1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Prabowo Diminta Akui Kekalahan

21 Juli 2014

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang akan segera mengakhiri masa jabatan, meminta pensiunan jenderal Prabowo Subianto untuk mengakui kekalahan demi menghindari ketidakpastian politik.

Foto: Reuters

Prabowo hampir pasti kalah dalam pemilihan presiden 9 Juli lalu, namun hari Minggu kemarin berteriak menuding adanya kecurangan dan menuntut Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk melakukan penyelidikan sebelum ia bisa menerima hasil.

“Mengakui kekalahan adalah hal mulia,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada para wartawan, mengacu kepada Prabowo.

Perselisihan berkelanjutan atas hasil pemilu dikhawatirkan bakal merusak kepercayaan dunia atas usaha negara ekonomi terbesar Asia Tenggara tersebut.

Penghitungan ”swasta” yang dilakukan berdasarkan data KPU atas 130 juta pemilih menunjukkan bahwa gubernur Jakarta Joko Widodo menang sekitar lima persen atas Prabowo yang telah lama mempersiapkan diri untuk maju dalam pencalonan ini.

Sikap keras kepala Prabowo telah menimbulkan kekhawatiran bahwa para pendukungnya akan melakukan kekerasan dan beberapa diantaranya telah mengancam akan menggelar demonstrasi di depan kantor KPU Jakarta menjelang pengumuman resmi yang akan disampaikan 22 Juli. (Baca: Menjelang Pengumuman Resmi Pemilu)

Sekitar 300.000 anggota kepolisian dan TNI telah digelar di seluruh wilayah. Pasukan keamanan juga ditambah di sekitar kantor KPU.

“Kami meminta masyarakat agar tidak berkumpul di sana (kantor KPU) sehingga para pejabat KPU bisa melanjutkan pekerjaan mereka dalam suasana kondusif,“ kata juru bicara kepolisian Boy Rafli Amar.

Diperkirakan, kubu Prabowo akan menolak hasil resmi KPU dan mengajukan keberatan ke Mahkamah Konstitusi dengan alasan terjadinya kecurangan.

“Jika ada orang yang tidak menerima hasil resmi, saya menyarankan mereka untuk secara damai mengikuti jalan konstitusi,“ kata Yudhoyono, yang menerima kedua kandidat dalam acara buka puasa bersama di istana kepresidenan hari Minggu.

‘Gagal‘

Para pejabat KPU mengatakan, laporan mengenai kecurangan telah diselidiki sesuai rekomendasi para pengawas pemilu. Mereka mengatakan jumlah suara yang disengketakan berjumlah ribuan.

Para pengamat memperhitungkan, butuh pembalikkan suara hingga tujuh juta pemilih untuk membuktikan bahwa Prabowo adalah pemenang pemilu.

Bersamaan dengan semakin jelasnya kekalahan Prabowo, bermunculan tanda-tanda bahwa para pendukung utamanya siap untuk meninggalkan ”koalisi permanen”, untuk bergabung ke kubu seberang.

”Pemilu telah selesai dan tugas saya juga selesai. Saya gagal memenangkan Prabowo,” kata ketua tim pemenangan kampanye Prabowo Mahfud MD. (Baca: Golkar Siap Tinggalkan Prabowo?)

Para anggota partai terbesar pendukung Prabowo yakni Golkar, juga kelihatannya berbalik menentang ketua umum mereka Aburizal Bakrie, yang merupakan pendukung setia Prabowo.

ab/hp (afp,ap,rtr)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait