Irak Türkei PKK
7 Maret 2008Iklan
Setelah Amerika Serikat mengeluarkan perintahnya, tidak lebih dari 24 jam Turki menarik pulang pasukannya dari Irak utara. Sebelumnya panglima militer Turki menjelaskan, serangan militer terhadap Partai Buruh Kurdi, PKK, dapat dilakukan lebih lama lagi. Presiden Amerika Serikat George W. Bush langsung melakukan tindakan pencegahan. Hal itu dilakukannya karena Bush lebih mencemaskan hubungannya dengan warga etnis Kurdi, ketimbang simpati terhadap Turki, yang mitra NATO Amerika Serikat. Walau pun serangan dihentikan, Turki tidak punya pilihan lain dan tetap menyebut serangan itu sebagai suatu keberhasilan. 240 pemberontak terbunuh, banyak kubu PKK yang hancur. Berita keberhasilan yang dilaporkan panglima Turki sama meragukannya dengan berita dari PKK yang menggunakan Irak utara sebagai tempat persembunyian di mana mereka melancarkan serangan ke Turki. Kelompok pemberontak PKK merayakan penarikan mundur pasukan Turki tersebut sebagai sebuah kemenangan. Pemerintah pusat Irak, yang tidak memiliki pengaruh terhadap kawasan otonomi Kurdi di daerah utara, merasa lega dengan keputusan Turki untuk menarik pasukannya dari Irak utara. Pemerintah di Baghdad sangat tertekan dengan serangan Turki tersebut karena melanggar kedaulatan Irak. Namun Irak tidak mampu melakukan tindakan lain, selain secara lisan mengecam keras Turki. Presiden Irak Jalal Talabani dan pemerintahnya memuji tindakan Turki. Menteri Luar Negeri Irak Hosyar Zebari berharap kedua negara di masa depan dapat bekerja sama menumpas teroris PKK. Tapi Irak tidak ingin Turki menyerang PKK sendirian. Tampaknya Turki tidak akan menepati janjinya. Baru saja tentaranya ditarik mundur, lagi-lagi Turki mengancam akan melakukan aksi militer melawan PKK. Rabu lalu (05/03) para pemberontak melaporkan, Turki melakukan serangan udara dan artileri terhadap markasnya di Irak utara. Dalam situasi panas seperti ini, Presiden Irak Jalal Talabani, yang juga orang Kurdi, melawat ke Turki atas undangan Presiden Turki Abdullah Gül. Pemerintah Irak memberi isyarat yang jelas mengenai kerjasama Irak dan Turki dalam menumpas PKK. Tentu saja hal itu bagai buah simalakama bagi Irak. Warga Kurdi memang tidak bersimpati terhadap para pemberontak, tapi mereka sudah telanjur tersinggung oleh aksi militer Turki. Tidak sedikit warga Kurdi yang pernah bertempur, siap untuk membela tanah airnya yang diinjak-injak Turki. Hal yang paling berbahaya adalah jika aparat keamanan reguler Kurdi di Irak ikut menyusup. Talabani juga menimbang seberapa jauh dirinya harus terlibat dalam perang anti teror yang dilakukan negara mitra perdagangan pentingnya. Pemerintah Turki akan meneruskan tekanan dari warga dan militernya kepada tamunya dari Baghdad. PKK, demikian dikatakan pemerintah di Ankara, bukan hanya musuh Turki tapi juga Irak dan merupakan ancaman keamanan untuk seluruh wilayah tersebut. Makanya, kedua negara harus bekerja sama menuntaskan masalah itu.(ls)
Iklan