Beberapa jam jelang dimulainya KTT NATO yang akan membahas pembagian beban pertahanan, Presiden Donald Trump mengecam Jerman dan menyebut negara itu sebagai "tawanan" Rusia karena kesepakatan pipa gas yang menguntungkan.
Iklan
"Jerman dikendalikan Rusia karena mendapatkan begitu banyak energi dari Rusia," kata Presiden Amerika Serikat Donald Trump, mengacu pada kesepakatan Nord Stream 2 pemerintahan di Berlin dengan Moskow. "Mereka membayar miliaran dolar ke Rusia dan kami harus membela mereka melawan Rusia."
Berlin berharap jaringan pipa Laut Baltik sepanjang 1.200 kilometer akan memungkinkan pengiriman langsung lebih dari 55 miliar meter kubik gas alam Rusia di akhir 2019.
Tetapi AS dan beberapa negara Eropa timur telah mengerritik kesepakatan itu, khawatir hal itu dapat membuat Jerman terlalu bergantung pada Rusia pada saat ketegangan diplomatik meningkat antara Moskow dan NATO.
Berbicara di Brussels, Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen segera menanggapi kritik Trump terhadap Nord Stream 2. "Kami memang memiliki banyak masalah dengan Rusia," katanya. "Di sisi lain, kita harus tetap menjaga jalur komunikasi antara negara atau sekutu dan musuh."
Berseteru dengan Eropa
Kritikan keras Trump terhadap Jerman selama bertemu dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg datang kurang dari sehari setelah ia menukar kata-kata keras dengan Presiden Dewan Eropa Donald Tusk mengenai pembelanjaan pertahanan Eropa.
Militer Jerman Bundeswehr Dalam Misi NATO
Sejak Jerman Barat bergabung dengan NATO, militer Jerman Bundeswehr telah dilibatkan dalam berbagai misi dan operasi NATO. Sejak tahun 1990, Bundeswehr juga dikerahkan untuk misi "out of area".
Foto: picture-alliance/dpa/M. Hanschke
Peran militer Jerman di NATO
Republik Federal Jerman Barat resmi bergabung dengan aliansi trans-Atlantik NATO pada tahun 1955. Namun baru setelah penyatuan kembali tahun 1990, militer Jerman dikerahkan dalam misi "out of area" NATO. Sejak itu, Bundeswehr telah ditempatkan di beberapa kawasan di seluruh dunia.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Hanschke
Bosnia-Herzegovina, misi NATO pertama Bundeswehr
Tahun 1995, pertama kali Bundeswehr terlibat dalam misi "out of area" NATO sebagai bagian dari misi penjaga perdamaian di Bosnia-Herzegovina. Selama penempatan tersebut, tentara Jerman bergabung dengan anggota pasukan NATO lainnya untuk menjaga keamanan setelah terjadinya Perang Bosnia. Misi ini mencakup lebih dari 60.000 tentara dari negara anggota dan mitra NATO.
Foto: picture alliance/AP Photo/H. Delic
Menjaga perdamaian Kosovo
Sejak dimulainya misi perdamaian yang dipimpin NATO di Kosovo, sekitar 8.500 tentara Jerman telah ditempatkan di negara itu. Tahun 1999, NATO melancarkan serangan udara terhadap pasukan Serbia yang dituduh melakukan tindakan brutal terhadap separatis etnik Albania dan penduduk sipil. Sekitar 550 tentara Bundeswehr sampai sekarang masih ditempatkan di Kosovo.
Foto: picture-alliance/dpa/V.Xhemaj
Patroli di Laut Aegean
2016, Jerman mengerahkan kapal perang "Bonn" untuk memimpin misi NATO di Laut Aegean. Tugasnya termasuk melakukan "pengintaian, pemantauan dan pengawasan penyeberangan ilegal" di perairan teritorial Yunani dan Turki itu pada puncak krisis pengungsi di Uni Eropa.
Foto: picture alliance/AP Photo/M.Schreiber
Lebih satu dekade di Afghanistan
2003 parlemen Jerman menyetujui pengiriman pasukan Bundeswehr ke Afghanistan dalam misi PBB International Security Assistance Force (ISAF). Jerman saat itu menjadi kontributor ketiga terbesar dan ditunjuk sebagai Komando Markas Regional Utara. Lebih 50 tentara Jerman tewas selama misi ini. Sekarang masih ada hampir 1.000 tentara Jerman yang ditempatkan di Afghanistan sebagai kekuatan pendukung.
Foto: picture alliance/AP Photo/A.Niedringhaus
Panser Jerman untuk Lithuania
Sejak 2017, 450 tentara Bundeswehr telah dikirim ke Lithuania sebagai bagian dari bantuan penjagaan keamanan perbatasan setelah Rusia menduduki Krimea. Selain Jerman, pasukan Kanada, Inggris dan AS juga bergabung dalam satuan pertahanan kolektif NATO di sayap timur.
Foto: picture alliance/dpa/M. Kul
Mengambil alih tongkat komando VJTF
Bundeswehr akan memimpin pasukan gerak cepat baru NATO mulai tahun 2019 yang dinamakan Very High Readiness Joint Task Force (VJTF). Kebijakan baru NATO ini adalah reaksi langsung atas agresi Rusia di Krimea.
Foto: S. Gallup/Getty Images
7 foto1 | 7
Sesaat sebelum tiba di Brussel, Trump mengecam anggota NATO Eropa karena gagal memenuhi target aliansi menghabiskan setidaknya 2 persen dari PDB untuk pertahanan. "Banyak negara di NATO, yang kami harapkan untuk dipertahankan, tidak hanya kekurangan komitmen mereka saat ini sebesar 2 persen (yang rendah) tetapi juga menunggak selama bertahun-tahun dalam pembayaran yang belum dilakukan. Apakah mereka akan mengganti AS? " tulisnya di Twitter.
Di Brussels, Tusk membalas Trump karena "mengeritik Eropa hampir setiap hari" dan mengatakan presiden AS harus mengakui bahwa Eropa adalah sekutu terdekat AS. "Dear America, hargai sekutu Anda, bagaimanapun juga Anda tidak memiliki banyak sekutu," ujar Tusk.
Pembicaraan tegang menanti
Pertengkaran atas anggaran pertahanan diatur untuk mendominasi pertemuan dua hari di mana para pemimpin juga diharapkan akan menandatangani kesepakatan tentang sebuah pasukan reaksi cepat baru, peningkatan pendanaan untuk pasukan keamanan Afghanistan dan undangan bagi Makedonia untuk bergabung dengan aliansi yang berusia hampir 70 tahun ini .
Dokumen Rahasia Ungkap Rencana Jerman Kerahkan Senjata Kimia
Jerman Barat berencana untuk membeli dan mengerahkan senjata kimia pada 1960-an. Dokumen militer AS dan Jerman yang diungkap dan dievaluasi oleh tim wartawan, bertentangan dengan bantahan pemerintah Jerman selama ini.
Foto: WDR/Monitor
Janji Jerman
Tidak akan ada lagi perang, Auschwitz, dan senjata kimia. Ini janji Jerman. Jerman bertanggung jawab atas penggunaan gas beracun pertama saat Perang Dunia I dan mayoritas senjata kimia dikembangkan oleh ahli kimia Jerman, termasuk Zyklon B yang digunakan rezim Nazi hingga 1945 untuk melakukan pembunuhan massal saat Holocaust.
Foto: picture-alliance/dpa/F.Ostrop
Dokumen lama ditemukan
Tahun 1961, Jerman Barat memulai perdebatan dalam pertemuan top secret dengan NATO. Jerman Barat menuntut agar AS tidak menjadi satu-satunya negera dengan kemampuan pengembangan senjata kimia. Dalam dokumen diserahkan kepada wartawan media NDR, WDR dan Süddeutsche Zeitung, tertera bahwa 1963 Menhan Jerman Barat secara diam-diam meminta AS untuk menyuplai pemerintahannya dengan senjata kimia.
Foto: US National Archives/Harvard Sussex Programme
Keraguan Amerika Serikat
"Itu masalah yang sangat serius. Masalah politik yang timbul karenanya bisa sangat besar," ingat Matthew Meselson, pakar senjata kimia yang saat itu menjadi penasihat pemerintah AS. Washington mempertimbangkan proposal Jerman, tapi 1966 memutuskan untuk tidak melakukannya.
Foto: Bundesarchiv Freiburg
Rencana penggunaan senjata kimia
1962 hingga setidaknya 1968, sekelompok kecil pejabat tinggi militer Jerman Bundeswehr melakukan perencaan detail akan kemungkinan melakukan serangan dengan senjata kimia. Dokumen menunjukkan usulan militer untuk membeli 14.000 ton senjata kimia dari AS.
Foto: ZDF
War Games di Braunschweig
1966 kelompok top secret "ABC" didirikan di Sonthofen. 1967 tim pakar menggelar kode permainan perang "Damocles" di sekitar Braunschweig, yang mensimulasi perang dengan menggunakan senjata kimia oleh kedua belah pihak. 1968 menteri pertahanan Jerman Barat saat itu memutuskan untuk "tidak menjadwalkan persiapan pengerahan senjata kimia."
Foto: Bundesarchiv Freiburg
Rencana yang "masuk akal"
Hans-Georg Wieck, mantan pimpinan kementrian pertahanan dan kepala dinas intelijen Jemran BND, ini menyebut rencana tersbeut sebagai hal yang "masuk akal dan benar jika ada ancaman nyata."
Foto: NDR/Panorama
Pemerintah Jerman bersikeras tidak berencana miliki senjata kimia
Bundeswehr dan pemerintah Jerman selalu membantah adanya rencana untuk memiliki atau mengerahkan senjata kimia. Saat dimintai komentar oleh NDR, WDR dan Süddeutsche Zeitung, kementerian pertahanan mengatakan tidak memiliki informasi tentang rencana tersebut mengingat waktu kejadiannya sudah terlalu lama. Penulis: Heinzle, Gürtler, Halasz, Lange (vlz/rzn)
Foto: WDR/Monitor
7 foto1 | 7
Hanya delapan anggota dari 29 blok kuat yang diperkirakan menghabiskan setidaknya 2 persen dari PDB mereka untuk pertahanan di tahun 2018 - AS, Estonia, Yunani, Inggris, Latvia, Lithuania, Polandia dan Rumania. Pengeluaran pertahanan Jerman saat ini 1,24 persen dari PDB-nya.
Pertemuan itu juga akan berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan soal tarif impor AS pada baja dan aluminium Eropa dan penarikan Trump dari kesepakatan nuklir dengan Iran yang ingin diselamatkan oleh banyak negara Eropa.