1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Presiden Obama Di Bawah Tekanan Kongres AS

5 Januari 2011

Partai Republik secara resmi mengambil alih kekuasaan di kongres dan diperkirakan akan berusaha mengendalikan politik Presiden Barack Obama.

Presiden AS Barack ObamaFoto: dpa

Susunan baru kongres Amerika Serikat dikomentari oleh harian Salzburger Nachrichten yang terbit di Wina Austria :

"Bagi Presiden Barack Obama era baru dimulai di Washington. Ia harus berhadapan dengan sebuah kongres yang tidak hanya memblokir keputusan politiknya, tetapi juga membatalkannya. Secara realistis, perseteruan yang akan terjadi tetap hanya simbolis saja. Kubu republik di dewan perwakilan harus berbagi kekuasaan di gedung Kapitol dengan mayoritas demokrat di Senat. Misalnya, reformasi kesehatan. Tuntutan untuk menarik kembali keputusan tersebut tidak memiliki konsekuensi, karena baik Senat mau pun presiden tidak akan menyetujuinya."

Harian konservatif Paris Le Figaro berkomentar tentang hubungan pengaruh kekuasaan antara Obama dan kongres Amerika Serikat :

"Kubu Republik telah memperingatkan Obama. Mereka tidak akan membiarkannya lolos. Sarananya telah mereka miliki sejak November - dengan mencapai mayoritas di dewan perwakilan dan blokade kuat minoritas di Senat. Akankah Obama berubah karena ancaman ini? Akankah sosok pria yang bagi sebagian warga Amerika Serikat dan dunia mewakili awalan baru dan harapan menghentikan ambisinya? Obama, sang demokrat, ingin mengubah negaranya. Dengan reformasi yang penuh oleh pengaruh politik Eropa. Yakni, lebih banyak regulasi pemerintah, lebih sedikit liberalisme. Namun, hasil pemilu paruh waktu di bulan November lalu menunjukkan, bahwa banyak warga Amerika Serikat yang tidak menyetujuinya. Melalui kongres, kubu republik akan berjuang untuk menghilangkan reformasi kesehatan, membatalkan regulasi pasar dan mengurangi pengeluaran negara secara drastis. Dalam politik luar negeri mulai dari Afghanistan hingga Timur Tengah juga belum ada perkembangan. Apakah Obama presiden keruntuhan Amerika Serikat? Gambar ini lah yang ingin ditampilkan oleh pihak oposisi. Obama sendiri menyerukan 'aliansi suci' kekuatan politik untuk membantu Amerika Serikat keluar dari masalah pengangguran dan lubang hutang yang dalam. Kemungkinan ia akan dipaksa untuk berkompromi tahun ini. Situasi politik di Amerika tidak akan seperti dulu lagi, namun Obama belum kehilangan semuanya."

Harian kiri liberal Italia La Republicca memilih untuk menulis tentang pembunuhan Salman Taseer, gubernur provinsi Punjab di Pakistan Timur dan orang dekat Presiden Asif Ali Zardari :

"Gubernur Punjab Salman Taseer tidak lagi memiliki banyak teman. Kampanyenya bulan November lalu untuk menyelamatkan pemeluk agama Kristen Asia Bibi dari hukuman mati dan menghapus undang-undang penistaan agama, membuatnya dibenci kaum Muslim dan menyulitkan posisinya dalam partainya sendiri. Namun, terbunuhnya Taseer, serangan bermotif politik terparah sejak serangan bunuh diri terhadap Benazir Bhutto, tidak hanya berpotensi menyulut ketegangan agama di Pakistan, melainkan juga memperdalam krisis politik terbuka di dalam koalisi pemerintah."

Vidi Legowo-Zipperer / dpa

Editor : Hendra Pasuhuk