Daging sapi adalah protein yang paling mahal, jika diukur dari kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan dengan memberi makan dan mengembangbiakkan ternak. Demikian hasil sebuah studi.
Iklan
Produksi daging sapi perlu areal tanah 28 kali lebih luas daripada yang rata-rata diperlukan untuk memproduksi susu, telur, daging ayam atau babi. Demikian hasil penelitian yang diterbitkan dalam majalah Proceedings of the National Academy of Sciences. Pengembangbiakkan sapi juga perlu air 11 kali lebih banyak daripada untuk penghasilan protein lain. Demikian dinyatakan para peneliti di Bard College di New York, Yale University di Connecticut dan Weizmann Institute of Science di Rehovot, Israel.
Ilmuwan juga mengungkap bahwa daging sapi menyebabkan lebih banyak polusi, menghasilkan lima kali lebih banyak emisi gas rumah kaca, dan pupuk yang bahan asalnya dari kotoran sapi mengandung enam kali lebih banyak nitrogen daripada dari hewan lainnya. "Konsekuensinya, produksi daging sapi tidak menggunakan sumber daya seefisien hewan lainnya." Studi juga menyebutkan bahwa daging sapi rata-rata berharga 10 kali lipat sumber protein lainnya. 7% sumber kalori dalam makanan yang biasanya dimakan di AS berasal dari daging sapi, demikian hasil studi.
Rekomendasi kurangi konsumsi daging sapi
Untuk mengurangi sebaik mungkin beban bagi lingkungan hidup, para ilmuwan merekomendasikan untuk mengurangi konsumsi daging sapi. Menambah jumlah ternak untuk dimakan adalah praktek yang meningkatkan seperlima emisi gas rumah kaca, juga mencemari air dan mengurangi keanekaragaman hayati. Demikian dinyatakan para ilmuwan.
Studi didasari data yang dikumpulkan selama satu dekade tentang tanah, air untuk irigasi dan pupuk. Pengumpulan data dilakukan Departemen Pertanian, Departemen Dalam Negeri dan Departemen Energi AS. Peneliti menggunakan data dari tahun 200-2010 itu untuk menghitung jumlah sumber daya yang diperlukan untuk memproduksi makanan hewan bagi setiap ternak yang bisa dimakan.
Menurut penelitian, setiap 10 kalori yang diberikan untuk ayam dan babi sama dengan satu kalori yang dikonsumsi manusia. Sedangkan untuk sapi jumlahnya hampir empat kali lebih tinggi. Ayam, babi, telur dan produk susu rata-rata biayanya sama, sementara daging sapi selalu lebih tinggi. Ilmuwan tidak mengikutsertakan ikan dalam penelitian, karena kurangnya data tentang jumlah makanan ikan dan jumlah kalorinya yang kecil dalam menu yang biasa dimakan di AS.
Produsen daging protes
Wakil industri daging sapi mempertanyakan metode yang digunakan peneliti, dan mengatakan dalam beberapa tahun terakhir perbaikan sudah dilakukan dalam hal lingkungan. Mereka juga mengemukakan, bahwa industri daging sapi AS menghasilkan emisi gas rumah kaca lebih sedikit dibanding negara produsen lainnya.
Kiat Mengurangi Emisi Karbon Pertanian
Emisi karbon tahunan dari pertanian global dapat ditekan hingga sebanyak 90 persen pada tahun 2030, atau setara dengan menghilangkan seluruh kendaraan bermotor dari muka bumi. Berikut 10 strategi yang dianjurkan.
Foto: Fotolia/ArtHdesign
Mengubah Kebiasaan Makan
Laporan terbaru Climate Focus dan Asosiasi Lingkungan Kalifornia menyebut kiat terpenting dalam mitigasi produksi karbon pertanian adalah mengurangi konsumsi daging merah dan produk susu, karena pemamah biak mempunyai jejak karbon yang cukup tinggi. Laporan tersebut menganjurkan pengurangan konsumsi daging sebagai alternatif rendah karbon untuk semua negara.
Foto: Fotolia
Menggalakkan Arang Hayati
'Biochar' atau arang hayati kini tengah dijajaki sebagai perangkap karbon untuk mengurangi emisi karbondioksida. Arang hayati juga dapat ditanam untuk meningkatkan kesuburan dan produktivitas pertanian. Seperti arang biasa, biochar diciptakan dengan membakar biomassa tanpa oksigen. Apabila marak digunakan pada lahan pertanian, potensi pemerangkapan karbon oleh bumi dapat ditingkatkan.
Foto: picture-alliance/dpa
Menekan Metana Sapi
Gas metana yang dihasilkan sapi melalui proses fermentasi dalam pencernaan, mengakibatkan kerusakan pada atmosfer. Dengan memperbaiki kualitas pangan pada lahan penggembalaan, atau pakan ternak yang diproduksi pabrik, maka produksi daging dan produk susu akan memerlukan lebih sedikit hewan ternak, dan otomatis mengurangi emisi metana.
Foto: DW/C. Bleiker
Berhenti Menghamburkan Makanan
Pada sektor energi dan transportasi, banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan efisiensi berbagai sistem. Namun sebaliknya, bisnis produksi makanan internasional justru sangat tidak efisien, menurut laporan. Di banyak negara, kehilangan pasca panen dan penghamburan makanan oleh konsumen sepanjang rantai suplai mencapai 30 persen lebih dari total produksi.
Foto: picture-alliance/dpa
Tingkatkan Pemerangkapan Karbon
Potensi penyimpanan karbon pada lahan penggembalaan adalah salah satu bidang yang belum banyak dijamah dalam mitigasi karbon pertanian, namun berpotensi besar, demikian menurut Organisasi Pangan dan Pertanian FAO. Pakar mengatakan bahwa dengan rehabilitasi lahan penggembalaan di Brasil, Cina dan Kenya, lahan yang selama ini salah penanganan dapat menyerap lebih banyak karbon dan mengurangi CO2.
Foto: DANIEL GARCIA/AFP/Getty Images
Efisiensi Pemupukan
Menurut laporan, Cina dan India adalah dua negara yang mengeksploitasi pemakaian pupuk sintetis. Amerika Serikat cukup efisien dalam hal input pupuk untuk setiap unit output, namun banyak lahan pertanian yang dapat diperbaiki terkait aplikasi gizi tanaman. Produksi pupuk sintetis secara berlebihan dari produk olahan industri minyak bumi menciptakan karbondioksida dalam jumlah besar.
Foto: CC/Rishwanth Jayaraj
Kurangi Emisi Kotoran Ternak
Produk akhir kotoran ternak yang membusuk adalah metana dan karbondioksida, keduanya merusak atmosfer. Laporan Climate Focus dan Asosiasi Lingkungan Kalifornia menemukan bahwa praktik mitigasi berbiaya rendah dalam mengelola kotoran ternak tersedia, namun alternatif terbaik sangat mahal dan tidak meningkatkan produktivitas peternakan. Uni Eropa, Amerika dan Cina adalah pengemisi terbesar.
Foto: DW/M. Scaturro
Perbaiki Industri Produksi Pupuk
Di Cina, emisi industri produksi pupuk tergolong tinggi karena batubara dipakai sebagai bahan baku dan pabrik yang memproduksi sudah sangat tua dan tidak efisien. Laporan ini merekomendasikan pengurangan besar-besaran jejak karbon dapat tercapai dalam jangka panjang dengan investasi peralatan baru dan konsolidasi industri.
Foto: GOU YIGE/AFP/Getty Images
Berhenti Makan Nasi?
Beras mempunyai salah satu jejak karbon tertinggi di antara tanaman pangan lainnya karena metana yang dihasilkan dari budidaya dalam sistem basah. Memperbaiki manajemen batang padi dan mengeringkan sawah secara reguler dapat mengurangi emisi secara signifikan.
Foto: Getty Images
Pemerangkapan Karbon dengan Wanatani
Metode lain pemerangkapan karbon adalah agroforestry atau wanatani, yakni kombinasi pohon dan semak dengan tanaman pangan. Sistem ini terutama menguntungkan bagi wilayah lembab atau dataran tinggi tropis karena pohon memberi keteduhan dan sejumlah keuntungan lain. Namun data potensi pemerangkapan karbon dengan wanatani masih terbatas, menurut laporan.
Foto: Fotolia/ArtHdesign
10 foto1 | 10
Sedangkan menurut Amy Dickie, yang April 2014 memimpin studi tentang strategi pertanian untuk mengurangi pemanasan global, hasil penemuan itu sesuai dengan hasil penelitian terakhir, yang mengungkap bahwa emisi gas rumah kaca sangat tinggi dalam produksi daging sapi.
"Baik sekali bahwa para penulis juga mempertimbangkan air, nutrisi dan penggunaan tanah. Semuanya jadi sumber penting dan digunakan intensif bagi ternak sapi dan susu," kata Dickie, yang bekerja pada perusahaan konsultasi California Environmental Associates. "Informasi ini harus disampaikan ke masyarakat luas, sehingga orang mengerti konsekuensi pemilihan makanan," ditambahkan Dickie.