Donald Trump Tawarkan Inggris Perjanjian Perdagangan Bebas
4 Juni 2019
Presiden Trump hari Selasa (4/6) bertemu PM Inggris Theresa May dan kalangan ekonomi. Tiba di London sehari sebelumnya, Trump disambut Ratu Elizabeth dan keluarga kerajaan di Istana Buckingham.
Iklan
Presiden AS Donald Trump dan PM Inggris Theresa May, yang sebentar meletakkan jabatan, hari Selasa (4/6) melakukan pertemuan bersama para eksekutif perusahaan dari Amerika Serikat dan Inggris. Tema utama pertemuan mereka adalah tentang kesepakatan perdagangan bilateral yang akan diberlakukan setelah Inggris meninggalkan Uni Eropa.
"Kesepakatan perdagangan yang luas dimungkinkan setelah Inggris melepaskan belenggunya. Sudah mulai membicarakan," kata Trump hari Senin (3/9) lewat akun Twitternya, merujuk pada proses Brexit.
Donald Trump dan Melania tiba Senin di London memulai kunjungan kenegaraan selama 4 hari. Trump dan rombongan diterima Ratu Elizabeth dan keluarga kerajaan di Istana Buckingham. Malam harinya dilangsungkan jamuan makan malam kenegaraan yang mewah.
Inggris dijadwalkan meninggalkan Uni Eropa pada 31 Oktober, kecuali kedua belah pihak menyetujui perpanjangan proses Brexit. PM Theresa May yang berulangkali gagal mendapat suara mayoritas di parlemen untuk Perjanjian Brexit beberapa waktu lalu mengumumkan akan meletakkan jabatan awal juni ini.
Mitra dagang dan industri
Menjelang kunjungannya ke Inggris, Trump mengatakan kepada Sunday Times dalam sebuah wawancara bahwa Inggris seharusnya meninggalkan saja pembicaraan dengan Uni Eropa dan keluar tanpa perjanjian. Inggris juga sebaiknya menolak membayar sisa utangnya senilai 39 miliar poundsterling yang masih harus dibayar ke Uni Eropa.
Presiden AS itu juga mengatakan bahwa tokoh konservatif garis keras Boris Johnson cocok untuk menggantikan Theresa May, dan politisi anti Uni Eropa Nigel Farage sebaiknya memimpin perundingan Brexit dengan Uni Eropa.
Pertemuan dengan para pemimpin kalangan bisnis di Istana St. James hari Selasa akan menyatukan 10 perusahaan terkemuka - lima dari Inggris dan lima dari Amerika Serikat. Mereka akan mengeksplorasi kemungkinan kerjasama yang dapat menguntungkan kedua belah pihak. Hadir antara lain jajaran direktur dari BAE Systems, GlaxoSmithKline, National Grid, Barclays, Reckitt Benckiser, JP Morgan, Lockheed Martin dan Goldman Sachs International.
Aksi protes di London
Di London pusat, puluhan ribu pengunjuk rasa merencanakan aksi protes massal "Karnaval Perlawanan" yang menyuarakan penentangan terhadap kebijakan Donald Trump. Di antara mereka yang ambil bagian adalah aktivis lingkungan, juru kampanye anti-rasisme dan aktivis hak-hak perempuan. Polisi akan menutup akses jalan ke Downing Street.
Protes akan dimulai di Trafalgar Square pukul 10 pagi waktu setempat, kemudian pawai akan dilakukan menuju gedung parlemen. Para pengunjuk rasa dari seluruh Inggris akan berdatangan ke London untuk bergabung dengan demonstrasi. Selain di London, protes kunjungan Trump direncanakan di 14 kota lainnya di Inggris.
Trump akan menggunakan dua hari ke depan untuk menandai peringatan 75 tahun pendaratan D-Day 6 Juni 1944 di Normandia, Prancis. Ketika itu pasukan sekutu memulai invasi ke daratan Eropa Barat yang dikuasai Nazi Jerman. Serangan yang dimulai di pantai Prancis itu berakhir dengan kapitulasi Jerman pada Mei 1945, yang mengakhiri Perang Dunia II dan kekuasaan Hitler.
D-Day: Maut Menjemput di Normandia
Pendaratan pasukan Sekutu di Normandia merupakan awal darii kehancuran Nazi di Eropa. Pendaratan itu menandai akhir dari Perang Dunia ke-2.
Foto: picture-alliance/dpa
Hari Penentuan
Tanggal 6 Juni 1944 tercatat ke dalam sejarah sebagai D-Day. Tidak jelas bagaimana istilah itu menyelusup ke dalam catatan sejarah. Tapi yang pasti, 6 Juni adalah hari penentuan. Dengan pendaratan besar-besaran tentara sekutu di Normandia, terbentuklah Front kedua melawan Hitler dan Nazi Jerman. D-Day menandai arus balik yang mempercepat keruntuhan Nazi di Eropa.
Foto: Imago
Operasi "Overlord"
Begitulah nama samaran operasi militer di Normandia. Pasukan sekutu juga menciptakan nama fiktif buat menyamarkan lokasi pendaratan di pantai utara Perancis: "Utah", "Omaha", "Gold", "Sword" und "Juno". Sebanyak 14 negara terlibat dalam operasi raksasa tersebut. Selain AS, Inggris, Polandia, Kanada dan Perancis, Yunani, Rep. Ceko dan Australia ikut serta dalam pasukan sekutu
Foto: Imago
Otak Serangan
Komandan militer tentara sekutu di Eropa Utara pada saat itu adalah Jendral Dwight D. Eisenhower. Ia kemudian terpilih sebagai presiden ke-34 Amerika Serikat. Sebelum di Normandia, Eisenhower pernah memimpin pendaratan sekutu di Sicilia dan daratan Italia.
Foto: Imago
Serangan Fajar pada 6.6.1944
Sesaat sebelum digelarnya operasi "Overlord," langit Normandia didera badai dan hujan tak berkesudahan. Ironisnya cuaca buruk memaksa pimpinan tentara sekutu menggeser jadwal invasi menjadi sehari lebih lambat. Barulah ketika fajar meninggi pada 6 Juni 1944, tentara sekutu mengawali operasi pendaratan terbesar dalam sejarah militer.
Foto: public domain
Komando Bunuh Diri
Sekitar 160.000 serdadu mendarat di Normandia pada D-Day. Di lima garis pantai pasukan sekutu menyerbu apa yang dikenal sebagai "Tembok Atlantik," yang dijadikan tempat berlindung oleh serdadu Jerman. Tanpa perlindungan apapun, pasukan sekutu merayap di pantai dengan diberondong oleh senapan mesin milik tentara Jerman.
Foto: AP
Pasukan Terjun Payung
Sejarah mencatat pasukan terjung payung sebagai pahlawan perang. Kenyataannya sedikit yang berhasil selamat dari operasi mematikan itu. Sebelum pendaratan, ratusan serdadu diterjunkan tengah malam ke tengah kawasan musuh buat merebut pos-pos penting. Sebagian tidak cuma mewarnai wajah dengan cat kamuflase, mereka juga memangkas rambut ala Iroquois untuk mengejutkan musuh.
Foto: Imago
Api dari Darat dan Udara
Sebelum pendaratan, pasukan sekutu terlebih dahulu membombardir pantai Normandia. Sementara di daratan, pasukan terjun payung merebut pos-pos penting pasukan Jerman. Lalu sekitar 1000 kapal perang dan lebih dari 4200 kapal pengangkut pasukan mendekat ke pantai utara Perancis. Ribuan pesawat tempur dan tank diturunkan untuk membantu. Hujan bom juga meluluhlantakkan desa-desa di pesisir.
Foto: picture-alliance/akg-images
Raksasa Logistik
Operasi pendaratan di Normandia juga melibatkan pengiriman logistik secara besar-besaran. Untuk itu pasukan sekutu harus membangun dua pelabuhan besar untuk kapal barang. Sebagian besar bagian konstruksi telah dirampungkan di Inggris dan dirakit di pantai Normandia. Pada gambar ini tampak pelabuhan Mulberry di Colleville sesaat setelah invasi Normadia.
Foto: Getty Images
Manuver Tipuan
Operasi "Overlord" antara lain berhasil karena militer Jerman dikejutkan oleh pendaratan di Normandia. Hingga detik-detik terakhir pasukan sekutu aktif menggelar kontra intelijen dan menyebar kabar palsu bahwa operasi pendaratan akan digelar di Calais, yang terletak di timur laut. Selain itu jadwal pendaratan juga berbeda jauh dari yang rencana asli sekutu.
Foto: AP
Pemimpin Nazi di Tengah Liburan
Informasi palsu yang disebarkan tentara sekutu terkait jadwal dan lokasi pendaratan mampu membuat pemimpin Nazi lengah dan mengambil liburan di Paris atau ke Jerman. Termasuk di antaranya Panglima Militer, Generalfeldmarschall Erwin Rommel yang berplesir ke selatan Jerman untuk menemani isterinya yang tengah berulangtahun ke-50. Rommel adalah sosok yang mengarsiteki "Tembok Atlantik" di Normandia.
Foto: Imago
Arogansi Hitler
Pada 6 Juni, Adolf Hitler sedang berlibur di Obersalzberg. Mingguan Jerman, Der Spiegel, melaporkan, baru pada jam 10:00 Hitler mendapat kabar dari Normandia. Tidak seorangpun berani membangunkan sang "Führer." Hitler kemudian dikabarkan berteriak senang: "Kabar ini tidak bisa lebih baik lagi," akhirnya pasukan Inggris berada di tempat, "di mana mereka bisa kita kalahkan!"
Foto: picture-alliance/akg-images
Sebelas Bulan Berdarah
Kendati pendaratan sekutu di Normandia menandai arah balik di Perang Dunia kedua, baru sebelas bulan kemudian Nazi Jerman bisa ditaklukkan. Sebagian besar serdadu yang terlibat dalam pendaratan di Normandia, kemudian dikirim ke Asia Pasifik untuk melanjutkan perang melawan Jepang. Di sana, perang berlanjut hingga September 1945.
Foto: AP
Pahlawan dalam Sejarah
Sekitar 57.000 pasukan sekutu tewas selama operasi "Overlord," selain itu juga tercatat 155.000 luka-luka dan 18.000 hilang atau menjadi desertir. Di lain pihak, Jerman kehilangan 200.000 tentara. Hingga kini pendaratan di Normandia masih diperingati oleh sekutu. Selain kepala negara dan pemerintahan, kelompok veteran dari seluruh negara ikut serta dalam upacara tahunan tersebut.