Melihat hewan Komodo menjadi salah satu destinasi utama saat berkunjung ke Taman Nasional Komodo di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Terkini, hewan purba itu tercatat terus meningkat jumlahnya.
Balai Taman Nasional Komodo mengumumkan jumlah populasi komodo di tahun 2021 meningkat mencapai 3.303 ekorFoto: McPhoto-Schul/Bildagentur-online/picture alliance
Iklan
Keberadaan biawak Komodo menjadi salah satu daya tarik utama wisatawan saat mengunjungi Taman Nasional Komodo di Manggarai Barat, NTT. Populasi hewan purba ini terus meningkat, tahun 2021 jumlah Komodo di TN Komodo mencapai 3.303 ekor.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Taman Nasional Komodo, Dwi Putro Sugiarto mengungkapkan, jumlah Komodo secara keseluruhan di TN Komodo setiap tahun relatif meningkat, walaupun jumlah populasi di masing-masing pulau bisa naik dan turun.
"Populasi ada yang mati, ada yang lahir. Kalau dibikin rata-rata relatif stabil sedikit meningkat. Kalau populasi meningkat terus ya nggak. Kalau ada meninggal turun, lahir lagi meningkat lagi. Akumulasi setahun relatif meningkat," jelasnya di Labuan Bajo, Jumat (2/11/2022).
Jaringan Bisnis Ilegal Komodo Dibongkar Polisi
01:42
This browser does not support the video element.
Menurutnya, jumlah Komodo setiap tahun di masing-masing pulau bisa naik dan turun, bergantung jumlah Komodo yang hidup dan mati. Di Pulau Komodo, misalnya. Tahun 2016-2018, jumlah Komodo terus meningkat. Tahun 2019 jumlahnya menurun, naik lagi tahun 2020 hingga 2021. Pola yang sama juga terjadi di pulau lain.
Hingga tahun 2021, jumlah Komodo di TN Komodo tercatat sebanyak 3.303 ekor. Untuk tahun 2022, jumlahnya masih dalam proses penghitungan. Keberadaan Komodo di sana tersebar di lima pulau utama, sebagai berikut.
Pulau Komodo dengan luas 311,5 km2 sebanyak 1.728 ekor
Pulau Rinca dengan luas 204,8 km2 sebanyak 1.385 ekor
Pulau Padar dengan luas 14,1 km2 memiliki 19 ekor
Pulau Gili Motang dengan luas 9,5 km2 memiliki 81 ekor
Pulau Nusa Kode dengan luas 7,8 km2 sebanyak 90 ekor
Lanjut Dwi Putro Sugiarto, pada tahun 2020, jumlah Komodo sebanyak 3.163 ekor, tahun 2019 tercatat 3.023 ekor, tahun 2018 tercatat 2.897 ekor, tahun 2017 tercatat 2.884 ekor, dan tahun 2016 sebanyak 2.430 ekor.
Fakta-fakta Menarik Hewan yang Menetas dari Sebutir Telur
Bicara soal telur, tak melulu soal telur ayam. Banyak hewan lainnya berkembang biak dengan cara bertelur, dari burung besar hingga kadal raksasa yang disebut naga. Berikut fakta-fakta menarik dari telur hewan.
Foto: Zoonar/picture alliance
Satu telur, dua fungsi
Struktur nano dari cangkang telur ayam adalah mahakarya evolusi. Cangkang telur ayam bersifat keras pada hari-hari pertama, kemudian jadi lebih tipis pada akhir pengeraman, sehingga memudahkan anak ayam menetas. Hal ini berkaitan dengan proses pembentukan tulang anak ayam. Lapisan kalsium bagian dalam cangkang diurai dan digunakan kembali untuk membangun tulang.
Foto: picture-alliance/Arco Images GmbH
Seleksi telur yang paling kuat
Burung unta adalah spesies burung terbesar saat ini. Betina hanya kawin dengan satu jantan, tetapi jantan bisa membuahi beberapa betina. Betina 'dominan' bertelur di sarang komunal, diikuti oleh empat betina lainnya, dengan masing-masing hingga 15 telur. Telur yang lemah akan dibuang betina dominan dari sarang tersebut.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Wittek
Perjuangan induk
Kiwi, spesies burung yang tidak bisa terbang, merupakan satwa endemik dari Selandia Baru. Kiwi mampu bertelur dengan bobot yang mencapai 20% dari berat badannya. Dengan bobot hingga setengah kilogram, telur nyaris sama besar dengan seluruh tubuh burung, mengganggu gerakan dan bahkan pernapasan. Anak kiwi yang baru lahir akan dengan cepat hidup mandiri.
Induk lain tak akan bisa menyaingi perjalanan tahunan nan sulit yang ditempuh penguin kaisar Antartika. Mereka menempuh jarak 50-120 kilometer untuk mencapai koloni perkembangbiakannya. Betina hanya dapat bertelur satu telur per tahun, membuat penetasan jadi peristiwa penting. Film dokumenter pemenang Oscar "March of the Penguins" membuat kita merasa seolah-olah sedang berjalan bak seekor penguin.
Foto: picture-alliance/dpa
Telur terbesar yang pernah ada
Burung gajah yang telah punah empat abad lalu dianggap sebagai burung terbesar yang pernah ada, dengan tinggi 3 meter dan berat setengah ton. Namun, salah satu telurnya yang ditemukan pada tahun 2015 semakin menegaskan reputasinya: 200 kali lebih besar dari telur ayam. Gambar ini membandingkan telur dengan kerangka kiwi dewasa. Jika Anda memutuskan untuk mengambilnya, Anda sebaiknya hati-hati!
Foto: picture-alliance/AP Photo
Tak hanya unggas
Telur ayam hadir dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun, kita sering tidak menyadari, banyak hewan lain menetas dari telur atau "ovipar". Reptil seperti ular termasuk di antara mereka. Meskipun mayoritas ular meninggalkan telurnya setelah bertelur, tetapi ular piton betina tidak pernah meninggalkannya sampai menetas.
Foto: picture-alliance/dpa
Rintangan untuk bertelur
Penyu harus berjuang untuk bisa bertelur karena beberapa faktor, seperti perubahan iklim, perdagangan ilegal, atau pariwisata. Mereka berenang menempuh jarak sangat jauh untuk mencapai tempat pemijahan, dan kemudian bertelur di pasir. Tetapi jika mereka diganggu oleh manusia, dengan cahaya atau suara misalnya, hewan ini dapat kembali ke laut tanpa bertelur.
Foto: Turtle SOS Cabo Verde
Jantan juga 'bertelur'
Sekilas, gambar di atas mungkin tidak menyenangkan, sampai kita tahu bahwa yang digendong kodok bidan tersebut hanyalah telur dan bukan penyakit aneh. Spesies kodok ini tidak kawin di dalam air, melainkan di darat, dan kodok jantanlah yang bertugas membawa telur selama 30 hari sebelum menetas.
Foto: picture-alliance/dpa/ L. Webbink
Perkawinan heroik
Di zaman dinosaurus, komodo tergolong kecil dibanding reptilia lainnya. Namun kini, satwa endemik Nusa Tenggara Timur ini merupakan kadal terbesar yang ada di dunia. Perkawinannya kebalikan dari malam yang penuh dengan belaian lembut. Komodo jantan akan berkelahi memperebutkan komodo betina. Pemenangnya kemudian akan kawin dengan komodo betina yang juga akan melawan terlebih dahulu. (Ed: rap/as)
Foto: picture-alliance/dpa/PA Peter Byrne
9 foto1 | 9
Komodo yang ada di Pulau Komodo tersebar di 43 lembah. Wisatawan bisa melihat kadal raksasa ini hanya di satu lembah, yakni Loh Liang. Lembah lain dihuni Komodo untuk kepentingan konservasi.
Sementara di Pulau Rinca, Komodo tersebar di 33 lembah. Wisatawan hanya bisa melihat Komodo di lembah Loh Buaya. Komodo di lembah lainnya untuk konservasi. Lembah seluas 500 Ha ini dihuni sekitar 66 ekor komodo, dengan 15 di antaranya yang aktif, sering dilihat pengunjung.
Komodo keberadaannya dilaporkan pertama kali tahun 1910 oleh J.K.H Van Steyn. Laporan itu diperkuat oleh Kurator Museum Zoologi Bogor P.A Ouwens, yang kemudian memberinya nama ilmiah Varanus Komodoensis.
Nama ilmiah ini mengacu pada tempat ditemukannya hewan dengan penciuman kuat tersebut, yaitu Pulau Komodo. Masyarakat setempat biasa menyebut Komodo dengan Ora. Di kawasan lain disebut mbou/mbau, tugu atau buaya darat. (mh/yp)