Hasil penelitian tim dari Universitas Bordeaux menunjukkan, mereka yang rata-rata menggunakan ponsel lebih dari 15 jam setiap bulannya selama lima tahun, beresiko dua hingga tiga kali lebih besar terkena tumor glioma dan meningioma dibandingkan mereka yang lebih jarang menggunakan ponselnya. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal terbaru Occupational and Environmental Medicine di Inggris.
Dalam 15 tahun terakhir, sebagian besar penelitian akan bahaya penggunaan ponsel gagal menunjukkan hasil yang konklusif. Walau beberapa studi juga menunjukkan hubungan antara glioma dan penggunaan ponsel secara intensif untuk jangka lama.
"Penelitian kami bagian dari tren tersebut. Tapi hasilnya masih butuh konfirmasi lanjutan," ujar Isabelle Baldi dari Universitas Bordeaux. Tim Baldi meneliti 253 kasus glioma dan 194 kasus meningioma di empat kotapraja Perancis antara tahun 2004 dan 2006.
Ponsel tidak bisa dilepaskan lagi dari keseharian kita. Kini tidak bisa dibayangkan hidup tanpa alat komunikasi ini.
Foto: picture-alliance/dpaMartin Cooper, mantan wakil direktur Motorola dengan ponsel model DynaTAC (Dynamic Adaptive Total Area Coverage). Ini adalah telepon genggam pertama yang dijual secara komersil. Motorola memperkenalkannya di tahun 1973. Tapi baru 10 tahun kemudian ponselnya tersedia di pasaran. Beratnya kurang dari satu kilogram dan harganya mahal. Hampir 4000 Dolar AS.
Foto: picture-alliance/dpa70 tahun yang lalu, para pemakai telepon genggan masih harus menenteng alat seberat 12,5 kilogram dengan jangkauan yang sangat terbatas. Karena biaya yang mahal, pengunanya kebanyakan politisi dan pengusaha.
Foto: Museum für Kommunikation FrankfurtTahun 1989 diluncurkan ponsel pertama di pasar yang muat di kantong celana. MicroTAC dari Motorola adalah telepon genggam pertama yang bisa dilipat. Handphone ini memulai tren perangkat yang semakin kecil di sektor ini.
Foto: picture-alliance/dpaTahun 1992 dimulai era ponsel digital. Motorola 3200 adalah ponsel pertama yang mendukung standar ponsel generasi kedua (2G).
Foto: Telekom1994 Short Message Service (SMS) diluncurkan. Dulu tujuannya untuk menyampaikan berita mengenai sinyal buruk atau gangguan jaringan. Pesan dengan 160 karakter secara cepat menjadi layanan ponsel yang paling sering digunakan.
Foto: DW/BrunsmannMulai 1997 semakin banyak jenis ponsel yang tersedia di pasaran. Ponsel lipat dan slide menjadi aksesori favorit. Dipasarkannya model-model yang lebih murah dan diluncurkannya kartu pra bayar menjadikan ponsel sebagai produk massal.
Foto: picture-alliance/dpaNokia 7110 yang diluncurkan 1999 adalah ponsel pertama dengan Wireless Application Protocol (WAP). Dengan begitu pengguna ponsel bisa mengakses internet. Memang bentuknya masih versi teks dari situs, tapi ini langkah revolusioner bagi internet mobile. Setelah itu hadir model yang menyatukan ponsel, pager dan fax.
Foto: imago2007 iPhone pertama dari Apple dengan layar sentuh dluncurkan. Ini bukan smartphone pertama, tapi ponsel pertama dengan tampilan yang mudah digunakan.
Foto: imagoDengan generasi terbaru, rumah, mobil, dan kantor bisa terhubung. Dan perkembangan teknologi smartphone belum berakhir.
Foto: picture-alliance/AA/D. Mareuil Pasien-pasien ini dibandingkan dengan 892 individu sehat dari populasi umum. Tujuannya untuk menemukan perbedaan antara dua kelompok tersebut. Hasilnya, mereka yang menggunakan ponsel secara intensif, khususnya dalam pekerjaan seperti sales, memiliki resiko lebih tinggi. Durasi penggunaan ponsel dalam kategori ini antara dua hingga sepuluh tahun, rata-ratanya lima tahun.
Tapi studi ini juga menemukan beberapa hal yang tidak sesuai dengan investigasi lain yang juga menemukan hubungan antara penggunaan ponsel dan kanker otak. Seperti misalnya, bertentangan dengan penelitian sebelumnya, tim Universitas Bordeaux mengatakan, kanker ditemukan pada sisi yang berlawanan dengan dimana ponsel biasanya digunakan.
Para peneliti mengaku, "Sulit untuk mendefinisikan tingkat resiko, khususnya karena teknologi ponsel terus berkembang."
vlz/hp (afp)