Kepolisian Rusia menegaskan pihaknya segera menertibkan aksi demonstrasi ilegal yang mendukung pemimpin oposisi Alexei Navalny. Puluhan pengunjuk rasa dilaporkan telah ditangkap dan ditahan di kantor polisi.
Iklan
Aksi protes mendukung kritikus Kremlin yang saat ini tengah dipenjara, Alexei Navalny dimulai di kota Khabarovsk, tenggara Rusia pada hari Sabtu (23/01). Puluhan demonstran ditahan pihak kepolisian tak lama setelah aksi unjuk rasa berlangsung.
Perbedaan waktu tujuh jam lebih cepat dari ibu kota Moskow menjadi alasan aksi protes dimulai di Khabarovsk. Demonstrasi mendukung Navalny rencananya berlangsung di lebih dari 90 kota di seluruh Rusia.
Unjuk rasa terus berlanjut meski polisi menyatakan demonstrasi tersebut ilegal dan menegaskan aksi mereka akan "segera ditumpas."
Di Moskow, para pengunjuk rasa berencana bertemu di pusat Lapangan Pushkin pada Sabtu siang (23/01) waktu setempat dan berjalan menuju Kremlin.
Apa yang diinginkan pengunjuk rasa?
Para pendukung menuntut pembebasan Navalny.
Iklan
Dia ditangkap sekembalinya ke Rusia dari Jerman pada 17 Januari lalu, setelah sempat mengalami keracunan. Pemimpin oposisi itu dijatuhi hukuman penjara 30 hari karena melanggar ketentuan hukuman percobaan yang dijatuhkan pada tahun 2014 atas tuduhan penipuan.
Para Pengkritik Pemerintah Ini Telah Merasakan Pahitnya Racun
Tindakan meracuni orang telah digunakan badan intelijen selama lebih dari satu abad. Racun yang dimasukan ke dalam makanan/minuman sering jadi senjata pilihan, seperti dalam kasus pembunuhan Munir, 2004.
Foto: AFP/Getty Images/Dewira
Alexei Navalny
Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny dilarikan ke rumah sakit di Siberia, setelah merasa tidak enak badan dalam penerbangan ke Moskow. Para ajudannya menuduh bahwa Navalny diracun sebagai balas dendam atas kampanyenya melawan korupsi. Mantan pengacara (44) itu menenggak teh hitam sebelum lepas landas dari bandara Omsk. Timnya meyakini teh tersebut mengandung racun yang membuatnya koma.
Foto: Getty Images/AFP/K. Kudrayavtsev
Pyotr Verzilov
Pada 2018, aktivis keturunan Rusia-Kanada, Pyotr Verzilov dilaporkan dalam kondisi kritis setelah diduga diracun di Moskow. Peristiwa itu terjadi tak lama setelah dia mengkritik sistem hukum Rusia dalam sebuah wawancara TV. Verzilov, juru bicara tak resmi untuk grup band feminis Pussy Riot ini akhirnya dipindahkan ke rumah sakit di Berlin. Dokter mengatakan "sangat mungkin" dia telah diracuni.
Foto: picture-alliance/dpa/Tass/A. Novoderezhkin
Sergei Skripal
Mantan mata-mata Rusia berusia 66 tahun, Sergei Skripal, ditemukan tak sadarkan diri di bangku yang terletak di luar pusat perbelanjaan di kota Salisbury, Inggris. Ia disebut terpapar racun saraf Novichok. Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menyebut situasi itu "tragis", tetapi berkata "Kami tidak punya informasi tentang apa yang menjadi penyebab" insiden itu.
Foto: picture-alliance/dpa/Tass
Kim Jong Nam
Saudara tiri Kim Jong Un ini tewas pada 13 Februari 2018 di bandara Kuala Lumpur, setelah dua perempuan diduga mengoleskan racun saraf kimia VX di wajahnya. Pada bulan Februari, pengadilan Malaysia mendengar bahwa Kim Jong Nam telah membawa selusin botol penawar racun saraf mematikan VX di tasnya pada saat keracunan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/S. Kambayashi
Alexander Litvinenko
Mantan mata-mata Rusia, Alexander Litvinenko pernah bekerja untuk Dinas Keamanan Federal (FSB) sebelum ia membelot ke Inggris. Ia lalu menjadi jurnalis dan menulis dua buku tuduhan terhadap FSB dan Putin. Ia jatuh sakit setelah bertemu dengan dua mantan perwira KGB dan meninggal pada 23 November 2006. Penyelidikan menemukan, ia dibunuh oleh radioaktif polonium-210 yang dimasukkan ke dalam tehnya.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Kaptilkin
Viktor Kalashnikov
Pada November 2010, dokter di rumah sakit Charité Berlin menemukan kadar merkuri yang tinggi di dalam tubuh pasangan pengkritik pemerintah Rusia. Terdapat 3,7 mikrogram merkuri di tubuh Kalashnikov, seorang jurnalis lepas dan mantan kolonel KGB. Sementara di tubuh istrinya terdapat 56 mikrogram merkuri. Kalashnikov mengatakan kepada majalah Jerman Focus, bahwa "Pemerintah Rusia meracuni kami."
Foto: picture-alliance/dpa/RIA Novosti
Viktor Yushchenko
Pemimpin oposisi Ukraina Yushchenko jatuh sakit pada September 2004 dan didiagnosis dengan pankreatis akut yang disebabkan infeksi virus dan zat kimia. Penyakit itu mengakibatkan kerusakan wajah, perut kembung akibat gas berlebih dan penyakit kuning. Dokter mengatakan perubahan pada wajahnya berasal dari chloracne, akibat dari keracunan dioksin. Yushchenko mengklaim, agen pemerintah meracuninya.
Foto: Getty Images/AFP/M. Leodolter
Aktivis HAM Munir diracun dalam penerbangan ke Amsterdam tahun 2004
Munir Said Thalib, aktivis KONTRAS tewas diracun dengan arsenium dalam penerbangan ke Amsterdam dengan pesawat Garuda, September 2004. Kasusnya sampai sekarang belum terungkap tuntas, sekalipun ada tertuduh yang diadili dan dijatuhi hukuman penjara. Pemerintahan Jokowi hingga kini menolak mengusut kembali kasus ini.
Foto: AFP/Getty Images/Dewira
Khaled Meshaal
Pada 25 September 1997, badan intelijen Israel berusaha membunuh pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, di bawah perintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dua agen menyemprotkan zat beracun ke telinga Meshaal saat dia masuk ke kantor Hamas di Amman, Yordania. Upaya pembunuhan tersebut tidak berhasil dan tidak lama kemudian kedua agen Israel tersebut ditangkap.
Foto: Getty Images/AFP/A. Sazonov
Georgi Markov
Pada 1978, pengkritik pemerintah Bulgaria, Georgi Markov, merasakan tusukan di pahanya saat sedang menunggu di halte bus. Dia membalikkan badan dan melihat seorang pria membawa payung. Setelahnya sebuah benjolan kecil muncul di pahanya dan empat hari kemudian dia meninggal. Otopsi menemukan dia dibunuh dengan zat 0,2 miligram risin. Banyak yang percaya panah beracun itu ditembakkan dari payung.
Foto: picture-alliance/dpa/epa/Stringer
Grigori Rasputin
Pada 30 Desember 1916, Grigori Rasputin yang dipercaya punya kekuatan mistik tiba di Istana Yusupov di St Petersburg atas undangan Pangeran Felix Yusupov. Di sana, Rasputin memakan kue yang telah dicampur dengan kalium sianida. Kemudian Rasputin juga menenggak anggur yang gelasnya telah dilapisi sianida. Tidak berhasil diracun, Rasputin akhirnya ditembak dan dibunuh.
Foto: picture-alliance/ IMAGNO/Austrian Archives
11 foto1 | 11
Rusia menindak pendukung di media sosial
Menyusul penangkapan Navalny, banyak orang Rusia meramaikan jagat maya melalui sejumlah media sosial termasuk TikTok dan Tinder.
Bentuk dukungan ini mendorong pengawas media Rusia Roskomnadzor, yang mengancam akan memberlakukan denda pada platform tersebut jika mereka tidak menghapus sejumlah konten anak di bawah umur yang turut berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa.
Pada Jumat malam (22/01), pihak berwenang mengatakan TikTok telah menghapus 38% postingan yang dianggap ilegal, sementara YouTube telah menghapus 50% postingan yang sudah ditandai regulator Rusia.
Rekan Navalny mendesak warga Rusia untuk turun ke jalan meskipun mendapat tekanan dan menjanjikan bantuan keuangan kepada mereka yang dikenai denda.
Dalam sebuah postingan di akun Instagram miliki istri Navalny, Yulia, mengatakan dia akan bergabung dalam aksi protes di Moskow: "Untuk saya, untuk dia, untuk anak-anak kami, untuk nilai-nilai dan cita-cita yang kami miliki."
Dalam upaya untuk menggalang dukungan, tim Navalny juga merilis video tentang sebuah istana mewah di Laut Hitam yang mereka duga milik Presiden Rusia Vladimir Putin - isu yang dibantah Kremlin. Klip itu telah dilihat lebih dari 60 juta kali pada Jumat malam (22/01).
Beberapa orang yang dekat dengan Navalny, termasuk aktivis terkemuka Lyubov Sobol dan juru bicaranya Kira Yarmysh, ditahan hari Kamis (21/01).
Pihak berwenang juga mengatakan mereka telah meluncurkan penyelidikan kriminal terhadap pendukung Navalny karena mendesak anak di bawah umur untuk menghadiri demonstrasi ilegal di jejaring sosial.