Negara-Negara Uni Eropa Akui Guaido Sebagai Presiden Interim
4 Februari 2019
Prancis menyatakan pemimpin oposisi Juan Guaido memiliki hak untuk mengorganisasi pemilihan umum baru. Spanyol dan Jerman juga mengakui Guaido sebagai Presiden interim.
Iklan
"Guaido memiliki kapasitas dan legitimasi untuk mengatur pemilihan umum," kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian Stasiun radio France Inter hari Senin (4/2). Selanjutnya dia mengatakan Prancis akan berkonsultasi dengan mitra-mitranya di Eropa dan menekankan pentingnya penyelesaian konflik di Venezuela secara damai.
Kanselir Jerman Angela Merkel yang sedang melakukan kunjungan dua hari di Jepang juga mengatakan di Tokio, Jerman mengakui Juan Guaido sebagai presiden interim di Venezuela. "Guaido adalah orang dengan siapa kami berbicara, dan dengan siapa kami berharap untuk memulai proses pemilihan umum secepat mungkin, dan dia adalah presiden sementara yang sah untuk tugas ini
dari perspektif Jerman dan juga dari perspektif banyak mitra di Eropa," kata Merkel pada konferensi pers bersama Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
Sebelumnya Spanyol juga sudah mengatakan mengakui Guaido sebagai presiden interim. "Saya mengakui Ketua Majelis Venezuela, Juan Guaido, sebagai presiden sementara yang bertanggung jawab atas Venezuela, " kata Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dalam pernyataan televisi hari Senin, sambil mendesak pelaksanaan pemilu baru.
Sebelumnya tujuh negara Uni Eropa telah memberikan batas waktu sampai hari Minggu kemarin (3/2) kepada Nicolas Maduro untuk mengumumkan pemilihan umum baru atau mereka akan mengakui Juan Guaido sebagai presiden interim. Tetapi Maduro menolak ultimatum itu dan bersikeras, pemilihan umum baru akan dilaksanakan tahun 2024.
"Kami tidak menerima ultimatum dari siapa pun," kata Maduro dalam sebuah wawancara yang ditayangkan saluran televisi Spanyol Antena 3 pada hari Minggu. Dia menambahkan: "Saya menolak untuk menyerukan pemilihan sekarang – pemilihan umum akan dilaksanakan pada tahun 2024. "
AS dan Kanada Tegaskan dukungan terhadap Guaido
Juan Guaido yang berusia 35 tahun mendeklarasikan diri sebagai presiden interim pada 23 Januari lalu dan mengatakan kepresidenan Maduro "tidak sah" karena pemilihan umum yang cacat.
Sampai saat ini Amerika Serikat, Kanada, Australia dan beberapa negara Amerika Latin sudah mengakui Guaido sebagai pemimpin sementara Venezuela. Amerika Serikat menyatakan akan mempertimbangkan opsi militer, jika pemerintahan Maduro melakukan represi terhadap pihak oposisi.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau melakukan percakapan telepon dengan Juan Guaido hari Minggu dan memuji "keberanian dan kepemimpinan" yang ditunjukkannya dan menggarisbawahi seruan untuk pemilihan umum baru.
Emas Venezuela di Tangan Mafia
Sebanyak 90% emas yang dihasilkan Venezuela ditambang oleh mafia. Ironisnya industri ilegal tersebut justru menjadi sumber penghasilan terbesar buat kaum miskin, di tengah krisis ekonomi yang sedang membabi buta.
Foto: Getty Images/AFP/J. Barreto
Emas Berdarah
Perang sengit antara kelompok mafia buat memperebutkan ladang emas ilegal sedang berkecamuk di negara bagian Bolivar, Venezuela. Seringkali penambang dibunuh, jenazahnya dimutiliasi atau tercabik oleh peluru. Mafia membanjiri kawasan kaya emas ini sejak pemerintahan sosialis Venzuela kelimpungan oleh resesi, inflasi dan kelangkaan bahan pangan.
Musim Semi Kriminalitas
Diyakini hampir 90% emas yang diprodksi di Venezuela berasal dari tambang ilegal seperti di bantaran sungai El Callao ini. Negara yang tengah dibekap krisis ekonomi ini mengalami ledakan angka kriminalitas sejak tiga tahun terakhir. Tambang-tambang ilegal, kata Ketua Komite Pertambangan Venezuela Luis Rojas, "seringkali dikuasai oleh mafia."
Foto: Getty Images/AFP/J. Barreto
Menambang "sampai mati"
Tambang ilegal di Venezuela biasanya berwujud lorong sempit yang dipenuhi genangan air dan bau gas. Struktur kayu yang menopang lorong tambang pun seringkali menua dan rapuh. Namun Ender Moreno yang berusia 18 tahun dan telah bekerja di tambang sejak usia 10 mengaku sudah terbiasa. "Saya tidak takut." Tempatnya bekerja terletak 30 meter di bawah tanah.
Foto: Getty Images/AFP/J. Barreto
Normalisasi Kematian
Ender mengenal tiga remaja yang dibunuh di lingkungan tempat tinggalnya. "Mereka penambang, tapi mulai terlibat dengan para mafia." Belum lama ini bosnya juga tewas dibunuh karena melawan kelompok kriminal yang ingin menguasai tambangnya. Dua bulan lalu 28 penambang dibantai di sebuah tambang emas ilegal di Bolivar. Kepolisian menduga insiden tersebut terkait perang mafia.
Foto: Getty Images/AFP/J. Barreto
Terkontaminasi dan Beracun
Seorang penambang menunjukkan amalgam yang terbuat dari merkuri dan emas. Penambang terbiasa bekerja di lingkungan yang telah terkontaminasi. Pasalnya mereka menggunakan senyawa beracun Merkuri untuk mendulang emas. Tambang terbuka di Nacupay misalnya termasuk sumber pencemaran terbesar di Venezuela.
Foto: Getty Images/AFP/J. Barreto
Jalan Buntu
Ender terbiasa menghabiskan hingga 10 jam per hari mendulang emas di bawah tanah. "Ibu saya berkata ini bukan kehidupan yang ia inginkan. Tapi saya tidak bisa berhenti karena saya membutuhkan uang buat membantu ibu," kata remaja itu. Penambang ilegal di Venezuela setiap bulan mendapat antara satu juta hingga empat juta Rupiah. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi ketimbang upah minimum.
Foto: Getty Images/AFP/J. Barreto
Ancaman Kesehatan
Venezuela adalah negara pertama yang berhasil mengusir malaria. Namun situasinya kini memburuk. Sejak 2008, negara sosialis itu mencatat kenaikan dramatis angka pengidap penyakit mematikan tersebut. Negara bagian Bolivar termasuk yang paling parah terkena pandemi malaria. Situasi tersebut juga mengancam penambang yang kerap harus tidur di udara terbuka.