1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
TerorismeJerman

50 Tahun Tragedi München, Presiden Israel Kunjungi Jerman

5 September 2022

Presiden Israel akan hadiri upacara peringatan pembantaian atlet Israel di Olimpiade München tahun 1972. Presiden Jerman mengkritik kegagalan aparat Jerman mencegah dan menangani insiden penyanderaan itu.

Presiden Jerman Steinmeier (kiri) bersama Presiden Israel Isaac Herzog (kanan)
Kunjungan kenegaraan Presiden Israel ke JermanFoto: Markus Schreiber/AP Photo/picture alliance

Presiden Israel, Isaac Herzog, tiba di Jerman pada hari Minggu (04/09) dalam kunjungan kenegaraan selama tiga hari. Ia akan bergabung dalam peringatan 50 tahun pembantaian di Olimpiade München 1972, saat 11 atlet Israel kehilangan nyawa dalam serangan teroris.

Peringatan di wilayah München akan berlangsung pada hari Senin (05/09) di hadapan sejumlah keluarga dan kerabat para korban. Keluarga korban awalnya menolak hadir sebagai bentuk protes atas sikap Jerman dalam menangani pembantaian itu dan dampak setelahnya.

Namun, mereka akhirnya setuju untuk datang setelah sebelumnya Jerman sepakat membayar kompensasi kepada keluarga yang ditinggalkan.

Presiden Herzog juga akan berpidato di parlemen Jerman (Bundestag) pada hari Selasa (06/09), dan mengunjungi bekas kamp konsentrasi Bergen-Belsen, tempat ribuan orang Yahudi dipenjarakan di bawah rezim Nazi.

Ayah Herzog, yakni Chaim Herzog yang juga pernah menjabat sebagai kepala negara Israel, termasuk di antara pasukan Inggris yang membebaskan kamp tersebut pada April 1945.

Steinmeier pertanyakan negaranya sendiri

Pada jamuan kenegaraan di Berlin untuk menyambut Herzog, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier mempertanyakan negaranya sendiri atas kegagalannya dalam mencegah pembantaian itu.

"Sudah terlalu lama, kita tidak mau menerima bahwa kita juga ikut bertanggung jawab: Itu adalah tugas kami untuk memastikan keselamatan olahragawan Israel," ujar Steinmeier.

Ia menambahkan bahwa sekarang adalah "tanggung jawab kita sebagai orang Jerman" untuk "menjelaskan aspek-aspek yang tidak diklarifikasi dari pembantaian di München."

"Sudah terlalu lama kita tidak mau mengakui rasa sakit mereka yang ditinggalkan," ujar Steinmeier.

Presiden Jerman juga mengatakan bahwa ia merasa "senang dan lega" bahwa para tamu paling penting, yakni kerabat para korban, sekarang dapat ambil bagian dalam peringatan tersebut.

Steinmeier pun berbicara tentang rasa "kemarahannya" atas meningkatnya antisemitisme baru-baru ini di Jerman. Ia mengatakan Jerman hanya akan benar-benar bisa bersatu dengan dirinya sendiri "saat perempuan dan laki-laki Yahudi merasa benar-benar aman dan betah di sini." 

Ada apa di München tahun 1972?

Pada 5 September 1972, delapan teroris Palestina dari kelompok Black September memasuki Desa Olimpiade dan menyandera 10 anggota delegasi Israel. Agar para sandera tersebut dibebaskan, kelompok itu menuntut pembebasan 234 tahanan yang ditahan di Israel dan Jerman Barat.

Namun operasi penyelamatan oleh otoritas Jerman Barat telah gagal dan menyebabkan 12 orang tewas dalam peristiwa ini yakni: 11 orang Israel dan satu polisi Jerman Barat. Selain itu, lima dari teroris juga tewas.

Tindakan polisi dan otoritas keamanan Jerman mendapatkan kritik tajam setelah pembantaian yang juga menyebabkan kemarahan di Israel ini.

Olimpiade ini tadinya dimaksudkan untuk menampilkan gambaran yang baru tentang Jerman setelah 27 tahun Holocaust, tetapi malah membuka jurang keretakan yang dalam dengan Israel.

Pada 2012, Israel merilis 45 dokumen resmi tentang pembunuhan itu, termasuk materi yang tidak diklasifikasikan secara khusus, yang mengecam kinerja dinas keamanan Jerman saat itu.

ae/hp (KNA, AFP)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait