. Setelah partai komunis menang, para demonstran turun ke jalan. Nama ini dilaporkan mengacu kepada banyak kebun anggur yang ada di Moldova. Revolusi ini tidak berkembang sampai sebesar yang terjadi di negara-negara mantan Uni Soviet lainnya, seperti di Ukraina.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Doru
Revolusi Melati di Tunisia?
Selama 28 hari pada tahun 2011, warga Tunisia turun ke jalan untuk memprotes korupsi, pengangguran dan kondisi hidup yang miskin. Menariknya, nama “Revolusi Melati” populer di media Barat, tetapi tidak di Tunisia sendiri. Sebaliknya, rakyat Tunisia menyebut ini sebagai “Revolusi Kehormatan”, karena penggulingan Presiden Ben Ali pada tahun 1987 sudah disebut “Revolusi Melati”. (ag/pkp)
Foto: AFP/Getty Images/F. Belaid
10 foto1 | 10
Tidak ada lagi demonstrasi
Tahun lalu, peringatan 70 tahun hari kemerdekaan Cina diwarnai dengan bentrokan sengit antara pengunjuk rasa dan polisi selama tujuh bulan berturut-turut.
Iklan
Sementara untuk tahun ini, otoritas Hong Kong telah menolak izin pawai protes dengan alasan masalah keamanan dan larangan pencegahan penyebaran virus corona yang tidak membolehkan lebih dari empat orang berkumpul di area publik.
Sekelompok petugas kepolisian dengan perlengkapan anti huru-hara melakukan operasi stop-and-search di sepanjang rute yang menghubungkan distrik perbelanjaan utama Causeway Bay dengan distrik administrasi Admiralty.
Sementara tidak jauh dari pusat pameran tempat upacara berlangsung, empat anggota oposisi Liga Sosial Demokrat yang dipimpin oleh aktivis veteran Leung Kwok-hung berbaris memegang spanduk bertuliskan "Tidak ada perayaan hari nasional, hanya duka nasional" dan meneriakkan slogan-slogan seperti "Akhiri pemerintahan satu partai". Mereka pun dijaga oleh sekitar 40 anggota polisi.