Presiden Korsel Tuai Kritik karena Batasi Akses Jurnalis TV
10 November 2022
Persatuan jurnalis menyebut Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol melanggar kebebasan pers, saat pihak istana melarang kru TV ikut bepergian dengan pesawat kepresidenan pada pekan ini, karena dugaan pelaporan yang bias.
Iklan
Sebelum melarang kru TV ikut melakukan perjalanan dengan pesawat kepresidenan, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menuduh stasiun penyiaran MBC merusak aliansi negara itu dengan Amerika Serikat, karena merilis video yang menunjukkan Yoon menghina anggota Kongres AS setelah bertemu Presiden AS Joe Biden di New York pada September lalu.
Kantor kepresidenan Yoon mengatakan kepada MBC, pihaknya tidak akan memberikan informasi kepada penyiar TV bersangkutan selama perjalanan ke Kamboja dan Indonesia untuk pertemuan KTT ASEAN dan G20, karena kekhawatiran "distorsi berulang dan pelaporan yang bias" pada masalah diplomatik.
Yoon memutuskan pada Kamis (10/11) untuk mengecualikan wartawan MBC dari pesawatnya, dengan mengatakan "kepentingan nasional yang lebih besar yang dipertaruhkan".
"Alasan presiden menggunakan begitu banyak uang pajak untuk bepergian ke luar negeri adalah karena kepentingan nasional yang penting dipertaruhkan dan itu juga mengapa kami memberikan bantuan pelaporan kepada wartawan yang meliput masalah diplomatik dan keamanan,” kata Yoon.
"Saya berharap keputusan itu dapat dipahami dari perspektif itu,” kata presiden Korsel itu tentang keputusannya melarang wartawan MBC ikut menaiki pesawat kepresidenan.
Kekerasan terhadap Jurnalis di Jantung Eropa
Eropa dikejutkan dengan serangan penembakan terhadap Peter R. de Vries, seorang jurnalis Belanda. Meski Uni Eropa punya reputasi bagus dalam kebebasan pers, namun terkadang para jurnalis jadi korban serangan kekerasan.
Foto: Getty Images/AFP/Stringer
Amsterdam syok berat
Peter R. de Vries, wartawan kriminal terkemuka ditembak orang tidak dikenal saat meninggalkan studio televisi Selasa, 6 Juli 2021 malam di pusat kota Amsterdam, Belanda. Beberapa indikasi menunjukan sindikat kriminal terorganisir menjadi otak penyerangan tersebut. Dua orang tersangka diamankan beberapa jam setelah penembakan.
Foto: Evert Elzinga/ANP/picture alliance
Wartawan kriminal terkemuka di Belanda
De Vries telah meliput kejahatan terorganisir di Belanda selama bertahun-tahun. Sebelum aksi penembakan, dia jadi penasihat pribadi seorang saksi mahkota yang akan bersaksi terhadap seorang pimpinan organisasi kriminal besar. Saudara dan pengacara saksi mahkota tersebut telah dibunuh beberapa tahun lalu. Saat ini De Vries masih berjuang antara hidup dan mati di sebuah rumah sakit.
Foto: ANP/imago images
Harapan dan ketakutan
“Kejadian seperti ini tidak boleh terjadi di jantung Eropa!” Begitu reaksi dari masyarakat Belanda atas kejadian penembakan Selasa malam tersebut. Sejumlah orang terlihat di TKP meninggalkan bunga dan ucapan belasungkawa. Sayangnya, de Vries bukanlah jurnalis pertama yang menjadi korban pembunuhan berencana di benua Eropa.
Foto: Koen Van Weel/dpa/picture alliance
Negara tempat demokrasi dilahirkan
Jurnalis Yunani, Giorgos Karaivaz dibunuh di selatan kota Athena pada 9 April 2021. Dua orang bermasker yang mengendarai sepeda motor menembak wartawan kriminal senior ini sebanyak 10 kali. Sebagai wartawan berpengalaman, Karaivaz telah meliput sejumlah kasus korupsi yang melibatkan otoritas Yunani dan sindikat kriminal terorganisir.
Daphne Caruana Galizia (53), seorang jurnalis investigasi yang meliput kasus korupsi dalam bidang politik dan bisnis di Malta, tewas setelah mobilnya diledakkan menggunakan bom yang dipicu dari jarak jauh 16 Oktober 2017. Pelakunya divonis 15 tahun penjara setelah mengakui perbuatannya. Namun, dalang kejahatan, seorang pebisnis terkenal masih diadili untuk pembunuhan itu.
Foto: picture-alliance/dpa/L. Klimkeit
Dibunuh di kediaman pribadi
Jurnalis investigasi Slovakia, Jan Kuciak dan tunangannya, Martina Kusnirova ditembak pembunuh bayaran 21 Februari 2018. Jurnalis berusia 28 tahun ini memfokuskan liputannya pada sindikat kriminal terorganisir, pengemplang pajak dan korupsi di kalangan politisi dan penguasa Slovakia. Pembunuhannya mengejutkan Eropa dan berujung dengan pengunduran diri Perdana Menteri Slovakia, Robert Fico.
Foto: Mikula Martin/dpa/picture alliance
Bebaskan media!
Lukasz Masiak, jurnalis Polandia, dipukuli hingga tewas di pusat boling, 2015 silam. Masiak meliput kasus korupsi, bisnis narkoba dan penangkapan sewenang-wenang. Pemerintah Polandia dikritik karena makin membatasi kebebasan pers. Warga Polandia memprotes aturan baru pemerintah di Warsawa untuk terus membatasi kebebasan pers.
Foto: Attila Husejnow/SOPA Images/ZUMAPRESS.com/picture alliance
Saya adalah Charlie
12 orang dibunuh dalam serangan teror di kantor majalah satire Prancis Charlie Hebdo, tahun 2015. Ratusan ribu orang di seluruh dunia berdemonstrasi untuk kebebasan berbicara dan pers menggunakan tagar “Saya adalah Charlie”. Pada November, jurnalis musik Guillaume Barreau-Decherf dibunuh saat serangan teroris di teater Bataclan, Paris yang tewaskan ratusan penonton.
Foto: picture-alliance/dpa
Jurnalis Turki diserang di Berlin
Jurnalis Turki di Jerman, Erk Acarer, pengkritik Presiden Recep Tayyip Erdogan, diserang oleh tiga orang tak dikenal di kediamannya pada 7 Juli 2021. Dalam Bahasa Turki, Acarer menceritakannya di Twitter: “Saya diserang menggunakan pisau dan dipukuli di rumah saya di Berlin.“ Tiga orang pelaku juga mengancam akan datang kembali kalau dia tidak berhenti melakukan reportase.
Foto: twitter/eacarer
Wartawan dengan pembatasan?
Bukan hanya kasus yang membahayakan nyawa wartawan yang ditakuti. Namun, sering wartawan yang dihambat saat bertugas, seperti oleh pengunjuk rasa yang murka, polisi atau pihak berwenang. Pada foto terlihat polisi antihuru-hara Prancis menghadang seorang pekerja pers saat demonstrasi menentang peraturan keamanan yang baru.
Foto: Siegfried Modola/Getty Images
10 foto1 | 10
MBC: Yoon mengabaikan kebebasan pers
Dalam pernyataan yang diberikan kepada Associated Press, MBC mengatakan, Istana Kepresidenan Korea Selatan mengabaikan kebebasan pers dan prinsip-prinsip demokrasi.
Sebuah koalisi organisasi jurnalis, termasuk Asosiasi Jurnalis Korea dan Persatuan Pekerja Media Nasional, mengeluarkan pernyataan yang menuntut kantor kepresidenan Yoon membatalkan apa yang mereka gambarkan sebagai "pembatasan pelaporan yang tidak konstitusional dan ahistoris,” dan menuntut pejabat presiden yang terlibat dalam keputusan untuk berhenti.
"Pesawat kepresidenan dioperasikan dengan uang pajak dari rakyat dan setiap media membayar dengan uang mereka sendiri untuk menutupi biaya pelaporan,” kata mereka.
Organisasi jurnalis membandingkan insiden itu dengan kejadian di AS saat mantan Presiden Donald Trump menjabat, di mana ia menangguhkan izin pers koresponden CNN Jim Acosta setelah melakukan percakapan yang intens selama konferensi pers.
Sebelumnya, mantan Presiden Lee Myung-bak juga dikritik karena menangkap seorang blogger anti-pemerintah dan dituduh mengubah jaringan berita utama menjadi corong pemerintah.