Polisi menemukan dan menyita ratusan buku untuk anak-anak, yang berisi propaganda organisasi teror ISIS. Buku-buku itu ditemukan di rumah pelaku serangan Medan hari Minggu.
Iklan
Buku-buku bagi anak-anak itu memuat tulisan dalam bahasa Indonesia dan dilengkapi sejumlah gambar. Tulisan berisi informasi cara melakukan perang jihad sesuai dengan paham ISIS. Juga berisi pesan-pesan untuk mendorong anak-anak agar mati sebagai syuhada dan mendukung perang suci "jihad".
Buku-buku berisi propaganda organisasi teror yang menamakan diri Islamic State (ISIS) tersebut ditemukan polisi di rumah pelaku serangan yang cedera setelah ditembak polisi. Demikian keterangan juru bicara kepolisian Medan, Rina Sari Ginting. Ia menambahkan, buku-buku itu tampaknya dirancang dan dicetak oleh penyerang yang rumahnya digrebeg polisi.
Dari dua pelaku serangan hari Minggu (25/6), seorang penyerang lainnya ditembak mati polisi di lokasi serangan, yaitu markas polda Medan.
Polisi menyatakan menduga keras, para penyerang bukan hanya bermaksud untuk membunuh polisi dalam serangan hari Minggu , melainkan juga untuk merampas senjata aparat keamanan. Berkaitan dengan serangan tersebut, polisi memeriksa 12 orang. Salah seorang dari mereka sudah ditetapkan sebagai tersangka, dan diduga membantu penyerang dengan mengawasi kantor polda Medan. Demikian Rina Sari Ginting. Kini polisi juga menyelidiki apakah mereka berhubungan dengan orang-orang yang tersangka terlibat serangan teror, dan ditangkap tanggal 6 Juni lalu.
Istri pria pelaku yang cedera ditembak polisi mengatakan kepada aparat penyidik, suaminya berada di Suriah selama enam bulan pada tahun 2013. Diduga yang bersangkutan menjadi "jihadis" mendukung kelompok teror khilafat ISIS.
Marawi: Menyerah atau Mati
Pertempuran terus berkobar antara milter Fillipina lawan milisi ISIS yang masih kuasai sebagian kota Marawi. Sejauh ini 100 orang tewas, beberapa diantaranya jihadis asing. Kota dinyatakan kawasan darurat perang.
Foto: Getty Images/J. Aznar
Jihadis ISIS Masih Bertahan
Militer Filipina belum berhasil sepenuhnya membebaskan kota Marawi dari cengkraman jihadis Islamic State (ISIS). Sampai hari ke-8 operasi militer, masih terus terdengar kontak senjata di jalanan kota di selatan Filipina itu.
Foto: Getty Images/J. Aznar
Kibaran Bendera Hitam Teroris
Milisi gerombolan "Maute" menyerang kota dan mengibarkan bendera hitam ISIS, setelah militer menangkap salah satu pentolannya di kota Marawi. Milisi Maute di Mindanao telah menyatakan kesetiaan kepaada kalifat ISIS.
Foto: Reuters/E. de Castro
Korban Tewas di Pinggir Jalan
Teroris kalifat Islamic State (ISIS) menunjukkan kebrutalannya dalam perang melawan tentara pemerintah Filipina. Kaum jihadis juga tak kenal ampun membunuh anak-anak
dan melemparkan jasadnya ke parit di pinggir jalan.
Foto: Getty Images/J. Aznar
Helikopter Ganggu Puasa Ramadan
Militer Filiipina juga gempur jihadis "Maute" dari udara menggunakan helikopter. Seorang jurubicara pemerintah meminta maaf kepada warga Muslim Marawi, karena dengan itu menganggu ibadah puasa mereka.
Foto: Reuters/E. de Castro
Darurat Militer Basmi Separatisme
Presiden Rodrigo Duterte menetapkan status darurat perang di kawasan Marawi dan sekitarnya. Ia juga menyerukan kelompok separatis moderat untuk bergabung dalam ketentaraan. Sejak tahun 1960-an militer berperang untuk menumpas kaum separatis Muslim di kawasan selatan Filipina.
Foto: Getty Images/J. Aznar
Warga Mengungsi
Lebih 90 persen penduduk kota Marawi telah mengungsi meninggalkan kotanya yang dikoyak pertempuran. Banyak yang tergesa-gesa dan panik menyelamatkan diri dengan meninggalkan harta benda miliknya.
Foto: Getty Images/J. Aznar
Marawi Membara
Kontak senjata hebat terus terjadi di sejumlah bagian kota. Marawi kian membara. Jumlah korban tewas terus bertambah, banyak jasad bergelimpangan di jalanan. Organisasi bantuan lokal melaporkan lebih 100 orang tewas dalam pertempuran.
Foto: Getty Images/J. Aznar
Terkepung dan Mengharap Evakuasi
Lebih 2000 warga masih terjebak di dalam kota dan mengharap segera dievakuasi. Saat ini mereka tersebar di 38 kamp penampungan sementara di kota Marawi yang terus dikoyak kontak senjata.
Foto: Reuters/E. de Castro
Yakin Menang
"Mereka yang tidak mau menyerah, akan mati". Begitu ancaman jurubicara militer terhadap jihadis "Maute" di kota Marawi. Tapi militer masih harus bekerja keras bertempur melawan kaum militan, untuk merebut kawasan kota, jalan demi jalan dan rumah demi rumah. Penulis: Peter Hille (as/ml)
Foto: Reuters/E. de Castro
9 foto1 | 9
Juru bicara kepolisian menambahkan keterangan ini masih diselidiki dan diperdalam. Ditambahkan pula, dari pola serangan bisa dilihat bahwa mereka termasuk jaringan teror Jemaah Ansharut Daulah (JAD). Dalam daftar Departemen Luar Negeri AS, organisasi ini termasuk kategori organisasi teroris, dan berafiliasi dengan ISIS. Mereka dikatakan punya ratusan pendukung di Indonesia.
Dalam beberapa tahun terakhir, simpatisan ISIS di Indonesia melancarkan sejumlah serangan. Antara lain serangan di terminal bis Kampung Melayu, Jakarta Timur bulan lalu. Selain anggota sel teror yang berada Indonesia, dikhawatirkan pula ancaman dari warga Indonesia yang berangkat ke Suriah untuk mendukung kelompok teror ISIS.
Sebagian sudah terdeteksi aparat intelejen tela kembali lagi ke Indonesia. Sementara sisanya kemungkinan akan kembali karena posisi ISIS yang makin terdesak dan dikhawatirkan melancarkan serangan di Indonesia atau negara jiran. Polisi juga menduga, pelaku serangan Medan punya kaitan dengan pelaku serangn di terminal bis Kampung Melayu, Jakarta.
ml/as (rtr, bbc)
Inilah 5 Fakta Penting Seputar Bom Bunuh Diri di Kampung Melayu
Ledakan bom di Terminal Kampung Melayu tewaskan lima orang. Berikut beberapa fakta penting yang telah diketahui dari insiden tersebut.
Foto: Reuters/D.Whiteside
Jadi Korban Saat Amankan Pawai Obor
Ketiga polisi yang tewas tengah bertugas mengamankan pawai obor menjelang Ramadhan di sekitar Kampung Melayu. Ridho Setiawan, Taufan Tsunami dan Imam Gilang Adinatayang akan dimakamkan hari Kamis (25/5). Prosesi pemakaman dipimpin oleh Kapolres Bekasi, Tangerang Selatan, dan Jakarta Selatan.
Foto: Reuters/D.Whiteside
Ada Dua Ledakan
Ledakan pertama terdengar pada pukul 21.00 WIB dan ledakan kedua lima menit setelahnya. Saksi kunci yang mengungkap kronologi ledakan adalah Bripda Febrianto Sinaga, polisi yang ditugaskan untuk mengantisipasi pawai obor di terminal Kampung Melayu.
Foto: Reuters/Antara Foto
Sulit Identifikasi Pelaku
Kepala instalasi forensik RS Polri Dokter Kombes Edi Purnomo mengakui kesulitan mengidentifikasi jenazah korban serangan bom, yang diduga sebagai pelaku. "Kalau yang satu tubuh semua memungkinkan, kalau tercerai berai agak sulit karena tangan dan kakinya terpisah. Apakah itu satu bagian saya belum bisa pastikan."
Foto: picture-alliance/AP Photo/D. Alangkara
Bom Panci Mirip Bom di Bandung
Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Setyo Wasisto mengatakan bom bunuh diri yang meledak berjenis bom panci, mirip seperti bom yang meledak di Bandung bulan Februari lalu. Polisi menemukan struk pembelian panci bertanggal 22 Mei dari sebuah toko di Padalarang, pada salah satu saku pelaku yang tewas.
Foto: picture-alliance/AP Photo/D. Alangkara
Jokowi: Usut Tuntas Jaringan Pelaku
Presiden RI memerintahkan Kapolri Tito Karnavian "untuk mengusut tuntas jaringan pelaku dan mengejar sampai ke akar-akarnya. Karena kita tahu dari korban yang ada, ini sudah keterlaluan. Korban-korban yang ada, tukang ojek jadi korban, sopir angkot jadi korban, penjual kelontong jadi korban, polisi jadi korban."