Redoine Faid, gangster terkenal keturunan Perancis-Aljazair ini, berhasil kabur dari penjara Perancis dengan menggunakan helikopter.
Iklan
Kepolisian Perancis meluncurkan pencarian secara besar-besaran untuk menangkap kembali gangster terkenal yang mengatakan bahwa hidupnya terinspirasi oleh film Hollywood seperti "Scarface". Minggu (01/07), Redoine Faid (46) berhasil kabur dari penjara dengan menggunakan helikopter bajakan.
Faid melarikan diri dari penjara dekat kota Paris dibantu dua orang yang menggunakan bom asap dan mesin gerinda untuk bisa masuk ke ruang kunjungan penjara, dimana Faid sedang berbicara dengan saudara laki-lakinya. Fadi berhasil kabur, tetapi menurut pihak penjara saudaranya telah diamankan.
Ketiga pria tersebut kemudian lari dengan menggunakan helikopter. Operasi tersebut hanya memakan waktu 10 menit. Kepada kantor berita AFP, sumber di kepolisian mengatakan "2900 polisi dikerahkan untuk menemukan Fadi".
Helikopter kemudian ditemukan sekitar 60 kilometer dari lokasi penjara. Menurut polisi, pilot helikopter adalah instruktur terbang yang tengah menunggu murid saat dibajak oleh kedua rekan Fadi. Ia dipaksa untuk menerbangkan helikopter lalu dibebaskan dalam kondisi syok.
Setelah mendarat, ketiga pria menggunakan mobil yang kemudian ditemukan dalam keadaan terbakar di lapangan parkir sebuah mal.
Pelarian Spektakuler dari Penjara
Indonesia mengenal Johny Indo, salah seorang dari sedikit narapidana yang berhasil kabur dari Nusakambangan. Berikut pelarian atau setidaknya usaha pelarian dari penjara yang pernah menjadi buah bibir.
Foto: Getty Images/New York State Governor's Office/D. McGee
Penjagaan Ketat Tidak Cukup
Juli 2015, raja obat bius Meksiko Joaquin “El Chapo” Guzman berhasil kabur dari penjara Altiplano lewat terowongan yang ia gali di kamar mandi. Keberhasilan ini merupakan yang ke-2 baginya, setelah 14 tahun lalu ia juga berhasil melarikan diri dari penjara yang dijaga dengan ketat.
Foto: Reuters/PGR/Attorney General's Office
Menghilang dari Alcatraz
Dengan menggunakan sendok dan bor buatan senderi, tiga perampok bank menggali lubang di sel mereka dan berhasil kabur dari Alcatraz pada tahun 1962. Sampai sekarang keberadaan mereka masih menjadi misteri.
Foto: imago/Kai Koehler
Acungan Jempol untuk Percobaan Ini
Juan Ramirez Tijerina ditahan di sebuah penjara di Meksiko karena terbukti miliki senjata secara illegal. Tahun 2011, ia mendapat kunjungan dari istrinya yang datang dengan sebuah koper besar. Saat sang istri keluar, sipir penjara memeriksa koper yang dibawanya dan mendapatkan Ramirez meringkuk di dalamnya.
Foto: picture-alliance/dpa/Sspqr
Salah Satu Terbesar di Eropa
Pelarian 38 anggota Pasukan Republik Irlandia IRA dari penjara Maze dicatat sebagai yang paling menggemparkan di Eropa. Dengan senjata api dan pisau seludupan, mereka melumpuhkan petugas. Rencananya pasukan IRA akan menunggu di depan penjara, membantu pelarian ini. Tapi karena salah perhitungan waktu, 5 menit lebih cepat, para narapidana harus meneruskan pelarian mereka sendirian.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Mcerlane
Spesialis Udara
Bagai adegan film aksi Hollywood: Sebanyak dua kali Pascal Payet berusaha lari dari penjara dengan helikopter. Tahun 2001, terpidana pembunuhan ini kabur dari penjara di sebuah desa di Perancis menggunakan helikopter yang ia bajak. Tahun 2007, kembali ia menggunakan helikopter untuk kabur. Sebelumnya ia membantu tiga napi lain untuk kabur dari penjara, juga dengan helikopter.
Foto: Getty Images/AFP/B. Horvat
Buronan Paling Dicari
Saat menunggu persidangan, pembunuh berantai Theodore Robert Bundy melarikan diri dengan melompat dari jendela perpustakaan pengadilan. Ia berhasil ditangkap kembali. Dari sel tempat mendekam di Colorado, ia kembali berhasil melarikan diri lewat lubang di langit-langit, setelah sebelumnya ia "melakukan diet“ untuk menurunkan berat badan sampai sekitar 15 kg.
Foto: picture-alliance/AP
Mencari Telur Paskah
Walter Stürm dipenjara karena kasus pencurian. Ia melarikan diri pada tahun 1981 dari sebuah penjara di Swiss, dan meninggalkan pesan "Keluar untuk cari telur Paskah“. Baginya pelarian ini merupakan keberhasilannya yang ketiga kali.
Foto: picture-alliance/dpa
Pencarian Besar-besaran
6 Juni 2015, dua narapidana kasus pembunuhan, David Sweat dan Richard Matt, kabur dari penjara kota New York, dengan membuat lubang di dinding sel. Upaya penangkapan kedua buronan ini merupakan salah satu aksi terbesar yang pernah digelar di AS. 26 Juni 2015, Richard Matt tewas dalam baku tembak dengan polisi, sementara David Sweat ditangkap dalam keadaan luka parah dua hari kemudian.
Foto: Getty Images/New York State Governor's Office/D. McGee
8 foto1 | 8
Menteri Kehakiman Perancis Nicole Belloubet, yang tiba di penjara Reau Minggu malam (01/07) mengatakan, kemungkinan besar pelaku menggunakan drone untuk mensurvei lokasi. Petugasnya masih melakukan penyidikan selengkapnya.
Aksi melarikan diri ini terjadi setelah April lalu, pengadilan memvonis Faid hukuman penjara 25 tahun karena menjadi dalang dari perampokan bersenjata tahun 2010 yang menewaskan seorang polisi perempuan.
Ini adalah untuk keduakalinya Faid berhasil kabur secara spektakuler. Tahun 2013, ia melarikan diri setelah meledakkan penjara di utara Perancis dengan dinamit.
vlz/hp (AFP, Reuters)
Kekurangan Tahanan, Penjara Belanda Jadi Rumah Pengungsi
Belanda kekurangan tahanan. Alhasil penjara di Haarlem beralih fungsi jadi penampungan sementara para pengungsi. Di penjara mereka malah merasa aman.
Foto: picture-alliance/AP/M. Muheisen
Jumlah penjahat turun, arus pengungsi melonjak
Belanda telah membuka pintu penjaranya yang kosong untuk mengakomodasi masuknya migran pencari suaka. Tingkat kejahatan di negara itu telah terus menurun selama bertahun-tahun. Puluhan lembaga pemasyarakatan telah ditutup sama sekali. Ketika árus pengungsi melonjak, Badan Pusat Penerimaan Pencari Suaka Belanda melihat penjara-penjara kosong ini sebagai solusi.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Hidup dalam sel
Fotografer Muhammed Muheisen, dua kali peraih pengghargaan Pulitzer Prize dan kepala fotografer Associated Press untuk Timur Tengah, dalam beberapa tahun terakhir memotret krisis pengungsi. Ia mengabadikan kehidupan baru para pengungsi yang ditampung di penjara kosong ini. Tampak dalam foto, seorang gadis Afghanistan bernama Shazia Lutfi melongok dari pintu sel.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Bisa juga jadi salon
Butuh enam bulan bagi sang fotografer untuk diizinkan masuk ke penjara tersebut. Berhari-hari waktu dihabiskannya untuk mengenal pengungsi lebih dekat. tampak dalam foto, Yassir Hajji, asal Irak, tengah merapikan alis istrinya, Gerbia, di sebuah ruang sel.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Belajar bahasa Belanda
Pengungsi tidak diizinkan untuk bekerja, tetapi mereka berlatih berbicara bahasa Belanda dan naik sepeda --keterampilan penting untuk hidup di Belanda. Karena mereka melakukan semua itu di penjara, maka tidak mengusik warga. Pada umunya para pengungsi berkomentar: "Kami di sini di bawah atap, di tempat penampungan, jadi kami merasa aman."
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Bebas untuk tinggal maupun pergi
Para pengungsi tersebut tinggal di penjara sekitar 6 bulan sebelum mendapat keputusan suaka. Mereka bebas untuk tinggal dan pergi kapan saja. Beberapa pengungsi bahkan menjalin persahabatan dengan warga Belanda.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Tak ada penjahat, aman untuk tinggal
Seorang pengungsi Suriah bahkan berkata pada Muhesein, bahwa penjara ini memberinya harapan untuk hidup. “Jika sebuah penjara tak ada tahanannya, maka artinya ini adalah negara yang aman, dimana saya ingin hidup.” Pengungsi lainnya,asal Afghanistan --Siratullah Hayatullah tampak asyik minum teh dengan tenang di depan kamarnya.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Fasilitasnya lengkap
Pengungsi Afghanistan Siratullah Hayatullah mencuci pakaiannya di ruang cuci. Infrastruktur dalam penjara cukup lengkap sehingga memudahkan pengungsi untuk menjalani hidup mereka sementara.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Tanpa diskriminasi
Pengungsi asal Maroko ini berpose di dalam kamarnya di penjara. Ia seorang gay. Selama di sini, tak pernah ia merasakan diskriminasi. Sebelumnya penjara di Belanda pernah dimanfaatkan juga untuk menampung tahanan dari Belgia dan Norwegia.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Bebas beribadah
Pengungsi Irak, Fatima Hussein beribadah di ruangannya di bekas penjara de Koepel di Haarlem.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Sehat jasmani dan rohani
Meski boleh keluar masuk penjara sesuka hati, bisa jadi kadang-kadang timbul rasa bosan. Mereka bisa juga berolah raga untuk mengisi waktu senggang.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Main basket juga bisa
Pengungsi asal Mongolia, Naaran Baatar, berusia 40 tahun. Di penjara, ia bisa main basket. Di hatinya terpupuk harapan akan hidup baru dan kebebasan.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Menenun harapan haru
Pengungsi Somalia, Ijaawa Mohamed, duduk di kursi di luar ruangan. Meski tinggal di penjara, mereka rata-rata merasa aman dan menenun harapan atas kehidupan baru. Editor : ap/as (nationalgeograpic,smh,nbc,dailymail)
Foto: Muhammed Muheisen (ap)