1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Politik Timur Tengah Menanti Obama

15 Januari 2009

Negara-negara Arab belum sependapat menanggapi konflik di Gaza dan kegiatan gerakan Hamas. Eropa masih ragu-ragu. Semua menanti prakarsa pemerintahan baru di Amerika Serikat.

Foto: AP

Harian Swiss Neue Zürcher Zeitung yang terbit di Jenewa berkomentar:

Sementara pasukan Israel terus mendesak ke pusat kota Gaza, negara-negara Arab bertengkar soal penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi mengenai perang. Mesir dan Arab Saudi ingin membujuk Hamas mengubah haluan politiknya. Sementara Suriah dan sekutu-sekutunya ingin perlawanan dilanjutkan. Silang pendapat antara negara-negara Arab ini yang ingin dihindari Arab Saudi dengan menolak gagasan penyelenggaraan konferensi khusus.

Harian Austria Salzburger Nachrichten menulis:

Ada ketegangan regional antara kubu pro Hamas, yang diwakili oleh Suriah dan Iran, dengan fraksi anti Hamas, yang dipimpin oleh Mesir dan Arab Saudi. Yang harus membayar mahal kalkulasi politik itu adalah warga sipil yang terjerat di antara kedua front. Tapi dalam konflik Gaza, Suriah dan Iran ternyata sangat menahan diri. Mereka kelihatannya ingin terlebih dahulu mempelajari perubahan politik luar negeri Presiden terpilih Amerika Serikat, Barack Obama, yang mengisyaratkan kesediaan untuk membuka pintu dialog. Dalam hal ini, baik Damaskus maupun Teheran bisa menarik banyak keuntungan.

Harian Italia “La Stampa” menilai:

Dalam kaca mata Israel, gempuran berdarah selama 20 hari ke wilayah Gaza dinilai sebagai aksi militer yang berhasil. Hamas menderita pukulan yang hebat, baik kekuatan politik maupun kekuatan militernya berhasil dipatahkan, dan di pihak Israel hampir tak ada korban. Lebih lanjut dijelaskan, serangan itu setidaknya telah memulihkan citra kekuatan militer Israel dan berhasil membatasi kemungkinan Hamas melesatkan roketnya ke wilayah Israel. Hanya saja satu persoalan tetap belum bisa terpecahkan: bagaimana di masa depan bisa dijamin, bahwa penyelundupan senjata ke Jalur Gaza yang selama ini didanai oleh Teheran akan berhenti. Hamas tetap menentang kehadiran misi internasional di kawasan perbatasan.

Harian Perancis DNA menyoroti upaya Eropa menengahi konflik Gaza:

Apakah konsep penyelesaian konflik yang digagas Mesir akan diterima Hamas? Menteri Luar Negeri Spanyol yakin, sementara yang lainnya skeptis. Dalam konflik ini Eropa memang angkat suara, tapi tidak punya jawaban. Menekan Israel adalah langkah mudah bagi Eropa. Tapi Eropa menunggu Barack Obama dan menunggu Amerika Serikat mengambil tanggung jawab.

Menanggapi munculnya seruan Osama bin Laden untuk memerangi Israel harian Inggris Times berkomentar:

Enam hari sebelum Bush meninggalkan jabatannya, Osama bin Laden kembali bersuara mengejek Amerika. Melalui rekaman suara yang disebar lewat internet, ia menyerukan kepada umat muslim di seluruh dunia agar membantu perjuangan warga Palestina. Tapi pesan itu sebenarnya ditujukan kepada Amerika. Sekalipun sudah berlangsung selama delapan tahun, perang melawan teror gagal karena berbagai kesalahan politis dan strategis. (sl/hp)