Ilmuwan berhasil mengungkap potensi gelombang air yang selama ini tidak diketahui. Salah satu hasil temuan mereka membantu atlet mencapai kondisi fitnes yang ideal.
Iklan
Perenang Tommi Wolst ingin memperbaiki tekniknya. Ia berlatih di kolam arus. Pada kejuaraan Eropa berikutnya ia ingin meraih medali. Semakin kuat atlet, semakin kuat arusnya. Ini cara beradaptasi yang ideal untuk mencapai tujuan latihan. Efeknya, walau Tommi tidak melaju, performanya meningkat secara stabil.
Setiap gerakannya direkam dan dianalisa oleh kamera. Setiap tingkatan performa bisa dilatih disini, dari kecepatan maksimal hingga stamina jangka panjang.
Dirk Franke, pelatih renang: "Pada olahraga performa tinggi sangat penting untuk memperbaiki hingga ke hal yang mendetil. Keuntungan di kolam renang arus, kami bisa melihat perubahan berbagai sudut pada lengan atau kaki. Kami bisa langsung memberi masukan kepada atlet cara melakukannya dengan lebih baik."
Arus buatan tidak hanya menarik bagi perenang. Atlet pentathlon dan triathlon memanfaatkan fasilitas ini untuk berlatih dan menganalisa performa. Frank Sellin adalah pengembang kolam arus. "Kolam arus bisa diatur kecepatannya dari nol meter per detik hingga 2,5 meter per detik. Artinya, kami bisa mensimulasi arus yang tidak bisa ditempuh perenang, Namun, rata-rata arus di kolam sama kuatnya."
Air masih memiliki potensi lain. Arus yang lemah ideal untuk terapi gearakan dan memperkuat otot. "Rehabilitasi dalam air tentu lebih intensif dibanding berada dalam air yang tenang atau di darat. Ada keuntungan dari posisi terapung, sirkulasi darah dan efek pijatan," ujar Sellin. Mulai dari latihan keseimbangan atau memperbaiki gerakan tubuh --- air yang mengalir meningkatkan efeknya dan mempercepat kesuksesan.
Di universitas teknik Dresden fenomena arus diteliti lebih jauh. Ilmuwan menggunakan bola ping pong untuk mensimulasi apa yang terjadi jika arus air ingin melewati rintangan.
"Kami tertarik dengan fenomena kompleks yang terjadi dalam turbulensi arus. Kami melihat beberapa contoh fenomena yang terjadi akibat interaksi arus dengan rintangan", papar Jochen Fröhlich, pakar teknologi arus di TU Dresden.
Kolom gelembung sering digunakan oleh industri. Ini karena gelembung air mengakselerasi reaksi kimia dan menciptakan material baru. "Begitu ada gelembung naik ke atas, bisa dilihat di dalam kolomnya, gelembung bergerak secara zik-zak. Pada kolam arus, prinsip yang digunakan sama. Hanya situasinya akan dibalik. Bola ping pong berada di tengah-tengah arus dan mendapat tekanan. Kami berharap akan mendapat informasi tentang dampak perubahan antara dinamika arus dan dinamika bola atau dinamika gelembung", jelas Fröhlich.
Pentingnya Air Bagi Kehidupan
Hingga kini, lebih dari 750 juta manusia masih belum memiliki akses ke air bersih. Padahal air bersih sangatlah penting untuk kelangsungan hidup seseorang.
Foto: picture alliance/WILDLIFE
Air Banyak Tapi Air Minum Kurang
Mahluk hidup tergantung pada air. Tapi meskipun 70% bumi ditutupi air, itu bukan berarti jumlah yang bisa diminum selalu berlimpah ruah. Dari 1,4 milyar kubik meter air di bumi, hanya sekitar seperempatnya yabf bisa diminum. Dan dari seluruh persediaan air minum, hanya 0,3 persen bisa diperoleh dengan mudah dari air dan danau.
Foto: AFP/Getty Images
Manusia Bertambah, Keperluan Air Bertambah
Sejak 1950 keperluan air minum di seluruh dunia bertambah sekitar 40%. Karena jumlah manusia terus bertambah, jumlah keperluan akan bertambah juga. Karena sering digunakan dan tercemar polusi, persediaan air dunia semakin berkurang. Terutama negara-negara di selatan khatulistiwa menderita kekurangan air.
Foto: Reuters/P. Bulawayo
Tidak Ada Air Walaupun Ada Hutan Rimba
Di negara-negara seperti Brasil air juga kurang. Padahal di Brasil mengalir sungai Amazon dan jadi sumber air tawar terbesar di dunia. Pembalakan liar yang terus terjadi di hutan rimba Amazon mengubah situasi iklim di bagian selatan benua Amerika. Akibatnya di bagian lain kawasan itu hujan semakin jarang turun.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Brandt
Kekeringan Paling Parah
Tahun 2015, hujan yang tidak kunjung turun di Brasil menyebabkan kekeringan paling parah dalam 80 tahun terakhir. Sepanjang musim panas hampir tidak turun hujan sama sekali. Sumur-sumur kering, di kota São Paulo aliran air bahkan kadang dimatikan. Sementara pemilik perkebunan besar tetap mendapat air.
Foto: picture-alliance/dpa/Aaron Cadena Ovalle
Bahan Pangan Yang Perlu Banyak Air
Di Eropa, tanaman pangan yang perlu banyak air jadi masalah. Terutama Spanyol hadapi masalah besar, karena sekitar 30.000 hektar kawasannya jadi ladang buah dan sayuran untuk dijual ke seluruh Eropa. Karena perlu air, kadang orang mencuri air dari sumur. Akibatnya sumur kering atau kadar garamnya meningkat. Sementara ongkos pembersihan sumber air tanah sangat tinggi dan perlu subsidi.
Foto: picture-alliance/dpa/B.Marks
Sekilo Daging Perlu 15.400 Liter Air
Produksi daging sapi perlu lebih banyak air lagi. Untuk sekilo daging diperlukan 15.400 liter. Semakin tingginya standar hidup di negara seperti Cina diperkirakan keperluan daging akan meningkat. Dengan demikian, kebutuhan air juga akan meningkat dalam tahun-tahun mendatang.
Jalan Air Melewati Separuh Cina
Cina juga bermasalah dengan air. Di sejumlah provinsi Cina Utara, tiap orang mendapat lebih sedikir air minum daripada di kawasan Timur Tengah. Oleh sebab itu pemerintah berupaya mengalirkan air dari bagian Selatan dengan kanal-kanal raksasa. Di samping itu sekitar 80% persediaan air tanah tercemar.
Foto: picture alliance/AP Images/Ma jian
Perubahan Iklim Pertajam Masalah Air
Menurut perkiraan, akibat perubahan iklim jumlah orang yang menderita kekurangan air akan bertambah sekitar 40%, dibanding jika perubahan iklim tidak terjadi. Demikian hasil perhitungan Institut Penelitian Iklim di Potsdam (PIK). Terutama di Cina Selatan, di bagian selatan Amerika Serikat, Timur Tengah dan kawasan Laut Tengah, kekurangan air akan sangat terasa.
Foto: picture alliance/WILDLIFE
8 foto1 | 8
Ilmuwan juga menciptakan model yang sangat rumit menggunakan partikel padat seperti pasir. Tujuannya untuk meneliti perpindahan sedimen di sungai dan danau. Kini bahkan bisa diperkirakan gerakan dan reaksi alga dalam air.
Fröhlich: "Eksperimen ini dengan segaja tidak dilakukan secara mendetil. Seperti daun dan batang dari alga yang memiliki ciri geometris yang kompleks. Itu semua tidak kami perhitungkan agar bisa meneliti karakter dasar dari arus tersebut."
Alga di kolam arus dan bahkan di terowongan angin. Eksperimen yang dikembangkan para mahasiswa ini mensimulasi efek gerakan denyut pada reaksi kimia di air.
Para ilmuwan sangat antusias akan proses arus yang belum pernah diteliti. Eksperimen alga juga memberi informasi penting lain. "Interaksi ini sangat penting bagi pertukaran nutrisi dan polutan, seperti misalnya kecelakaan yang melibatkan bahan kimia. Bagaimana polutan terurai dalam perairan dan dampaknya bagi tanaman. Apakah nilai batasan akan dilampaui? Ini hal-hal yang ingin kami ketahui", jelas Fröhlich.
Universitas Dresden pionir dalam pengembangan simulasi model untuk arus yang rumit. Penelitian ini juga sangat berati di bidang lain, seperti rehabilitasi hewan. Kolam arus untuk pertama kalinya melakukan eksperimen dengan hewan berkaki empat. Anjing, kuda, dan bahkan unta bisa memasukkan kaki mereka dalam air yang hangat. Prinsip arus balik tidak hanya menguntungkan bagi manusia.
Christo: Proyek Berjalan di Atas Air
Seniman Amerika Christo yang terkenal sebagai "tukang bungkus" sejak lama bermimpi bisa berjalan di atas air. Mimpinya diwujudkan dengan proyek "The Floating Piers" di danau Iseo Italia.
Foto: Getty Images/F.Monteforte
Sulzano: Jadi Terkenal Sedunia
Sulzano, sebuah desa kecil di utara Italia, mulai 18 Juni hingga 3 Juli jadi magnet yang diharap menarik ratusan ribu turis. Di desa inilah Christo membuat proyeknya "The Floating Piers". Impiannya bisa berjalan di atas air, diwujudkan dengan membangun anjungan sepanjang 3 km yang menghubungkan Sulzano dengan dua pulau di danau Iseo.
Foto: Getty images/F.Monteforte
Dibiayai Sketsa dan Foto
Pengunjung karya seni "The Floating Piers" tidak perlu bayar. Christo hanya ingin sebanyak mungkin turis datang untuk menikmati karyanya yang menelan biaya 13 juta Euro. Biaya untuk karya instalasi super mahal ini, ia kumpulkan dari penjualan sketsa dan fotonya. Dengan itu Christo tetap independen dari cengkeraman sponsor.
"The Floating Piers" dijuluki keajaiban berikutnya Christo. Jembatan dari kain kanvas selebar 16 meter ini mengambang ditunjang ponton pengapung. Pengunjung bisa berjalan di atas air dari desa Sulzano di daratan ke pulau Monte Isola dan San Paolo. Anjungan untuk sementara jadi ganti ferry yang biasanya menjadi moda utama transportasi 2000 warga pulau.
Foto: Getty Images/F.Monteforte
Pasangan Seniman Christo dan Jeanne-Claude
Christo mengembangkan proyek bersama istrinya Jeanne-Claude, yang meninggal tahun 2009. Karya instalasi yang membuat orang bisa berjalan di atas air adalah ide Christo dari tahun 1970-an. Tapi dua lokasi yang diincar Argentina dan Jepang menolaknya. Akhirnya danau Iseo di utara Italia terbukti jadi lokasi ideal.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Favre
Memproduksi Kanvas di Jerman
Material tentu saja dipilih yang terbaik: Made in Germany. Pabrik tekstil Setex di Hamminkeln Jerman yang memproduksi kain nilon berwarna keemasan untuk proyek ini. Diperlukan 90 kilometer persegi kain kanvas, yang tidak hanya dibentang sebagai jembatan di atas air, tapi juga di jalanan di Sulzano dan desa sekitarnya.
Foto: Wolfgang Volz
Persiapan Bahan
Perusahaan geo - Die Luftwerker di Lübeck Jerman, perlu waktu setahun menyiapkan bahan untuk dijadikan "anjungan". Setiap rol panjangnya lima meter dan beratnya 200 kg. Untuk transportasinya ke Sulzano diperlukan peti khusus sebanyak 200 buah yang diangkut dengan truk.
Foto: Wolfgang Volz
Perlu Mesin Jahit Raksasa
Saking beratnya material kanvas, untuk menjahitnya pada mesin jahit raksasa, diperlukan dua orang pekerja. Sebuah laser ultrasound memotong kain dengan presisi tinggi. Saat memasangnya pada ponton pengapung, juga perlukan mesin jahit khusus untuk memadukan masing-masing bagian.
Foto: Getty Images/AFP/F. Monteforte
Ponton Pengapung
Christo membeli 220.000 unit kubus pengapung dari bahan polietilen yang berfungsi sebagai ponton. Karya instalasi raksasa ini bukan hanya sekedar karya seni, melainkan juga tantangan logistik bagi semua pekerja. Ponton dirangkai menjadi jembatan sepanjang tiga kilometer yang kemudian ditutupi hamparan kanvas.
Foto: picture-alliance/dpa/Wolfgang Volz
Christo Akhirnya Bisa Berjalan di Atas Air
Christo mengujicoba jembatan atau anjungan karyanya pada bulan Oktober 2015. Ia menyatakan puas, karena saat berjalan di atas ponton yang dihampari kanvas, bisa merasakan gerakan air di bawahnya.
Foto: picture-alliance/dpa/Wolfgang Volz
Keindahan yang Fana
Kanvas tuntas dihamparkan di atas rangkaian ponton, karya seni siap dinikmati pengunjung mulai 18 Juni. Saking kokohnya jembatan instalasi seni "The Floating Piers." ini, secara simultan 20.000 pengunjung bisa berjalan di atasnya. Satu-satunya persyaratan terpenting: cuaca harus bagus.