1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Presiden Baru Korea Selatan Lee Myung-bak

19 Desember 2007

Warga Korea Selatan telah memilih presiden baru mereka. Lee Myung-bak adalah politisi oposisi yang kontroversial, mantan manajer Hyundai dan walikota Seoul.

Lee Myung-bakFoto: AP

„Jika saya menjadi Presiden, saya akan menjadi Presiden yang mengenal situasi warga dan industri. Seseorang yang tahu apa yang diharapkan darinya. Saya ingin menjadi Presiden yang mengenal setiap bentuk pekerjaan, yang tahu apa yang penting dan bagaimana memperoleh hasil yang terbaik.“

Lee Myung-bak akan menjadi Presiden Korea Selatan berikutnya. Pada hari pemilu, 19 Desember ini, ia berusia 66 tahun. Bersama dengan tiga saudara laki-laki dan dua saudara perempuan ia dibesarkan di kota kecil dekat pesisir timur Korea. Akhir perang Korea tahun 1953, negara tersebut hancur secara ekonomi dan warganya harus berjuang untuk bisa bertahan hidup. Begitu juga halnya dengan Lee Myung-bak, yang sempat membantu ibunya berjualan es krim.

„Saya merasa, saya menjalani kehidupan yang lain, seakan ada dua film yang diputar tentang hidup saya. Ini mungkin karena saya mulai bekerja sebagai buruh harian dan tukang sapu jalanan, kemudian saya baru menjadi presiden perusahaan besar di Korea, lalu menjadi walikota di Seoul.“

Lee berhasil mewujudkan impian banyak warga Korea Selatan. Bagaimana pun juga, meningkatnya status ekonomi dan keberhasilan masih merupakan hal utama dalam masyarakat Korea. Masalah ini juga digemakan dalam kampanye pemilu yang dikuasai tema ekonomi. Jika dilihat dari data yang ada, sepertinya negara ini memang dalam keadaan yang cukup baik. Tetapi warga setempat merasa, presiden Korea Selatan yang sekarang masih menjabat, tidak cukup mengurus masalah ini. Mereka sepertinya lebih menginginkan seorang presiden yang pragmatis, seseorang dari bidang industri. Usai kuliah di bidang ekonomi, di tahun 70an Lee Myung-bak mulai bekerja di Hyundai. Ia berhasil meraup kekayaan bagi perusahaan tersebut sebesar 35 milyar Won. Ini ia peroleh tidak selalu melalui jalan halal. Setidaknya demikian tuduhan para saingannya. Dua minggu menjelang pemilu, tanggal 5 Desember, pihak kejaksaan agung tampil di hadapan wartawan dan membebaskan Lee Myung-bak dari segala tuduhan.

„Tidak ada bukti yang menunjukkan, bahwa Tuan Lee mengeruk keuntungan dari kasus tersebut. Dalam penyelidikan tidak ditemukan bukti bahwa ia adalah pemilik perusahaan „DAS“ yang disengketakan, karena itu ia tidak bisa dituduhkan melakukan sesuatu.“

Kandidat yang lain menganggap hasil penyelidikan tersebut bermotif politik. Perkiraan ini juga disetujui oleh Presiden Roh Moo Hyun dan ia menugaskan parlemen Korea Selatan untuk memulai kembali penyidikan. Walau pun ini tidak akan mempengaruhi pemilihan umum, Lee Myung-bak akan tampil sebagai Presiden baru Korea Selatan dengan beban yang berat. Karena itu, pidatonya dalam kampanye dulu tidak akan banyak membantu. Saat itu ia mengatakan seluruh kekayaannya akan ia simpan dalam suatu bentuk yayasan dan hanya akan menggunakan satu rumah untuknya dirinya sendiri.