1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Ekonomi

Presiden Jokowi: Winter is Coming

12 Oktober 2018

Belakangan ini ketidakpastian ekonomi global sangatlah besar akibat beberapa peristiwa yang membuat kondisi ekonomi tidak secerah yang diharapkan. Jokowi mengibaratkannya sebagai "Winter is Coming".

Indonesischer Präsident Joko Widodo in IMF-World Bank Yearly Meeting 2018 in Bali
Foto: Laily Rachev

Jokowi: Perang Dagang Berdampak Hancurkan Dunia

01:06

This browser does not support the video element.

Saat memberikan sambutan dalam sesi pleno Pertemuan Tahunan IMF-World Bank di Bali Nusa Dua Convention Center, Jumat (12/10), Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa terdapat banyak masalah yang membayangi perekonomian dunia. Amerika Serikat menikmati pertumbuhan yang pesat. Namun, di banyak negara terdapat pertumbuhan yang lemah atau tidak stabil.

Pertemuan yang dihadiri oleh lebih dari 19.000 delegasi dan tamu-tamu lain, termasuk para menteri dan kepala bank sentral ini, digelar menyusul adanya gejolak baru di pasar keuangan global. Para investor melakukan aksi jual masif senilai ratusan miliar Dolar, mulai dari Wall Street hingga bursa di Eropa dan Asia.

"Dengan banyaknya masalah perekonomian dunia, sudah cukup bagi kita untuk mengatakan bahwa Winter is Coming," ujarnya merujuk pada slogan terkenal dari serial Game of Thrones.

Winter is Coming merupakan slogan dari "House Stark", salah satu "Great House" dalam serial Game of Thrones. Slogan itu dimaksudkan sebagai peringatan dan kewaspadaan terus-menerus akan kondisi yang ada.

Jokowi menyebut, dalam beberapa dekade terakhir, negara ekonomi maju telah mendorong negara ekonomi berkembang untuk membuka diri dan ikut dalam perdagangan bebas. Globalisasi dan keterbukaan ekonomi internasional itu telah memberikan banyak sekali keuntungan, baik bagi negara maju maupun negara berkembang. Berkat kepedulian dan bantuan negara ekonomi maju negara-negara berkembang mampu memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi dunia.

"Namun, akhir-akhir ini, hubungan antar negara ekonomi maju semakin lama semakin terlihat seperti Game of Thrones," imbuhnya.

Menurutnya, perimbangan kekuatan dan aliansi antar negara ekonomi maju tengah mengalami keretakan. Lemahnya kerja sama dan koordinasi telah menyebabkan terjadinya banyak masalah seperti peningkatan drastis harga minyak mentah dan juga kekacauan di pasar mata uang yang dialami negara-negara berkembang.

Hal itu serupa dengan apa yang terjadi dalam dunia Game of Thrones di mana sejumlah Great House atau faksi bertarung hebat antara satu sama lain untuk mengambil alih kendali "The Iron Throne", tahta tertinggi dalam serial itu. Antar-faksi itu kemudian saling menjatuhkan satu sama lain untuk menduduki tahta. Namun, di tengah kesibukan itu, faksi-faksi tersebut lupa akan satu hal.

"Tatkala para 'Great House' sibuk bertarung satu sama lain, mereka tidak sadar adanya ancaman besar dari utara. Seorang 'Evil Winter' yang ingin merusak dan menyelimuti seluruh dunia dengan es dan kehancuran," kata Presiden Jokowi.

Kepala Negara menyebut munculnya ancaman itu membuat mereka tersadar bahwa tak lagi penting siapa yang menduduki tahta tertinggi. Yang paling penting adalah kekuatan bersama untuk mengalahkan 'Evil Winter' agar bencana global tidak terjadi.

Perekonomian dunia sebenarnya memang menghadapi masalah serupa itu. Di saat ancaman ekonomi global yang terus meningkat, ditambah dengan ancaman kondisi lingkungan yang juga semakin meningkat. Tidak tepat rasanya bila seluruh negara masih memikirkan rivalitas dan kompetisi yang saling menjatuhkan.

"Apakah kita telah terlalu sibuk untuk bersaing dan menyerang satu sama lain sehingga kita gagal menyadari adanya ancaman besar yang membayangi kita semua? Apakah kita gagal menyadari adanya ancaman besar yang dihadapi oleh negara kaya maupun miskin oleh negara besar ataupun negara kecil?" tandas Jokowi.

vlz/ts (Reuters, BPMI)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait