Ferdinand Marcos Jr. diundang bertemu dengan Presiden Joe Biden di Gedung Putih, Senin (1/5), di tengah konfrontasi dengan Cina. Pekan lalu, kedua negara menggelar latihan perang terbesarnya di Laut Cina Selatan.
Iklan
Kunjungan Presiden Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr, bertepatan dengan dimulainya latihan gabungan angkatan udara AS dan Filipina, Senin (1/5). Latihan militer tersebut merupakan yang pertama sejak tahun 1990.
Marcos Jr. mengaku dirinya "bertekad untuk semakin memperdalam relasi dengan AS di berbagai bidang.” Namun begitu, dia mewanti-wanti Washington agar tidak menjadikan Filipina sebagai batu pijakan untuk mengobarkan perang.
"Kami tidak akan membiarkan setiap aksi provokatif yang melibatkan Filipina oleh negara lain,” kata Marcos Jr., Minggu (29/4), jelang keberangkatan di ibu kota Manila.
Pertemuan di Gedung Putih mencerminkan geliat diplomatik terbaru dari Presiden Joe Biden untuk merangkul negara-negara Asia-Pasifik. Pekan lalu, dia menjamu Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, dan dijadwalkan bakal menghadiri KTT G7 di Jepang dan KTT Quad di Australia bulan Mei ini. Biden juga akan berkunjung ke Papua Nugini dan berbicara dengan 18 kepala negara kawasan Pasifik pada akhir Mei.
Marcos Jr. Sendiri merupakan presiden Filipina pertama yang diundang ke Washington sejak lebih dari satu dasawarsa terakhir.
Filipina Andalkan Mobil Bertenaga Listrik
05:55
Eskalasi di Laut Cina Selatan
Kedekatan baru yang ditunjukkan AS dan Filipina ditanggapi secara agresif oleh Beijing. Cina dikabarkan menggiatkan patroli pasukan penjaga pantai di Laut Cina Selatan dan mengusir nelayan Filipina dari perairannya sendiri.
Iklan
Sejak Marcos Jr. berkuasa Juni 2022 silam, Manila melayangkan setidaknya 77 nota protes kepada Cina terkait insiden di Laut Cina Selatan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan laporan tersebut merupakan "peringatan keras” betapa Cina "merundung dan mengintimidasi kapal-kapal Filipina di dalam zona ekonomi ekslusifnya sendiri.”
"Kami mengimbau Beijing untuk menghentikan tindakan yang provokatif dan membahayakan.”
Seorang pejabat AS di kemenlu mengatakan kepada Associated Press, Biden ingin memperkuat "tradisi pembentukan aliansi” dengan Filipina. Di Washington, kedua pemimpin antara lain dijadwalkan membahas isu keamanan, perdagangan, pendidikan dan iklim.
Negara-negara ASEAN Berjuang Hadapi Gelombang Ketiga COVID-19
Gelombang ketiga virus corona varian Delta melanda beberapa negara di Asia Tenggara. Fasilitas kesehatan masyarakat yang tidak memadai membuat kawasan itu tidak mampu mengendalikan situasi.
Foto: Wisnu Agung Prasetyo/ZUMA/picture alliance
Gelombang ketiga melanda
Infeksi COVID-19 meningkat secara eksponensial di Asia Tenggara dalam beberapa bulan terakhir. Negara-negara seperti Laos, Thailand dan Vietnam telah berhasil mengurangi penyebaran virus pada 2020, tetapi saat ini mereka tengah berjuang mengatasi gelombang baru, seperti yang dihadapi Indonesia.
Foto: Agung Fatma Putra/ZUMA/picture alliance
Kekacauan dan kehancuran di Indonesia
Hingga Minggu (18/07), Indonesia telah melaporkan 73.582 kematian akibat COVID-19 dan lebih dari 2,8 juta kasus yang dikonfirmasi sejak awal pandemi. Pekan lalu, negara itu melampaui India dan Brasil dalam tingkat infeksi baru. Para ahli meyakini jumlah kasus sebenarnya bisa jauh lebih tinggi. Warga putus asa mencari tabung oksigen dan tempat tidur rumah sakit.
Foto: Timur Matahari/AFP/Getty Images
Virus corona varian Delta
Sistem perawatan kesehatan dan rumah sakit di Indonesia berjuang untuk mengimbangi masuknya pasien baru COVID-19. Dengan populasi sekitar 270 juta, negara itu sangat terpukul oleh wabah corona setelah perayaan Idul Fitri bulan Mei lalu, yang membuat jutaan orang melakukan perjalanan ke luar daerah. Kasus infeksi melonjak akibat varian Delta yang sangat menular.
Foto: Wisnu Agung Prasetyo/ZUMA/picture alliance
Kondisi yang memburuk
Pada tahun 2020, para pejabat Vietnam dipuji karena secara efisien sukses menahan penyebaran virus corona. Namun, ketika varian Delta merebak luas, jumlah infeksi di negara itu meningkat tajam. Pemerintah Vietnam saat ini menempatkan seluruh wilayah selatan dalam penguncian selama dua minggu, karena infeksi COVID-19 dikonfirmasi melebihi 3.000 kasus.
Foto: Luke Groves/AP/picture alliance
Kemarahan terhadap pihak berwenang
Pengunjuk rasa Thailand menyerukan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha untuk mundur karena tidak mampu menangani pandemi COVID-19. Demonstrasi berlangsung ketika kerajaan mencatat rekor tingkat infeksi virus corona. Rumah sakit di seluruh negeri berada di bawah tekanan.
Sektor pariwisata Thailand juga terdampak parah oleh pandemi corona. Ketika Bangkok dan provinsi sekitarnya berjuang menghadapi lonjakan COVID-19, pemerintah justru mendorong rencana untuk membuka kembali pulau resor populer Phuket sebagai upaya menyelamatkan ekonomi.
Foto: Sirachai Arunrugstichai/Getty Images
Peluncuran vaksin yang lambat
Pemerintah Thailand lambat dalam pengadaan vaksin. Negara gajah putih itu mulai memvaksinasi tim medis pada Februari dan memulai kampanye vaksinasi massal pada Juni dengan suntikan AstraZeneca yang diproduksi secara lokal dan mengimpor dosis Sinovac buatan Cina. Upaya vaksinasi Thailand sejauh ini lambat dan tidak menentu.
Foto: Soe Zeya Tun/REUTERS
Putus asa mengharapkan bantuan
Masyarakat Malaysia tengah berjuang melawan COVID-19. Beberapa warga telah menemukan cara baru untuk meminta bantuan, yakni dengan mengibarkan bendera putih di luar rumah. Kampanye #benderaputih ramai dibicarakan di media sosial. Malaysia telah memberlakukan lockdown secara nasional sejak 1 Juni lalu untuk mengurangi lonjakan infeksi COVID-19.
Foto: Lim Huey Teng/REUTERS
COVID-19 dan kudeta
Kudeta militer menghambat akses masyarakat ke fasilitas perawatan kesehatan di Myanmar. Banyak dokter menolak bekerja di rumah sakit untuk menunjukkan perlawanan mereka terhadap junta. PBB telah memperingatkan Myanmar karena berpotensi menjadi "negara penyebar super", lantaran meningkatnya kasus infeksi dan vaksinasi yang lambat.
Foto: Santosh Krl/ZUMA/picture alliance
Impian mencapai herd immunity
Seperti negara-negara Asia Tenggara lainnya, Filipina mengalami pasokan vaksin yang terbatas dan peluncuran vaksin yang lambat. Pakar kesehatan mengatakan negara itu mungkin menjadi yang terakhir di kawasan Asia Tenggara mencapai kekebalan kelompok. Melihat kondisi saat ini, pihak berwenang mungkin membutuhkan waktu dua tahun atau lebih untuk memvaksinasi setidaknya 75% dari populasi. (ha/hp)
Foto: Dante Diosina Jr/AA/picture alliance
10 foto1 | 10
Komunikasi langsung Manila-Beijing
Sementara itu, Marcos Jr. mengklaim Cina telah setuju untuk "duduk bersama" dan merundingkan langsung hak perikanan di Laut Cina Selatan.
Untuk itu, Pasukan Penjaga Pantai Filipina dan Kementerian Luar Negeri Filipina akan berembuk "untuk menyusun sebuah peta wilayah penangkapan ikan,” yang akan ditampilkan kepada pemerintah Cina.
Jumat (27/4) silam, Manila menuduh Pasukan Penjaga Pantai Cina menerapkan "taktik agresif,” setelah menghadang kapal Pasukan Penjaga Pantai Filipina memasuki perairan di Gosong Thomas Kedua yang dikuasai FIlipina.