Presiden Steinmeier dan Kanselir Merkel Kirim Belasungkawa
1 Oktober 2018
Paus Fransiskus dan Presiden Turki Erdogan juga sampaikan belasungkawa. Tiga hari setelah bencana gempa dan tsunami, Indonesia akhirnya ijinkan bantuan asing masuk.
Iklan
Presiden Jerman Frank-Walter Steinemer menyampaikan belasungkawa kepada Presiden Joko Widodo dan mengatakan, hingga saat ini "luasnya dampak bencana masih belum diketahui".
Kanselir Angela Merkel dalam telegram resmi yang dikirimkan kepada Presiden Jokowi menulis: "Berita tentang bencana tsunami di Pulau Sulawesi yang menelan banyak korban dan membawa kerusakan besar sangat mengguncang saya."
Menteri Luar Negeri Heiko Maas juga menyampaikan belasungkawa dan keprihatinan. "Sekali lagi ratusan orang tewas karena tsunami, sekali lagi bencana alam membawa penderitaan yang tak terbayangkan di suatu kawasan", tulisnya.
Kepala Badan Kerja Sama dan Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong lewat akun Twitternya hari Senin (1/10) menyatakan, Presiden Joko Widodo sudah mengizinkan bantuan internasional untuk bencana di Sulawesi Tengah.
Tawaran bantuan berdatangan
Pimpinan Gereja Katolik Paus Fransiskus memimpin doa khusus bagi para korban gempa dan tsunami dio Sulawesi. Dalam misa hari Minggu (30/9) Paus Fransiskus menyesalkan banyaknya korban tewas, luka-luka dan mereka yang kehilangan tempat tinggal dan pekerjaan. "Kiranya Tuhan memberi kekuatan kepada mereka dan kepada orang-orang yang bekerja untuk memberi bantuan, katanya."
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di akun Twitternya menulis: Saya berdoa bagi saudara-saudara kami yang tewas dalam gempa bumi dan tsunami di Indonesia, semoga pekerjaan penyelamatan dan pembangunan kembali berjalan cepat, belasungkawa mendalam kepada rakyat Indonesia".
Uni Eropa menyiapkan bantuan darurat senilai 1,5 juta euro. Tawaran bantuan senilai 1 juta dolar AS juga datang dari Korea Selatan. Pemerintah Australia mengatakan, mereka masih bekerja dengan instansi terkait di Indonesia untuk menentukan opsi-opsi bantuan yang bisa diberikan.
Pemerintah Malaysia memberikan bantuan sebesar 500.000 Ringgit Malaysia atau sekitar Rp1,7 Miliar untuk penanganan korban bencana tsunami di Palu dan Donggala.
Cincin Api Pasifik
Indonesia terletak tepat di kawasan yang disebut Cincin Api Pasifik, yaitu rangkaian gunung berapi yang merupakan kawasan yang paling aktif secara geologis. Karena itu di kawasan ini sering terjadi gempa yang juga mengakibatkan tsunami.
Dalam bencana tsunami Desember 2004 di Aceh dan Sumatera Utara, lebih dari 160.000 orang tewas di Indonesia. Ketika itu gelombang tsunami melanda sampai ke Thailand dan kawasan Samudera Hindia dan menewaskan lebih 230.000 orang di seluruh dunia.
Tsunami Aceh Dulu dan Sekarang
Aceh adalah kawasan yang terparah diterjang tsunami 2004. Masyarakat internasional langsung menyalurkan bantuan. Bagaimana kemajuan pembangunan di sana? Bandingkan foto dulu dan sekarang.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Paling parah
Provinsi Aceh di utara Pulau Sumatra adalah kawasan terparah yang dilanda tsunami. Sedikitnya 130.000 orang tewas di kawasan ini saja. Gambar ini diambil 8 Januari 2005 di Banda Aceh, dua minggu setelah amukan tsunami.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Rekonstruksi
Sepuluh tahun kemudian, Banda Aceh bangkit kembali. Jalan-jalan, jembatan, pelabuhan sudah dibangun lagi. Bank Dunia menyebut Aceh sebagai "upaya pembangunan kembali yang paling berhasil". Gambar ibukota provinsi Aceh ini dbuat Desember 2014.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Pengungsi
Setelah diguncang gempa berkekuatan 9,1 skala Richter dan diterjang gelombang raksasa yang tingginya lebih sepuluh meter, banyak penduduk Aceh jadi pengungsi. Di seluruh Asia Tenggara, 1,5 juta orang kehilangan tempat tinggal. Gambar ini menunjukkan penduduk yang melihat puing-puing rumahnya beberapa hari setelah bencana tsunami.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Dibangun kembali
Bencana tsunami Natal 2004 mengundang perhatian besar warga dunia yang ramai-ramai memberikan bantuan. Banyak bangunan yang akhirnya diperbaiki, banyak kawasan yang berhasil dibangun kembali. Gambar ini dibuat Desember 2014 di Lampulo, Banda Aceh. "Kapal di atas rumah" jadi peringatan tentang peristiwa mengerikan itu.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Kehancuran di sekitar Masjid
Gelombang raksasa yang melanda Aceh menewaskan lebih dari 100 ribu orang dan mengakibatkan kerusakan parah. Gambar ini dibuat Januari 2005 dan menunjukkan kawasan Lampuuk di Banda Aceh yang hancur, kecuali Masjid yang bertahan dari terjangan air.
Foto: AFP/Getty Images/Joel Sagget
Sepuluh tahun kemudian
Masjid di Lampuuk dipugar dan kawasan sekitarnya dibenahi. Rumah-rumah penduduk dibangun kembali di sekitar Masjid. Gambar ini diambil sepuluh tahun setelah kehancuran akibat tsunami.
Foto: AFP/Getty Images/Chaideer Mahyuddin
Gempa bumi hebat
Sebelum tsunami muncul, gempa hebat mengguncang kawasan utara Sumatra, 26 Desember 2004. Gempa itu memicu munculnya gelombang raksasa yang mencapai sedikitnya 11 negara, termasuk Australia dan Tanzania. Gambar ini menunjukkan kerusakan di Banda Aceh.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Dibangun lebih baik setelah perdamaian
Bantuan internasional yang berdatangan ke Aceh membuka peluang bagi masyarakat membangun kembali kawasannya dengan lebih baik. Tahun 2005, perundingan antara pemerintah Indonesia dan kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menghasilkan kesepakatan damai, setelah ada mediasi dari Eropa.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Pemandangan mengerikan
Jurnalis AS Kira Kay menuliskan pengalamannya ketika tiba di Banda Aceh setelah tsunami: "Mayat-mayat bergelimpangan, terkubur di bawah reruntuhan. Lalu mayat-mayat itu diangkut dengan truk ke lokasi penguburan massal. Bau mayat menyengat". Gambar ini menunjukkan suasana Masjid Raya di Banda Aceh setelah tsunami.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Masjid Raya
Suasana Masjid Raya sekarang. Aceh kini menikmati status sebagai daerah otonomi khusus, dengan wewenang luas melakukan pemerintahan sendiri. Berdasarkan kewenangan itu, Aceh kini menyebut dirinya Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan memberlakukan Syariat Islam.