Presiden Perancis Ingatkan Eropa Ancaman “Otoritarianisme”
17 April 2018
Presiden Perancis Emmanuel Macron memperingatkan Eropa tentang „godaan otoritarianisme", baik di seluruh dunia di dalam Uni Eropa sendiri. Dia juga menguraikan visinya tentang pembaruan Eropa.
Iklan
Emmanuel Macron hari Selada (17/4) berpidato di Parlemen Eropa di Strasbourg, Perancis. Inilah pidato pertama Presiden Perancis di hadapan anggota parlemen Uni Eropa. Dia mengatakan ada semacam "perang saudara Eropa" antara pembela dan penggembos demokrasi.
Macron menyerukan Eropa agar menentang kecenderungan otoritarianisme yang saat ini sedang meluas.
"Saya tidak ingin menjadi bagian dari generasi tertidur, saya tidak ingin menjadi bagian dari generasi yang melupakan masa lalunya sendiri," kata presiden berusia 40 tahun itu dalam pidatonya.
"Saya ingin menjadi bagian dari generasi yang membela kedaulatan Eropa, karena kami berjuang untuk mendapatkannya. Dan saya tidak akan menyerah pada segala bentuk otoritarianisme," tambahnya.
"Ada pertarungan di Eropa”
Emmanuel Macron mengatakan dia prihatin dengan semakin meningkatnya rasa "keraguan" di beberapa negara Eropa di tengah guncangan referendum Brexit 2016, yang menurutnya telah menciptakan perpecahan di Uni Eropa.
"Tampaknya ada semacam pertarungan sipil di Eropa. Ada ketertarikan pada pengekangan, dan hal itu terus menguat," kata Macron kepada anggota parlemen di Strasbourg.
Pidato ini disampaikan hanya beberapa hari setelah kemenangan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban, yang dikenal sangat skeptis dengan Uni Eropa dan cenderung menumbuhkan sentimen nasionalisme populis.
Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker menyambut pidato Emmanuel Macron dan mengatakan: "Perancis yang sebenarnya, telah kembali." Macron memenangkan pemilihan Presiden di Perancis tahun lalu mengalahkan kandidat ultra konservatif Marine Le Pen dengan isu-isu pro Eropa.
Emmanuel Macron Presiden Baru Perancis
Macron dianggap sebagai sosok yang mengejutkan dalam pemilihan presiden kali ini. Dia terpilih jadi presiden termuda Perancis dalam sejarah. Berikut 5 hal yang perlu Anda ketahui tentang Macron.
Foto: picture alliance / Christophe Ena/AP/dpa
Mantan Bankir dengan Gaji Selangit
Sebelum bekerja sebagai bankir investasi di Rothschild & Cie Banque, Macron bekerja sebagai inspektur keuangan kementrian ekonomi Perancis. Tahun 2008, ia membayar 50.000 Euro untuk bisa keluar dari ikatan dinas dengan pemerintah dan bekerja sebagai bankir. Dalam kampanyenya, Macron berjanji akan membuat Perancis menjadi negeri yang lebih ramah bisnis dan mengurangi pajak perusahaan.
Foto: picture alliance/dpa/AP/C. Ena
Istrinya 24 Tahun Lebih Tua
Ia berkenalan dengan istrinya di usia 15 tahun. Saat itu Brigitte Marie-Claude Trogneux adalah guru bahasa Perancisnya, telah menikah dan memiliki anak. Setelah bercerai dari suami pertamanya, Trogneux dan Emmanuele Macron menikah di tahun 2007. Mereka tidak memiliki anak bersama, tapi Trogneux, 63 tahun, memiliki 3 anak dan tujuh cucu.
Foto: picture alliance/dpa/J-P. Brunet
Perancis Tidak Seharusnya Jadikan Muslim Sebagai Sasaran
“Tidak ada agama yang menjadi masalah di Perancis saat ini," ujar Macron saat kampanye bulan Oktober 2016. "Negara harus netral karena merupakan jantung dari sekularisme. Kita berkewajiban untuk membiarkan semua orang menjalankan agama mereka dengan adil."
Foto: picture alliance/dpa/abaca/S. Lefevre
Pro Intervensi di Suriah
Menurut Reuters, Macron ingin meningkatkan anggaran pertahanan hingga dua persen, dari angka 1,8 persen produk domestik bruto (PDB). Ia juga pernah mengatakan, harus ada intervensi internasional di Suriah, jika ada bukti bahwa Bashar al-Assad menggunakan senjata kimia.
Marine Le Pen berjanji untuk menarik Perancis dari Uni Eropa seperti Inggris tahun 2016. Namun, Macron adalah pendukung Uni Eropa. Ia ingin ada beberapa perubahan, supaya Uni Eropa lebih kuat lagi. “Sejak 2008 kita gagal membangun Eropa. Sejak 2008 hanya ada generasi terlupakan yang melihat segelintir dari rencana kita terwujud. Tugas kita adalah membangun kembali impian Eropa."
Foto: picture alliance / Christophe Ena/AP/dpa
5 foto1 | 5
Mendesak reformasi Uni Eropa
Tetapi Presiden Perancis itu juga mendesak agenda pembaruan Uni Eropa yang menurutnya harus dilaksanakan segera. Dia mengusulkan pembentukan Dana Eropa untuk membantu negara-negara yang teah menerima pengungsi .
"Saya mengusulkan menciptakan program Dana Eropa yang bisa digunakan secara langsung untuk mendukung keuangan komunitas lokal yang menyambut dan mengintegrasikan pengungsi," kata Macron. Dia juga mengusulkan reformasi zona mata uang euro dan perbaikan sistem suaka di Uni Eropa.
Akhir pekan ini, Emmanuel Macron akan berkunjung ke Berlin untuk berunding dengan Kanselir Angela Merkel mengenai gagasan-gagasannya.
Brigitte Trogneux: Perempuan Paling Dibicarakan di Perancis
Usianya 24 tahun lebih tua dari suaminya, calon presiden Perancis, Emmanuel Macron. Ia kini jadi permpuan paling diperbincangkan di Perancis dan dianggap calon ‘first lady’ termodern di Istana Élysée.
Foto: picture-alliance/abaca/H. Szwarc
Mendadak, jadi buah bibir di Perancis
Selalu tampil mesra di hadapan publik, Emmanuel Macron mencium bibir istrinya Brigitte Trogneux , saat unggul dalam putaran pertama pemilu Perancis. Macron kerap memuji istrinya yang disebutnya amat berkontribusi dalam hidupnya – membentuk bagaimana ia menjadi sosok seperti sekarang ini. Perempuan ini menjadi buah bibir saat Macron jadi kandidat terkuat di pemilu presiden Perancis 2017.
Foto: picture-alliance/abaca/H. Szwarc
Dicintai seorang murid remaja
Kisah pertemuan Emmanuel Macron dan Brigitte dimulai di Amiens, kota yang tenang di utara Perancis. Brigitte guru bahasa Perancis dan Latin di La Providence, Amiens. Selain itu ia pun pembimbing kelompok teater, dimana Emmanuel Macron saat masih remaja berusia 15 tahun jadi anggotanya. Usai pertunjukan teater, Macron mencium pipi pembimbingnya yang kala itu berusia 40 tahun dan jatuh cinta.
Foto: Colourbox/Pressmaster
Percintaan penuh tentangan
Di usia 17 tahun, Macron sudah bertekad mengawini Brigitte. Dalam buku Emmanuel Macron: A Perfect Young Man yang ditulis Anne Fulda, orang tua Macron menyuruh Trogneux menjauhi putra mereka, setidaknya sampai berusia 18 tahun. Macron dikirim ke Paris untuk menyelesaikan studi. Namun jarak tak menghalangi hubungan mereka. Brigitte bercerai dari suaminya dan 2007 menikah dengan Macron.
Foto: Colourbox/M.Standret
Punya 3 anak, putrinya bekerja jadi juru kampanye Macron
Dari suami sebelumnya, Brigitte punya 3 anak. Anak bungsunya, Tiphaine Auziere (30) bekerja dalam tim kampanye Macron. Dia menyebut ayah tirinya sebagai sosok "berkepribadian luar biasa" dan "cerdas". Anak sulung Trogneux, Sebastien, 2 tahun lebih tua usianya dari Macron. Sedangkan anak tengahnya, Laurence, seumur Macron & berada di kelas yang sama saat pertama Brigitte jumpa dengan Macron.
Foto: picture-alliance/Anadolu Agency/A. de Russe
Berperan dalam pemerintahan jika Macron menang
Jika Macron menang, jangan harap Trogneux tiba-tiba berhenti memainkan peran utama dalam hidupnya di tempat kerja. "Jika saya terpilih - tidak, maaf, ketika kami terpilih - dia akan berada di sana, dengan perannya sendiri" kata Macron . "Saya berutang banyak padanya, dia membantu saya menjadi diri saya sendiri."
Foto: picture-alliance/AP Photo/C. Ena
Keluarganya Chocolatiers kaya di Amiens
L'Express mencatat bahwa keluarga BrigitteTrogneux terkenal di utara Prancis karena cokelatnya. Sepupu Brigitte, Jean-Alexandre Trogneux, memimpin bisnis keluarga yang pada tahun 2013 saja hasilkan 4 juta Euro. Cokelat bisa dipesan secara online. mereka secara online. Produk paling terkenal perusahaan adalah makaron atau Macrons d'Amiens. Nama yang kebetulan sekali bukan?
Foto: trogneux.fr
Memutuskan tidak punya anak
Macron menjelaskan bahwa dia dan istrinya telah memutuskan untuk tidak mempunyai anak. Dari anak-anak Brigitte dengan suami terdahulu, pasangan kini sudah punya 7 cucu. Macron menyebutkan: “Tanpa harus menjadi anak-anak dan cucu biologis, saya membanjiri mereka dengan cinta.“
Foto: picture-alliance/AP Photo/E. Feferberg
Arti penting Brigitte bagi Macron
Brigitte telah menjadi pemandu dan guru Macron sejak berusia 15 tahun. Ia berperan aktif dalam kampanye, menasihatinya dan mengatur agendanya. “Emmanuel Macron tidak akan bisa memulai karir politik tanpa bantuan istrinya," kata Marc Ferracci, seorang penasihat kampanye dan saksi pada pernikahan pasangan itu tahun 2007. "Kehadiran Brigitte amat penting baginya." (ap/as/berbagai sumber)