Nasib Gajah Sumatera di Bengkulu: Diburu dan Dianggap Hama
Betty Herlina (Bengkulu)
11 Maret 2022
Stigma gajah sebagai hama masih mendominasi penyebab kematian hewan ini. Sebagian masyarakat membunuh gajah yang masuk ke pemukiman penduduk karena dianggap merusak kebun.
Iklan
Keberadaan gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Bengkulu kian terancam. Mengutip data dari Konsorsium Bentang Alam Seblat Bengkulu, saat ini populasi gajah liar yang ada di wilayah Seblat hanya tinggal 50 ekor. Jumlah ini pun terus menyusut setiap tahun.
Anggota Konsorsium Bentang Alam Seblat, Ali Akbar, mengatakan di tahun 1990-an populasi gajah sempat berkisar antara 100 hingga 150 hingga ekor. Dalam satu dasawarsa terakhir angka kematian gajah yang tercatat mencapai 16 ekor. Sementara kurun waktu tahun 2018 hingga 2021, kembali ditemukan tiga ekor gajah mati.
"Jumlahnya terus berkurang. Mayoritas kematian tidak alami bukan karena sakit, sebaliknya diracun, ditembak atau diburu untuk diambil gadingnya. Kondisi ini diperparah dengan habitatnya yang terdesak akibat pembukaan lahan untuk perkebunan dan perambahan kayu," kata Ali pada DW Indonesia.
Gajah di Indonesia tersebar di 23 habitat yang ada di delapan provinsi yakni Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung dan Kalimantan Utara. Jumlah gajah di keseluruhan habitat gajah di Indonesia, diperkirakan berada di antara 1.087 - 1.606 ekor berdasarkan kompilasi data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI) pada tahun 2019.
"Kami tidak punya data yang komprehensif, tetapi penurunan cepat terjadi di beberapa kantong utama di Sumatera seperti Riau, Jambi, Bengkulu dan Aceh," ujar Donny Gunaryadi dari FKGI. Ia menambahkan bahwa pada era tahun 1980-an populasi gajah sumatera di Indonesia diperkirakan sekitar 2.800 hingga 4.800 ekor.
Gajah sumatera ditetapkan sebagai satwa prioritas sesuai dengan SK Direktur Jenderal KSDAE nomor 180/IV-KKH/2015 tentang Penetapan 25 Satwa Terancam Punah Prioritas untuk Ditingkatkan Populasinya Sebesar 10% pada Tahun 2015-2019.
Dianggap musuh dan hama
Stigma gajah sebagai hama masih mendominasi penyebab kematian gajah. Sebagian masyarakat memilih untuk membunuh gajah yang masuk ke pemukiman penduduk dan karena dianggap telahmerusak kebun. Hal ini diungkapkan Anang Widiatmoko warga Desa Sukabaru Kecamatan Marga Sakti Seblat.
"Biasanya di bulan tertentu gajah bergerak masuk ke desa. Ini pernah terjadi di Air Rami dan Teramang Jaya. Saat itu masyarakat akan mengusir gajah kadang dengan api, atau bunyi-bunyian, karena gajah dianggap musuh, hama," ujar Anang.
Donny Gunaryadi dari FKGI mengatakan bahwa sejak tahun 2011 masyarakat telah diinformasikan tidak boleh membunuh gajah. Jika gajah masuk ke desa, mereka harus berusaha menggiring gajah kembali masuk ke habitatnya. "Biasanya panggil petugas yang piket untuk turun membantu," katanya.
Perburuan memang masih menjadi ancaman terbesar gajah menyusul pembunuhan gajah akibat konflik lahan dan jerat-jerat yang mematikan pada gajah di populasi yang terisolasi.
Bagaimana Hewan Mengobati Diri Sendiri?
Menggunakan serangga untuk menyembuhkan luka atau "high" dengan racun ikan buntal, hewan mengetahui banyak rahasia alam untuk mengobati diri sendiri. Manusia, telah mengambil beberapa pelajaran di antaranya.
Foto: Tobias Deschne/Ozouga
Keajaiban zoofarmakognosis orangutan
Jatuh sakit adalah hambatan. Hewan juga berpikir begitu. Banyak spesies berbeda menggunakan obat yang ditemukan di alam untuk mengobati luka mereka atau menyingkirkan parasit, atau dalam beberapa kasus dikonsumsi untuk mabuk. Proses penyembuhan hewan itu sendiri disebut zoofarmakognosis. Baru-baru ini, para peneliti mengamati bagaimana simpanse di Gabon mengobati luka mereka.
Foto: Wegner/imageBROKER/picture alliance
Racun serangga memiliki daya penyembuhan
Para peneliti mencatat beberapa simpanse di Taman Nasional Loango, Gabon, menangkap serangga yang terbang di udara, meremasnya di antara bibir mereka, dan kemudian mengoleskan serangga itu pada lukanya. Mereka tidak hanya mengobati lukanya sendiri, tetapi juga luka simpanse lain. Hal ini menunjukkan, primata mampu melakukan perilaku prososial yang menguntungkan yang lain.
Foto: Tobias Deschne/Ozouga
Belajar dari beruang
Beruang hitam amerika, spesies beruang yang paling umum dari Amerika Utara, mengetahui manfaat akar osha. Ahli biologi Shawn Sigstedt, yang mengamati hewan di utara New Mexico, menemukan hewan ini menggunakan akar itu untuk mengobati nyeri arthritis. Penduduk asli wilayah itu pertama kali belajar khasiat penyembuhan akar dari beruang, setelah mengamati hewan ratusan tahun yang lalu.
Foto: Tony Hamblin/FLPA/imageBROKER/picture alliance
Anjing menggunakan obat pencahar alami?
Jika Anda memiliki seekor anjing, kemungkinan Anda telah melihat hewan mengobati diri sendiri. Anjing makan rumput kalau merasa sakit perut. Mereka biasanya akan memuntahkannya kembali atau mengeluarkannya dalam keadaan tidak tercerna dengan segera. Bagi anjing, memakan rumput adalah cara untuk menyingkirkan patogen atau parasit.
Foto: Valentyn Semenov/Zoonar/picture alliance
Mandi semut, kegiatan burung liar manfaatkan asam format
Para peneliti mengetahui lebih dari 200 spesies burung yang suka duduk di sarang semut dan membuat gerakan seperti mandi dengan sayapnya untuk menarik semut. Melalui proses "mandi semut" ini, burung melabur tubuh mereka dengan asam format untuk membersihkan bulunya dari mikroorganisme seperti jamur dan bakteri.
Foto: Wolfram Steinberg/dpa/picture alliance
Mengunyah kulit kayu untuk kesehatan selama kehamilan
Lemur yang sedang bunting di Madagaskar menggigit kulit kayu dan daun dari pohon ara dan asam, yang mengandung komponen yang dapat membantu produksi susu lemur, membunuh parasit, dan meningkatkan kemungkinan hewan tersebut lancar dalam proses melahirkan.
Foto: CC/twinxamot
Merangsang kelahiran secara alami
Seekor gajah bunting selama 22 bulan, waktu yang lebih lama dari hewan lainnya. Tidak heran hewan besar ini siap untuk mengeluarkan bayi pada akhirnya! Di Kenya, gajah yang bunting besar terlihat menyimpang dari rute biasanya untuk mengunyah pohon dari famili boraginaceae, dan kemudian melahirkan tak lama kemudian. Wanita Kenya juga menggunakan tanaman yang sama untuk menginduksi kelahiran.
Foto: dapd
Mabuk dengan konsumsi jamur
Seiring dengan mengobati diri sendiri, hewan juga memanfaatkan apa yang ada di alam untuk mabuk. Rusa kutub di Finlandia dan Siberia mabuk karena memakan Amanita muscaria, atau yang juga dikenal sebagai lalat amanita. Sedangkan dukun orang Sami menggunakan jamur halusinogen saat menggiring rusa, memungkinkan mereka mencapai "kesurupan" di mana mereka bisa berkomunikasi dengan hewan.
Foto: Kobalt
"Fly" oleh racun ikan buntal
Saat merekam film dokumenter BBC, para peneliti mengamati lumba-lumba "bermain" dengan ikan buntal, mendorongnya bolak-balik hingga setengah jam. Ikan buntal itu tidak dimakan. Saat di bawah tekanan, ikan buntal melepaskan racun yang bisa membuat lumba-lumba mabuk alias "fly", efeknya terlihat saat mamalia ini mengambang "high" dekat permukaan. (ha/as)
Foto: Augusto Leandro Stanzani/Ardea/imago images
9 foto1 | 9
"Padahal gajah sebagai the garderner of the forest, pastinya memegang peranan yang penting di alam dalam bagian restorasi hutan," kata Donny kepada DW Indonesia.
Hal lain yang juga berpotensi memperburuk keberlanjutan keadaan gajah adalah perkawinan sesama anggota kawanan. Gajah diketahui hidup berkelompok dengan kawanan kecil, ini akan berdampak pada perkawinan gajah yang dekat pertalian darahnya. Kondisi ini memicu turunnya fungsi genetik gajah yang kemudian bermuara pada cepatnya laju kepunahan gajah di Bengkulu.
"Biasanya gajah ini bisa bergerak sampai ke Jambi lalu pulang lagi ke Bengkulu, namun ini karena koridornya terbatas gajah ini tidak bisa bergerak ke mana-mana," ujar Ali Akbar dari Konsorsium Bentang Alam Seblat.
Iklan
Perlu ubah status lahan?
Ali Akbar mengatakan perubahan status Bentangan Alam Seblat dari Hutan Produksi Terbatas (HPT) menjadi suaka margasatwa dapat menjadi solusi untuk menyelamatkan populasi gajah sekaligus memperpanjang daur hidup satwa endemik Pulau Sumatera tersebut.
Saat ini, meskipun HPT tersebut dimiliki sejumlah korporasi yang idealnya bertanggung jawab atas keberadaan habitat gajah yang ada, pada praktiknya pengawasan tentang ini nyaris tidak ada. Peralihan status lahan menjadi suaka margasatwa dinilai dapat lebih melindungi populasi gajah karena lahan akan lebih terawasi.
Saat ini lokasi Bentangan Alam Seblat mencapai 80.987 hektare yang melingkupi kawasan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat seluas 17.500 hektare, Hutan Produksi Terbatas Air Ipuh I seluas 19.659 hektare, Hutan Produksi Terbatas Ipuh II 6.500, Hutan Produksi Terbatas Lebong Kandis seluas 12.000, Hutan Produksi Tetap Air Rami 14.010 hektare, Hutan Produksi Tetap Air Teramang 4.818 hektare dan Areal Peruntukan Lain seluas 6.500 hektare.
"Praktiknya, walaupun masuk HPT pembalakan kawasan masih terus terjadi. Aktivitas pencurian kayu juga selalu ditemukan setiap kali konsorsium melakukan pemantauan. Akibatnya habitat gajah semakin berkurang. Sementara gajah itu 'kan terus bergerak, tidak bisa diam di satu tempat yang sama. Ini rentan menimbulkan konflik dengan masyarakat jika gajah sampai masuk ke pemukinan desa," paparnya.
Pemerintah Provinsi Bengkulu sejak tahun 2018 sudah menetapkan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Koridor Gajah Sumatera seluas 29 ribu hektare yang meliputi Hutan Produksi (HP) Air Rami, Hutan Produksi Terbatas (HPT) Lebong Kandis, Taman Wisata Alam (TWA) Seblat, Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan sebagian konsesi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu [IUPHHK] dan Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan kelapa sawit.
Hutan-hutan Paling Misterius di Dunia
Hutan memberi nafas kehidupan bagi umat manusia. Setiap hutan punya pesonanya masing-masing. Beberapa tampak angker dan menyimpan misteri. Sehingga kerap jadi inspirasi legenda. Berikut hutan-hutan misterius di dunia.
Foto: AFP/Getty Images/J. Thys
Hutan Black Forest
Nama itu sendiri terdengar misterius, dan oleh sebab itu Hutan Black Forest atau Schwarzewald di Jerman dikenal sebagai rumah dari banyak mitos dan legenda. Mulai dari kisah hantu, peri dan sejenisnya, hutan ini menjadi inspirasi banyak dongeng dan kisah misteri . Tapi jangan takut, daerah ini di barat daya Jerman ini berdekatan dengan desa-desa kuno dan jalur hiking yang asyik.
Foto: picture alliance/dpa/D. Naupold
Hutan Hallerbos, Belgia
Setiap musim semi, lantai hutan Belgia ini bagaikan karpet bunga lonceng biru keunguan yang membuat wisatawan merasa seolah-olah mereka sedang berada dalam dunia dongeng.
Foto: AFP/Getty Images/J. Thys
Hutan Goblin, Selandia Baru
Lewatilah Tararua Forest Park, kemudian berjalanlah ke arah lereng hutan pepohonan di Gunung Taranaki, pada ketinggian sekitar 600-900 meter. Pohon-pohon berlumut menakutkan di hutan ini meliputi kamahi, miro, dan totara gunung. Karena peregangan tanah sangat berkabut dan rentan terhadap curah hujan, pohon-pohon diselimuti lumut hijau sepanjang waktu, membuat mereka tampak bercahaya.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/S. Sailer
Hutan Rata, Selandia Baru
Rata adalah jenis pohon di Selandia Baru, dan hutan di Pulau Enderby ini dipenuhi dengan batang pohon keriput dan bercabang-cabang. Ada banyak jalur hiking trails di hutan dan di pulau itu sendiri.
Foto: picture-alliance/Arco Images G/H. Reinhard
Hutan Crooked, Polandia
Crooked Forest atau Hutan Bengkok terletak di Polandia. Sampai kini tidak ada yang tahu mengapa pohon-pohon itu semua bagian bawahnya melengkung dalam bentuk sama. Diperkirakan bahwa pohon-pohon jenis pinus tersebut ditanam di hutan ini sekitar tahun 1930, dan mungkin sengaja ditanam untuk menghasilkan kayu alami melengkung untuk kapal. Tapi sampai hari ini, hutan masih merupakan misteri.
Foto: picture-alliance/L. Halbauer
Hutan Stanton Moor di Inggris
Hutan yang indah ini terletak di Stanton Moor di Inggris utara, Hutan ini berada di dataran tinggi dengan lingkaran batu Zaman Perunggu misterius dan bebatuan.
Foto: picture-alliance/E. Davies
Hutan Moss Swamp, Rumania
Gambar ini berasal dari kawasan hutan berlumut di Rumania. Negara Rumania kaya akan pegunungan cantik dan hutan, sehingga layak dikunjungi, meskipun Anda mungkin harus melakukan beberapa riset dalam mencari lokasi persis rawa lumut misterius ini.
Foto: Imago/Nature Picture Library
Hutan Aokigahara, Jepang
Hutan Aokigahara terletak di kaki Gunung Fuji di Jepang, dan dikenal sebagai lautan pohon karena pohon-pohonnya juga sangat padat menutup lahan. Jika tak hati-hati, orang bisa tersesat. Pejalan kaki sering menempelkan tanda pada pohon-pohon agar tak tersesat. Hutan ini menjadi lokasi yang digemari penduduk untuk melenyapkan nyawa sendiri.
Foto: cc-by-sa/ajari
Hutan Hoia-Baciu, Rumania
Hutan Hoia-Baciu disebut-sebut sebagai salah satu hutan yang paling seram di dunia, dan kadang-kadang disebut sebagai "Segitiga Bermuda dari Transylvania." Beberapa orang mengklaim mereka telah melihat UFO dan hantu dekat hutan ini, meskipun tidak ada mempercayai anggapan itu. Legenda menyebutkan ada lingkaran sempurna di tengah hutan yang menarik aktivitas paranormal.
Foto: cc
Hutan Otzarreta, Spanyol
Terletak di Basque Country di Spanyol, Hutan Otzarreta adalah kawasan indah dari Gorbea Natural Park. Pohon-pohon kuno yang berselimuti suasana berkabut, memberikan hutan ini suasana mistis. Pohon-pohonnya dianggap sebagai contoh jenis pohon-pohon aneh di bumi.
Foto: imago/Westend61
Hutan Tsingy, Madagaskar
Dikenal sebagai Hutan Pisau, Tsingy merupakan daerah yang luar biasa karena terdiri dari batu kapur yang tajam menonjol dari bumi, hingga 70 meter ketinggiannya. Lokasi ini mungkin salah satu taman nasional yang paling berbahaya yang dapat dikunjungi.
Sumber: tentree/nationalgeographic (ap/vlz)
Foto: cc-by-nc-sa-Ralph Kränzlein
11 foto1 | 11
"Kondisinya jalur KKE yang sudah ditetapkan pemerintah menjadi jalur gajah nyatanya malah rentan dengan beragam ancaman. Di lokasi itu masih terjadi perambahan, pembalakan termasuk pembukaan lahan untuk sawit skala besar. Ketika ini terjadi, ruang gerak koridor gajah menjadi terjepit, ruangnya semakin sempit, akibatnya gajah semakin terancam punah," papar Ali.
Serupa disampaikan Kepala BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Bengkulu, Donald Hutasoit. Ia mengatakan perubahan status Bentangan Alam Seblat menjadi suaka margasatwa menjadi solusi untuk menyelamatkan populasi gajah yang tersisa. Menurutnya, status habitat gajah yang saat ini masih tumpang tindih membuat BKSDA kewalahan untuk menjaga kawasan tersebut.
"Kalau suaka margasatwa, statusnya akan menjadi lebih kuat. Saat ini kita masih bisa melakukan patroli, tapi kita tidak bisa berbuat banyak, karena itukan bukan wilayah kuasa kita. Walaupun sudah ditetapkan koridor tapi tidak semua orang mengerti, masyarakat masih perlu diedukasi tentang gajah," ujar Donald.
Bentangan Alam Seblat memiliki luasan 323 ribu hektare, mulai dari Sungai Ketahun sampai ke Air Manjuto. Secara administrasi Bentangan Alam Seblat berada di dua kabupaten yaitu Bengkulu Utara dan Mukomuko. Riset analisis tutupan hutan yang dilakukan Konsorsium Bentang Alam Seblat menemukan seluas 39.812,34 hektare atau 49% telah menjadi hutan lahan kering sekunder, dan seluas 23.740,06 hektare atau sekitar 29% beralih fungsi menjadi lahan bukan hutan. (ae)