1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Terorisme

Indonesia Mengecam Keras Serangan Bom di Sri Lanka

22 April 2019

Pasca serangan bom di Sri Lanka, Presiden Joko Widodo melalui cuitan di laman Twitter-nya mengecam aksi teror tersebut. Berbagai organisasi keagamaan di Indonesia juga turut kecam aksi teror tersebut.

Sri Lanka Colombo Militär nach Explosion vor St. Anthony's Kirche
Foto: Reuters/Stringer

Presiden Joko Widodo melalui akun Twitter-nya mengecam serangan bom di Sri lanka. "Indonesia mengecam keras serangan bom di beberapa tempat di Sri Lanka, hari ini," demikian cuitannya pada hari Minggu (21/04).

Ia juga sampaikan duka kepada Pemerintah Sri Lanka dan keluarga korban. "Atas nama seluruh rakyat Indonesia, saya juga menyampaikan duka cita yang mendalam kepada Pemerintah Sri Lanka dan seluruh keluarga korban. Semoga korban yang luka-luka dapat segera pulih," tulisnya.

Langkah diplomatis Pemerintah RI

Hal senada juga diungkapkan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini. "PBNU mengecam segala bentuk dan tindak kekerasan, termasuk di dalamnya adalah perilaku menyerang pihak-pihak yang dianggap berbeda. Perilaku kekerasan bukanlah merupakan ciri Islam yang Rahmatan Lil alamin," kata Helmy seperti dilansir pada laman tribunnews.

Ia berharap Pemerintah Indonesia dapat melakukan langkah diplomatis dengan membantu ciptakan perdamaian di Sri Lanka. "Upaya ini penting dilakukan sebagai bagian dari tanggungjawab Internasional yakni turut berperan dalam usaha menciptakan perdamaian dan keamanan dunia," ujarnya.

Selain itu ia juga mendesak PBB untuk ikut lakukan investigasi agar keadaan kembali kondusif di Sri Lanka.

Mengedepankan peradaban

Sekretaris Utama Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pendeta Gomar Gultom juga turut mengingatkan agar semua komunitas dunia tidak pernah mentolerir segala bentuk intoleransi dan kekerasan.

"Oleh karena itu, saya mengimbau seluruh komunitas dunia untuk mengedepankan peradaban yang mengedepankan dialog dan nilai-nilai kemanusiaan," katanya.

Ratusan orang meninggal dan luka-luka

Otoritas Sri Lanka pada hari Senin (22/4) menyatakan sedikitnya 290 orang tewas dan lebih dari 500 orang luka-luka dalam rangkaian serangan bom pada hari Minggu (21/4). Bom meledak di beberapa gereja ketika ibadah Paskah sedang berlangsung dan di beberapa hotel yang populer di kalangan warga asing. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi polisi setempat mengatakan mereka telah menangkap 13 warga Sri Lanka sehubungan dengan aksi teror tersebut.

yp/ml (tribunnews, kompas)