Usulan Libur Nasional Untuk Peringati Penghapusan Militer
28 November 2018
Presiden Kosta Rika Carlos Alvarado Quesada mengusulkan 1 Desember sebagai hari libur nasional, memperingati penghapusan militer 70 tahun lalu. Alvarado menyebut penghapusan itu "esensial" bagi Kosta Rika.
Iklan
Kosta Rika bersiap-siap menghadapi peringatan 70 penghapusan militer di negara itu. Presiden Carlos Alvarado Quesada (foto artikel) mengusulkan agar tanggal 1 Desember dijadikan hari besar nasional untuk menandai momen bersejarah tersebut.
"Penghapusan militer adalah salah satu keputusan yang paling relevan secara politik dari hampir 200 tahun keberadaan republik kita, dan itu adalah bagian penting dari identitas nasional," kata Alvarado dalam pernyataan pers, yang juga disebarkan via Twitter.
Saat ini tercatat ada sekitar 20 negara di dunia yang tidak memiliki tentara nasional resmi.
Penguasa militer menghapus tentara nasional
Tentara Nasional Kosta Rika dibubarkan pada 1 Desember 1948 - pada tahun yang sama saat negara itu mengalami perang saudara yang singkat namun berdarah. Penghapusan itu diperintahkan oleh Presiden Jose Figueres Ferrer, yang memimpin pemerintahan militer sementara.
Jose Figuerres Ferrer ketika itu ingin memastikan bahwa militerisme tidak akan merusak demokrasi Kosta Rika di masa depan. Penghapusan tentara itu dikuatkan dalam konstitusi baru yang disahkan pada tahun berikutnya.
Langkah untuk membuat 1 Desember sebagai hari libur nasional diprakarsai oleh Partai Pembebasan Nasional, partai kiri yang didirikan oleh Figueres. Meskipun tanggal tersebut secara resmi diperingati sejak 1986, namun prakarsa baru ini ingin agar tanggal itu ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Demokrasi yang stabil
Dalam pernyataannya, Presiden Carlos Alvarado mengatakan, langkah bersejarah penghapusan militer adalah langkah besar yang bisa dibandingkan dengan upaya "dekarbonisasi ekonomi dan penghapusan bahan bakar fosil" saat ini.
Pemerintah Kosta Rika akan membahas inisiatif yang diusulkan itu dalam sesi kongres mendatang, yang akan dimulai pada bulan Desember.
Kosta Rika dikenal dengan demokrasinya yang stabil serta kebijakan sosial yang progresif, seperti pendidikan publik gratis, jaminan kesejahteraan sosial dan menitik beratkan program perlindungan lingkungan.
Teknologi Yang Mengubah Strategi dan Taktik Perang
Artificial Intelligence (AI) mengubah strategi dan taktik perang. Para ahli memperingatkan, pengembangan senjata mematikan yang bertindak secara otonom bisa membahayakan. Sejak dulu, teknologi memengaruhi cara berperang.
Foto: Getty Images/E. Gooch/Hulton Archive
Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence -AI): Revolusi perang jilid tiga
Lebih 100 ahli AI menulis surat terbuka dan meminta PBB melarang senjata otonom yang mematikan. Senjata semacam ini memang belum digunakan, namun kemajuan penelitian AI memungkinkan hal itu terwujud dalam waktu dekat, kata para ahli. Mereka mengatakan, senjata semacam itu bisa menjadi "revolusi ketiga dalam peperangan," setelah penemuan mesiu dan senjata nuklir.
Foto: Bertrand Guay/AFP/Getty Images
Penemuan bubuk mesiu
"Revolusi pertama" dalam cara berperang ditemukan warga Cina, yang mulai menggunakan bubuk mesiu hitam antara abad ke 10 sampai 12. Teknologi itu kemudian berkembang sampai ke Timur Tengah dan Eropa. Senjata dengan peluru memang lebih ampuh daripada tombak dan panah yang ketika itu digunakan.
Foto: Getty Images/E. Gooch/Hulton Archive
Artileri
Penemuan mesiu akhirnya memperkenalkan artileri ke medan perang. Tentara mulai menggunakan meriam sederhana pada abad ke-16 untuk menembakkan bola logam berat ke arah prajurit infanteri pihak lawan. Meriam mampu menembus tembok tebal sebuah benteng.
Foto: picture-alliance/akg-images
Senapan mesin
Penemuan senapan mesin pada akhir abad ke-19 segera mengubah medan peperangan. Penembaknya sekarang bisa berlindung agak jauh dari bidikan musuh dan mengucurkan puluhan amunisi dalam waktu singkat. Efektivitas senapan mesin sangat jelas dalam Perang Dunia I. Korban manusia yang tewas makin banyak.
Foto: Imperial War Museums
Pesawat tempur
Para pemikir militer terus mengembangkan peralatan perang yang makin canggih. Setelah penemuan pesawat terbang tahun 1903, enam tahun kemudian militer AS membeli pesawat militer pertama jenis Wright Military Flyer yang belum dipersenjatai. Pada tahun-tahun berikutnya, pesawat dilengkapi senjata dan juga digunakan untuk menjatuhkan bom.
Foto: picture-alliance/dpa/dpaweb/U.S. Airforce
Roket dan peluru kendali
Artileri memang efektif, tapi daya jangkaunya terbatas. Penemuan roket dan peluru kendali pada Perang Dunia II tiba-tiba mengubah strategi perang. Rudal memungkinkan militer mencapai target yang ratusan kilometer jauhnya. Rudal pertama buatan Jerman jenis V-2 masih relatif primitif, tapi inilah awal mula pengembangan rudal balistik antarbenua (ICBM).
Foto: picture-alliance/dpa
Pesawat jet
Pesawat jet pertama kali tampil pada akhir Perang Dunia II. Mesin jet secara dramatis meningkatkan kecepatan sebuah pesawat terbang dan memungkinkannya mencapai target lebih cepat. selain itu, pesawat jet sulit jadi sasaran musuh karena kecepatannya. Setelah Perang Dunia II, dikembangkan pesawat pengintai militer yang bisa terbang di ketinggian lebih dari 25 kilometer.
Foto: picture-alliance
Senjata nuklir
"Revolusi kedua" dalam strategi perang adalah penemuan bom atom dan penggunaannya di Hiroshima dan Nagasaki. Sekitar 60 sampai 80 ribu orang tewas seketika, belum lagi mereka yang terkena radiasi nuklir dan meninggal kemudian. Di era Perang Dingin, AS dan Uni Soviet mengembangkan ribuan hulu ledak nuklir dengan daya ledak yang lebih tinggi lagi.
Foto: Getty Images/AFP
Digitalisasi
Beberapa dekade terakhir, digitalisasi menjadi elemen penting dalam teknologi perang. Perangkat komunikasi militer jadi makin cepat dan makin mudah dioperasikan. Pada saat yang sama, efisiensi dan presisi meningkat secara radikal. Angkatan bersenjata modern kini fokus pada pengembangan kemampuan melakukan perang cyber untuk mempertahankan infrastruktur nasional dari serangan cyber musuh.