Enam militan Islam berencana menyerang kantor polisi di Tuban, Jawa Timur, setelah pimpinannya ditangkap.
Iklan
Polisi terlibat dalam tembak-menembak selama beberapa jam dengan kelompok teroris di Tuban. Enam anggota militan tewas ditembak dalam insiden hari Sabtu lalu (8/4).
Polisi kemudian menyita dua senjata, amunisi dan walkie-talkie dari militan yang terbunuh, kata juru bicara kepolisian Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Brigjen Polisi Rikwanto hari Minggu (9/4).
Insiden itu berawal ketika kelompok militan yang mengendarai mobil melepaskan tembakan ke arah dua petugas polisi yang mendekati kendaraan mereka dekat sebuah pos polisi lalu lintas.
Mobil itu kemudian melarikan diri dengan kecepatan tinggi lalu terhenti di dekat ladang jagung. Para militan menolak menyerah dan berusaha lari, namun terpojok dalam kepungan polisi. Setelah tembak-menembak panjang, enam militan itu tertembak mati.
Brigjen Polisi Rikwanto menerangkan, para militan terkait dengan kelompok jihadis Jemaah Anshorut Daulah (JAD) yang berusaha ingin membalas penangkapan pimpinannya, Zainal Anshori. Gembong JAD itu ditangkap polisi hari Jumat di Lamongan, Jawa Timur.
"Rencana enam orang itu untuk menyerang polisi di Tuban. Mereka diperintahkan oleh Zainal Anshori (untuk melakukan itu), jika dia tertangkap," kata Rikwanto.
Hari Jumat lalu (7/4) satuan antiteror Densus 88 menangkap pimpinan JAD Zainal Anshori bersama dua anggota militan ketika mereka sedang merencanakan serangan terhadap kantor polisi. Jamaah Anshorut Daulah adalah kelompok militan Islam yang sudah mendeklarasikan kesetiaan pada jaringan teror ISIS.
Indonesia selama belasan tahun terakhir menjadi sasaran serangan-serangan teror besar, yang dimulai dengan bom Bali 2002 yang menewaskan lebih 200 orang, kebanyakan wisatawan asing.
Dalam beberapa tahun terakhir, ancaman yang baru muncul dari para militan simpatisan ISIS. Januari 2016, beberapa anggota militan melakukan serangan bom dan penembakan dekat pusat perbelanjaan Sarinah di jalan Thamrin, Jakarta.
Apa dan Siapa 'Islamic State' (ISIS)?
Islamic State (ISIS) merupakan kelompok sempalan Al Qaida yang meninggalkan jaringan teroris itu, untuk bergerak ke arah yang lebih militan.
Foto: Getty Images/AFP/D. Souleiman
Darimana ISIS berasal?
Islamic State dikenal dengan berbagai nama: IS, ISIL, ISIS dan Daesh. Mereka merupakan sempalan jaringan Al Qaida dengan ideologi Islam yang militan. ISIS lahir setelah invasi pasukan sekutu yang dipimpin Amerika ke Irak pada tahun 2003. Dipimpin oleh Abu Bakar al-Baghdadi, kelompok ini ingin menciptakan negara Islam, atau "khilafah" di Irak, Suriah dan seterusnya.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Dimana ISIS beroperasi?
ISIS diyakini beroperasi di 18 negara di seluruh dunia. Organisasi ini mengendalikan sejumlah wilayah di Irak dan Suriah. Secara de facto, ibukotanya di Raqqa, Suriah. Namun kelompok ini telah kehilangan lebih dari seperempat dari wilayahnya sejak Januari 2015.
Siapa yang memeranginya?
Ada banyak kelompok yang terlibat dalam memerangi sepak terjang ISIS. Amerika Serikat memimpin serangan koalisi internasional yang beranggotakan lebih dari 50 negara, termasuk beberapa negara Arab. Rusia telah melakukan serangan udara dalam mendukung pemerintah Suriah. Pasukan regional, seperti Peshmerga Kurdi (dalam gambar) memerangi ISIS dalam gerakan bawah tanah.
Foto: picture-alliance/abaca/H. Huseyin
Bagaimana ISIS mendanai aktivitasnya?
Salah satu sumber utama pendapatan kelompok itu dari minyak dan gas. ISIS menguasai sekitar sepertiga dari produksi minyak Suriah. Pasukan koalisi yang dipimpin AS sengaja menargetkan sasaran tempur pada aset berharga mereka. Sumber pendapatan lain di antaranya dari pajak, uang tebusan dan penjualan barang antic hasil jarahan.
Foto: Getty Images/J. Moore
Dimana saja ISIS melakukan serangan teroris?
ISIS mengaku bertanggung jawab atas sejumlah serangan teroris di seluruh dunia. Teror paling mematikan sampai saat ini adalah bom bunuh diri tahun 2016 di ibukota Irak, Baghdad, di mana lebih dari 200 orang tewas. Pemimpin ISIS mendorong serangan yang disebut "lone wolf" di mana setiap individu yang mendukung ISIS dapat melaksanakan aksi terornya tanpa keterlibatan organisasi.
Apa taktik lain yang digunakan?
Kelompok ini menggunakan berbagai taktik untuk memperluas kekuasaannya. Milisi ISIS telah menjarah dan menghancurkan artefak bersejarah di Suriah dan Irak dalam upaya "pembersihan budaya". Ribuan perempuan dari kelompok agama minoritas diperbudak. Kelompok ini juga menggunakan media sosial sebagai alat propaganda dan perekrutan.
Foto: Getty Images/AFP/J. Eid
Berapa banyak orang telah melarikan diri dari konflik?
Akibat dari konflik berkepanjangan, sekitar enam juta warga Suriah telah melarikan diri dari tanah air mereka. Mereka mencari perlindungan ke negara-negara tetangga:Libanon, Yordania dan Turki. Namun banyak juga yang mengungsi lebih jauh, yaitu ke Eropa. Akibat kekerasan yang dilakukan ISIS, lebih dari tiga juta warga Irak kehilangan tempat tinggal. Ed: (ap/rzn)