1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kriminalitas

Penembakan Colorado: Presiden Biden Serukan Aturan Senjata

24 Maret 2021

Penembakan massal kedua dalam waktu kurang dari seminggu membuat Presiden AS Joe Biden menyerukan pengendalian senjata yang lebih ketat. Namun, meloloskan RUU kontrol senjata di Senat akan menjadi perjuangan yang berat.

Presiden AS Joe Biden menyerukan aturan untuk memperketat pengendalian senjata
Presiden AS Joe Biden menyerukan aturan untuk memperketat pengendalian senjataFoto: Mandel Ngan/AFP

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendesak anggota DPR untuk memperketat aturan pengendalian senjata pada Selasa (23/03), menyusul penembakan mematikan di sebuah supermarket di Colorado.

Seorang pria bersenjata menembaki pembeli di supermarket dan menyebabkan sepuluh orang meninggal dunia. Insiden pada Senin (22/03) ini menambah panjang daftar rangkaian aksipenembakan massal yang mematikan di Amerika Serikat.

Apa yang Biden katakan?

Biden mengatakan "senjata serbu harus dilarang" di AS, sambil menutup celah-celah yang ada dalam sistem pemeriksaan latar belakang ketika seseorang ingin membeli senjata.

"Saya tidak perlu menunggu satu menit lagi, apalagi satu jam lagi, untuk mengambil langkah-langkah sesuai akal sehat yang akan menyelamatkan nyawa di masa depan," kata Biden.

Selain larangan senjata serbu, presiden AS mengatakan bahwa magasin berkapasitas tinggi juga harus dilarang.

"Ini bukan dan seharusnya tidak menjadi masalah pihak tertentu. Ini masalah Amerika. Ini akan menyelamatkan nyawa. Nyawa Amerika. Dan kita harus bertindak,‘‘ tambahnya.

Saat masa kampanye kepresidenannya, Biden berjanji untuk mendorong aturan pengendalian senjata. Meskipun masih harus dilihat apakah Biden akan dapat mengumpulkan dukungan yang cukup di Kongres.

Gedung Putih mengatakan Biden tak mengesampingkan kemungkinan perintah eksekutif untuk memberlakukan tindakan guna mengatasi kekerasan dengan senjata api. 

Partai Demokrat mendukung RUU pengendalian senjata

Menyusul insiden penembakan terbaru, pejabat tertinggi kubu Demokrat di Senat, Pemimpin Mayoritas Chuck Schumer, bersumpah untuk membawa pembahasan mengenai pengendalian senjata di majelis.

Secara khusus, dia mengatakan akan mendorong pemungutan suara terkait RUU pengendalian senjata yang sudah disahkan oleh DPR. RUU ini mengatur tentang pemeriksaan latar belakang untuk sebagian besar penjualan senjata.

Langkah-langkah pengendalian senjata terkenal sulit dilakukan di AS. Banyak anggota Kongres dari Partai Republik dan kelompok advokasi pro-senjata yang kuat, seperti National Rifle Association, yang menyuarakan penentangan terhadap pengendalian pemilikan senjata api.

RUU pengendalian senjata yang baru-baru ini disahkan oleh DPR kemungkinan tidak akan berhasil lolos di Senat. Setidaknya sembilan anggota senat dari Partai Republik perlu memberikan suara untuk mendukung lolosnya RUU tersebut. 

Warga meletakan bunga untuk menyampaikan rasa duka atas insiden tragis penembakan mematikan di supermarket King Soopers, di kota Boulder, ColoradoFoto: Alyson Mcclaran/REUTERS

Yang perlu diketahui tentang penembakan di Colorado

Kepolisian merilis informasi lebih lanjut tentang penembakan mematikan yang terjadi di supermarket di kota Boulder, Colorado, pada Selasa (23/03).

Sebanyak 10 orang meninggal dalam penembakan pada Senin (22/03) di toko King Soopers, termasuk seorang petugas polisi. Para korban berusia antara 20 hingga 65 tahun.

Tersangka diidentifikasi sebagai pria berusia 21 tahun yang berasal dari pinggiran kota Denver, Arvada. Dia telah didakwa dengan 10 dakwaan pembunuhan tingkat pertama.

Pihak berwenang mengatakan tersangka membeli senapan serbu yang digunakan dalam insiden itu hanya enam hari sebelum aksi penembakan maut terjadi.

Karyawan toko di tempat kejadian perkara mengatakan kepada penyelidik, tersangka mula-mula menembak seorang pria berusia lanjut di luar toko sebelum masuk ke dalam.

Penembakan itu juga terjadi kurang dari seminggu setelah pria bersenjata lainnya menembak delapan orang di beberapa spa di kota Atlanta, di negara bagian selatan Georgia. Enam dari korban adalah perempuan keturunan Asia. Insiden tragis ini memicu kemarahan nasional atas meningkatnya kekerasan anti-Asia.

Aksi penembakan maut itu mengaktifkan kembali seruan untuk pengendalian pemilikan senjata di AS. Pembatasan yang lebih ketat terkait pembelian senjata menjadi topik yang populer di kalangan orang Amerika, menurut beberapa jajak pendapat dan survei.

pkp/as  (Reuters, AFP, AP)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait