Presiden AS mengatakan bahwa dia akan mempertimbangkan untuk mempersenjatai para guru. Dia juga berjanji untuk mewajibkan pemeriksaan kesehatan mental dan pemeriksaan umur bagi para pembeli senjata.
Iklan
Ketika para siswa melakukan aksi walk out di seluruh Amerika Serikat, Rabu (21/02) untuk memprotes kekerasan senjata, Presiden AS Donald Trump memberikan dukungannya pada gagasan untuk memberikan pelatihan senjata kepada para guru dan staf dalam upaya mencegah penembakan di sekolah.
Berbicara seminggu setelah seorang pria bersenjata menewaskan 17 orang di sekolah menengah di Florida, Trump mengatakan bahwa dia mempertimbangkan untuk mengajukan proposal untuk memberikan senjata api kepada staf sekolah tertentu sehingga mereka bisa bereaksi jika terjadi keadaan darurat.
Ia mengatakan, proposal tersebut bisa "memecahkan masalah" dengan membuat penyerang berpikir dua kali.
Rekam Kasus Penembakan Massal di AS
Aksi penembakan di Sekolah Dasar di Texas yang menewaskan 19 anak sekolah dan dua guru menjadi catatan buruk terakhir dalam rangkaian peristiwa penembakan massal di AS.
Foto: Reuters
Uvalde, Texas 2022
Seorang remaja pria berusia 18 tahun menembak mati sedikitnya 19 anak sekolah dan dua guru setelah menyerbu sebuah sekolah dasar di Texas pada 24 Mei 2022. Inilah serangan terbaru dari rangkaian pembunuhan massal di Amerika Serikat dan merupakan aksi penembakan sekolah terburuk di negara itu dalam hampir satu dekade.
Foto: Marco Bello/REUTERS
Buffalo, New York 2022
10 orang tewas ketika seorang pelaku menembakkan senjata di sebuah supermarket di New York pada 15 Mei 2022. Tiga orang lainnya luka-luka.
Foto: Scott Olson/Getty Images
Oxford Township, Michigan 2021
Seorang remaja pria berusia 15 tahun melakukan penembakan di sebuah sekolah di negara bagian Michigan pada 30 November 2021 dan menewaskan tiga pelajar.
Foto: Todd McInturf/AP Photo/picture alliance
Las Vegas, Nevada 2017
Penembakan yang terjadi pada 1 Oktober 2017 saat konser musik berlangsung di Las Vegas dilaporkan menyebabkan sedikitnya 58 orang meregang nyawa dan lebih dari 400 lainnya terluka.
Foto: Getty Images/D. Becker
Orlando, Florida 2016
Akhir pekan pada pertengahan bulan Juni 2016 menjadi saat paling mencekam bagi para pengunjung kelab malam gay Pulse Orlando, saat Omar Mateen mengarahkan senjata AR-15. Pria yang mengaku kepada 911 sebagai simpatisan ISIS tersebut membunuh 50 orang dan menyebabkan 53 lainnya terluka. Omar Mateen tewas saat baku tembak dengan polisi terjadi.
Foto: Reuters/C. Allegri
San Bernardino, California 2015
Insiden penembakan pada awal Desember 2015 itu terjadi di Inland Regional Center. Saat kejadian ada lebih dari ratusan orang di dalam gedung. Sebanyak 14 orang tewas dan 18 lainnya terluka di tangan pasangan suami istri berlatar belakang Pakistan, Syed Rizwan Farook dan Tashfeen Malik.
Foto: Getty Images/D. McNew
Sandy Hook, Connecticut 2012
Sebanyak 27 orang tewas dalam insiden penembakan di SD Sandy Hook di Newtown, Connecticut, 20 diantaranya anak-anak. Tersangka bernama Adam Lanza (20 tahun) terlebih dulu membunuh ibunya, guru TK di Sandy Hook.
Foto: Reuters
Aurora, Colorado 2012
Seorang pria melepaskan tembakan saat pemutaran perdana tengah malam film The Dark Knight Rises di sebuah bioskop di Colorado. Insiden ini menewaskan 12 orang dan melukai 58 lainnya. Pelaku diketahui bernama James Holmes, pemuda putus kuliah yang berusia 24 tahun. Kasus ini memicu perdebatan kontroversial mengenai kepemilikan senjata api di Amerika.
Foto: picture-alliance/dpa
Binghamton, New York 2009
Seorang pria bersenjata menyandera sedikitnya 40 orang di pusat imigrasi di Binghamton, New York, sebelum akhirnya membunuh 13 orang sanderaannya. Pelaku bernama Jiverly Voong (41 tahun) menembak dirinya ketika dikepung aparat keamanan.
Foto: AP
Virginia Tech, Virginia 2007
Mahasiswa asal Korea Selatan, Cho Seung-Hui, adalah pelaku penembakan di ruang kuliah Insitut Politeknik dan Universitas Negeri Virginia. Sebelum melakukan penembakan di ruang kelas, pelaku menembak dua mahasiswa di asrama kampus. Sebanyak 32 orang termasuk pelaku dan seorang mahasiwa asal Indonesia, Partahi Lumbantoruan menjadi korban tewas. (ts/vlz/hp/ha)
Foto: AP
10 foto1 | 10
Tidak ada lagi zona bebas senjata di sekitar sekolah
"Ini tentu saja, bagi orang-orang yang sangat mahir menangani pistol," kata Trump. "Pistol dibawa secara tersembunyi. Guru akan mengikuti pelatihan khusus dan mereka memiliki senjata di sekolah. Jadi tidak ada lagi zona bebas senjata."
Trump berbicara pada akhir pertemuan yang emosional di Gedung Putih, di mana para siswa dan kerabat korban penembakan pekan lalu berkumpul untuk menceritakan penderitaan mereka dan mendesak anggota parlemen AS untuk melindungi siswa dari kekerasan senjata.
Presiden Trump juga mengulangi seruannya untuk melakukan pemeriksaan yang lebih ketat terhadap pembeli senjata, dengan "penekanan yang sangat kuat pada kesehatan mental dan usia pembeli senjata".
Pernyataan Trump ini dikeluarkan sehari setelah dia memerintahkan larangan modifikasi untuk merakit senapan semi otomatis, seperti senjata yang digunakan dalam penembakan massal di Las Vegas bulan Oktober 2017, yang menewaskan 58 orang.
Colt AR 15 Senapan Pembunuh Massal di AS
Senapan otomatis Colt AR 15 terus jadi kepala berita negatif, karena amat sering digunakan dalam aksi penembakan amok di AS. Beberapa fakta mengenai senapan maut yang sejatinya dirancang untuk berburu.
Foto: picture-alliance/dpa/Spike's Tactical
Senapan Versi Sipil Paling Populer di AS
Colt mulai memproduksi senapan semi otomatis AR 15 tahun 1960-an. Ini adalah versi sipil dari senapan standar militer M 16 yang sangat banyak digunakan di kawasan konflik seluruh dunia. Senapan AR 15 sejatinya dirancang untuk berburu. Data menunjukkan sedikitnya 9 juta senapan AR 15 terjual hingga 2014.
Foto: picture-alliance/dpa/E. Lesser
Mudah Diubah Jadi Senapan Serbu
Popularitas senapan Colt AR 15 dipicu oleh kemudahan mengubah senapan semi otomatis versi sipil untuk berburu itu, menjadi senapan serbu sekaliber versi militer M16. Laman Asisosiasi Senapan Nasional AS-NRA memuji, dengan sedikit perubahan, senapan Colt AR 15 mampu dipasangi magasin peluru kapasitas tinggi, yang bisa memuntahkan 100 tembakan per menit.
Foto: Karen Bleier/AFP/Getty Images
Senjata Paling Mematikan Penembakan Amok
Karena menyebar luas dan gampang direkayasa, senapan otomatis Colt AR 15 tercatat jadi senapan paling mematikan dalam kasus penembakan massal. Insiden terbaru adalah penembakan massal di Marjory Stoneman Douglas Highs School Parkland, Florida. Tersangka pelakunya Nikolas Cruz menembak membabi buta dengan senapan AR 15, menewaskan 17 orang dan melukai puluhan lainnya.
Foto: Reuters
Sejarah Kelam AR 15
Senapan inilah yang digunakan pelaku penembakan amok di Sandy Hook Elementary School, Adam Lanza yang menewaskan 27 orang, 20 diantaranya anak kelas 1 SD. Pembunuhan 12 orang di bioskop Aurora, Colorado yang dilancarkan James Holmes, Syed Farook yang membunuh 14 orang di San Bernandino, California dan Steven Paddock yang membunuh 58 orang di Las Vegas, Nevada juga memakai AR 15 yang dimodifikasi.
Foto: AP
Rekor Penembakan Massal 2018 di AS
Tahun 2018 baru berjalan 46 hari. Namun di Amerika Serikat sudah tercatat 18 insiden penembakan di sekolah. Walau begitu Kongres AS menolak untuk memperketat restriksi hak pemilikan senjata. Salah satu penyebabnya adalah lobby kuat asosiasi senjata nasional NRA yang tetap menolak undang-undang pembatasan pemilikan senjata. Agus Setiawan/rzn(dari berbagai sumber)