Peningkatan jumlah populasi ini adalah perkiraan dari sebuah yayasan di Jerman yang memantau populasi dunia. Angka populasi 8 miliar disebut akan tercapai di tahun 2023.
Iklan
Di akhir tahun ini akan ada sekitar 7,75 miliar orang yang hidup di Bumi, menurut Yayasan untuk Populasi Dunia Jerman (DSW).
Perkiraan tersebut mengukur bahwa populasi dunia telah meningkat sebesar 83 juta sejak 1 Januari 2019, setara dengan jumlah penduduk Jerman.
Menurut DSW, populasi dunia meningkat sebanyak 156 setiap menit. DSW memperkirakan populasi dunia akan melampaui angka 8 miliar dalam waktu 4 tahun.
Yayasan ini juga memperkirakan bahwa populasi Afrika akan berlipat ganda selama 20 tahun ke depan. Seorang ibu di Afrika rata-rata melahirkan 4,4 anak dibandingkan rata-rata global yaitu 2,4 anak.
Laporan “Prospek Populasi Dunia” PBB yang dirilis pada Juni tahun ini memprediksi bahwa populasi dunia akan tumbuh menjadi 9,7 miliar pada tahun 2050.
Laporan yang sama juga memprediksi bahwa 30 tahun mendatang, lebih dari setengah populasi dunia akan terkonsentrasi di India, Nigeria, Pakistan, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Tanzania, Indonesia, Mesir dan Amerika Serikat.
Selain itu, India diperkirakan akan menyusul Cina sebagai negara terpadat di dunia pada tahun 2027.
gtp/yp (dpa)
Bagaimana Negara-Negara di Dunia Melawan Perubahan Iklim?
Perubahan iklim menyebabkan kenaikan suhu dunia yang kita rasakan sekarang ini. Jika tidak ditanggulangi lebih lanjut, suhu dunia akan terus meningkat. Lalu apa saja upaya yang dilakukan negara-negara di seluruh dunia?
Foto: Getty Images/AFP/G. Cacace
Prancis
Anne Hidalgo, wali kota Paris, telah mengumumkan rencana penanggulangan isu perubahan iklim dengan pembuatan taman kota dan taman-taman lain di sekitar menara Eiffel. Ia akan menambahkan 30 hektar ruang hijau dan 20.000 pohon sampai akhir tahun 2020. Selain untuk menghijaukan kota, taman tersebut juga bisa menjadi sarana rekreasi bagi warga Paris.
Foto: DW/Euromaxx
Italia
Bosco Vertikale (hutan vertikal) adalah bangunan tempat tinggal yang dihiasi dengan pepohonan dan beragam tumbuhan. Menurut sang Arsitek, Stefano Boeri, hutan vertikal ini juga mampu untuk menyerap 30 juta ton karbon dioksida dan memproduksi 19 juta oksigen per tahunnya. Selain itu gedung ini juga dilengkapi dengan sistem pemanas geotermal dan fasilitas pengelolaan air limbah.
Foto: Getty Images/AFP/G. Cacace
Jerman
Setiap awal tahun, Stadtwerke Karlsruhe (perusahaan utilitas publik Karlsruhe) mengajak pelanggan baru jasa listrik ramah lingkungan untuk menanam pohon bersama. Melalui proyek ini, Stadtwerke Karlruhe sudah berhasil menanam lebih dari 5.000 pohon dalam area seluas 7 hektare, yang juga sama dengan besar sekitar sepuluh lapangan sepakbola.
Foto: Andreas Ehmer
Singapura
"Skyrise Greenery Incentive Scheme 2.0" adalah sebuah program dari Dewan Taman Nasional Singapura untuk membiayai sampai 50% dari jumlah biaya instalasi penghijauan atap dan penghijauan vertikal. Tujuan program ini adalah menanggulangi suhu tinggi, memperbaiki kualitas udara dan menyaring partikel debu di udara.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/E. Teister
Myanmar
Jika negara lain andalkan warganya untuk tanam pohon, Myanmar gunakan drone untuk percepat proses tersebut. Kerja sama antara Biocarbon Engineering dan Worldview International Foundation, sebuah organisasi non-profit Myanmar, bertujuan untuk menanam kembali hutan bakau mereka yang menghilang dalam jumlah besar. Rencananya, mereka ingin menanam 1 miliar pohon dalam waktu beberapa tahun ke depan.
Foto: Imago Images/S. M. Prager
Ethiopia
Belum lama ini, Ethiopia menanam lebih dari 350 juta pohon dalam sebuah program kampanye "Green Legacy". Jutaan warga Ethiopia ikut serta dalam aksi penanaman pohon yang dilaksanakan selama kurang lebih 12 jam tersebut. Meski sudah menanam 350 juta pohon, Ethiopia memiliki target yang lebih besar, yaitu menanam 4 miliar pohon pada musim hujan mendatang. (Dari berbagai sumber, Ed.: vv/ml)