1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Preparasi Hewan Mati Seolah Hidup

5 Agustus 2016

Mengawetkan hewan bukan perkara yang mudah. Preparator harus memiliki ketelitian dan pengetahuan biologi mendalam tentang hewan yang akan dijadikan pajangan.

Saurierausstellung in Leipzig
Foto: picture-alliance/dpa/P. Endig

Preparasi Hewan Mati Seolah Masih Hidup

04:02

This browser does not support the video element.

Kerangka fossil dinosaurus terbesar di dunia ada di museum biologi di Berlin Obyek ini adalah salah satu atraksi utama dalam koleksi luar biasa srejumlah sekitar 30 juta artefak bersejarah di musium ibukota Jerman tersebut.

Robert Stein adalah salah satu dari 400 pegawai yang bertugas merawat koleksi museum. Dia juga pegawai paling diandalkan oleh musium Berlin terkait pengawetan hewan mati. Preparator itu melakukan konservasi tubuh hewan agar terlihat seakan masih hidup. Profesi adalah sebuah seni

Musium Berlin bisa bangga pada karyawan yang satu ini. Robert Stein termasuk preparator terbaik di dunia. Ia membuat model hewan yang kelihatan mengagumkan dan alami. Karya terbaiknya terutama adalah burung.

Profesi langka

Jadi preparator hewan mati atau fossil yang sudah musnah jutaan tahun silam adalah sebuah profesi langka yang lika-likunya cuma diketahui oleh segelintir orang. "Sebagai preparator atau pengawet hewan, saya merangkap menjadi ahli patologi, karena harus membedah bangkai hewan, pematung karena harus membuat model tubuh hewan dan seniman sekaligus. Sebab itu pekerjaan ini buat saya sangat menarik", ujar Stein.

Yang sedang diolah untuk diawetkan saat ini adalah seekor burung alap-alap yang mati karenaterluka berat. Seperti semua satwa yang dibuat modelnya di sini, burung pemangsa ini mati secara alami.

Membuat preparat dari bangkai burung adalah sebuah proses yang melelahkan. Pertama, harus mengeluarkan semua organ dan daging burung. Pasalnya setiap daging yang tersisa nantinya akan membusuk. Sebaliknya kerangka, tulang dan tengkorak harus dipertahankan.

Robert Stein mula-mula membuat sketsa dan mencatat ukuran bangkai burung. Degan lihai dia membersihkan bulu dan kulit burung. Proses ini harus dilakukan secara hati-hati. "Kami ingin meniru persis kondisinya saat hidup. Untuk itu kami mengamati sifat hewan di alam, agar hasilnya terlihat seakan-akan hewan itu masih hidup dan siap bergerak", kata preparator juara dunia itu.

Terus bereksperimen

Hanya mereka yang tidak berhenti bereksperimen akan mampu menciptakan karya seperti ini. Karya Robert Stein berulangkali mendapat predikat terbaik di dunia.

Setelah masing-masing bagian digabungkan, baru bisa terlihat apakah kelahiran kembali alap-alap ini berhasil atau tidak. Bahkan setelah puluhan tahun pekerjaan ini tidak kehilangan pesonanya.

Robert Stein menjelaskan lebih lanjut: "Adalah momen yang luar biasa ketika saya memasang mata hewan dan terlihat kembali bentuk awalnya. Itu membuat saya bahagia."

Terakhir ia menentukan pose burung dan meluruskan semua bulu. Tidak jarang ia butuh berjam-jam untuk menyempurnakan karyanya itu. Menyulap bangkai hewan agar tampilannya lebih bagus ketimbang saat hidup adalah misi Robert Stein. Untuk itu ia bekerja dengan sangat teliti.

as/ap(inovator)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait