Presiden Gauck Bertemu Keluarga Korban Neonazi
19 Februari 2013Presiden Jerman Joachim Gauck menerima keluarga korban pembunuhan Neonazi dan korban dari serangan bom tahun 2005 di Köln, yang dilakukan kelompok ekstrem kanan. Dalam acara pertemuan Senin (19/2) di Istana Bellevue di Berlin, Gauck menjanjikan kepada mereka bahwa kasus tersebut akan diungkapkan secara komprehensif. "Saya akan mengikuti secara seksama, apakah pihak-pihak negara cukup memberikan penjelasan dan menyebutkan kesalahan-kesalahan,“ demikian kata Gauck. Ia mengharap agar keluarga korban kembali memiliki kepercayaan terhadap institusi-institusi di Jerman, ditambahkan Gauck. Presiden Jerman itu lebih jauh menjanjikan kepada keluarga korban, secara pribadi akan mengupayakan agar kejadian itu tidak dilupakan.
Sekitar 70 orang anggota keluarga korban pembunuhan kelompok "Nazionalsozialistischer Untergrund“ NSU melakukan pembicaraan sekitar 2 jam dengan Presiden Gauck. Dalam kesempatan itu juga hadir pejabat khusus pemerintah Jerman bagi keluarga korban pembunuhan NSU, Barbara John.
Tidak Semua Menyambut Undangan Gauck
Undangan dari Presiden Gauck untuk acara pertemuan di Istana Bellevue itu tidak seluruhnya disambut dengan tangan terbuka. Meskipun hanya beberapa, tapi penolakan undangan tersebut oleh beberapa anggota keluarga korban sempat membuat suasana tidak enak. Pihak yang menolak menyatakan, mereka meminta tindakan konkrit, bukan retorika simpati.
Pejabat khusus pemerintah Jerman untuk keluarga korban pembunuhan NSU, Barbara John dapat mengerti penolakan tersebut. Setelah kejadian pembunuhan, keluarga korban merasa ditinggalkan. Selain itu mereka tidak mengalami, bahwa pihak berwenang berusaha mencari penjelasan yang lengkap. Hal itu merupakan "kekecewaan yang besar.“ Demikian dikatakan John kepada stasiun televisi Jerman ARD dan ZDF.
Akhir Januari lalu Presiden Jerman Gauck sudah mendapat informasi sejauh mana kerja Dewan Pemeriksa Parlemen Jerman terkait kasus serangan-serangan trio Neonazi Zwickau. Ketika itu Gauck mengatakan, badan keamanan di Jerman harus menjamin perlindungan bagi semua warga di Jerman, terlepas dari asal usulnya.
Keluarga Korban Hadir dalam Proses Zschäpe
Trio „Nazionalsozialistischer Untergrund“ NSU melakukan 10 pembunuhan antara tahun 2000-2007. Kelompok yang juga dikenal sebagai trio Neonazi Zwickau itu dituduh melakukan 9 pembunuhan warga Turki atau Yunani pemilik usaha kecil, serta satu pembunuhan seorang polisi perempuan. Bertahun-tahun pembunuhan bermotif ekstrem kanan itu tidak terungkap. Justru dilakukan pemeriksaan di lingkungan keluarga korban.
Sementara menurut pejabat khusus Barbara John, banyak anggota keluarga korban pembunuhan NSU ingin hadir dalam proses pengadilan terhadap tersangka teroris kanan Beate Zschäpe April mendatang. Zschäpe adalah satu-satunya anggota NSU yang masih hidup. Anggota keluarga korban harus bisa menjalani kembali kehidupannya, kata John. „Untuk ikut hadir dalam proses itu penting bagi mereka, untuk mengalami, bahwa pelakunya dapat dilihat dan bangsa ini juga melihat, apa yang sebenarnya terjadi.
Barbara John juga bisa mengerti kritik tajam yang dilontarkan keluarga korban terhadap pihak penyidik. "Keluarga yang ditinggalkan memiliki hak mengritik kesalahan pekerjaan dari para penyidik dan meminta jawaban dari elit politik,“ demikian John. Aparat keamanan yang besar dengan 18 badan dinas rahasia, polisi negara bagian dan polisi federal Jerman harus mengakui bahwa mereka gagal dan harus benar-benar mengubah diri.
Konsekuensi Dinas Rahasia Bundeswehr MAD
Sebagai konsekuensi dari skandal NSU, Militärische Abschirmdienst (MAD) yakni dinas rahasia militer Jerman Bundeswehr akan lebih membuka diri. "Pada kenyataannya kami ingin melakukan perubahan paradigma.“ Demikian dikatakan Ulrich Birkenheier, yang sejak Juli 2012 memimpin badan tersebut. Kepada harian Jerman „Die Welt“ Birkenheier mengatakan, "Dulu disebutkan, publik MAD adalah Bundeswehr.“ Kini motonya berbunyi: „Hanya siapa yang tahu apa yang kami lakukan, dapat mengetahui kerja kami. Dalam pengungkapan kasus pembunuhan Neonazi, MAD juga mendapat kritik. „Terutama dalam kaitan kasus NSU kami menyadari, betapa bermanfaatnya menampilkan tugas dan prestasi kami ke luar,“ ujar Birkenheier lebih lanjut.
Wawancara dengan harian "Die Welt“ bagi Birkenheier juga hal yang baru. Karena ia adalah pimpinan pertama dalam 57 tahun sejarah dinas rahasia Bundeswehr MAD yang melakukan tanya jawab dengan jurnalis.