Partai Demokrat yang menguasai mayoritas di Dewan Perwakilan AS akan mengajukan pemakzulan (impeachment) terhadap Presiden Donald Trump. Inilah tuntutan pemakzulan kedua selama masa jabatan kepresidenannya.
Iklan
Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi dari Partai Demokrat mengatakan hari Minggu (10/1) fraksinya akan melanjutkan upaya pemakzulan (impeachment) Presiden Donald Trump, yang disebutnya sebagai "ancaman bagi demokrasi".
"Dalam melindungi Konstitusi dan Demokrasi, kami akan bertindak dengan urgensi, karena Presiden ini merupakan ancaman terhadap keduanya," kata Pelosi dalam surat yang dikirimkan kepada anggota DPR AS.
Anggota DPR dari California Ted Lieu menegaskan, fraksi Demokrat akan mengajukan impeachment baru terhadap Presiden AS Donald Trump hari Senin (11/1) atas peranannya dalam penyerangan massa pendukungnya ke Capitol.
Ted Lieu hari Sabtu di Twitter menyebutkan, sudah ada sekitar 180 anggota dewan yang mendukung pemakzulan itu.
Ini berarti bahwa Trump akan menjadi presiden pertama dalam sejarah AS, yang menghadapi dua tuntutan pemakzulan dalam satu periode kepresidenan. Namun untuk berhasil, tuntutan impeachment harus disetujui dengan dua pertiga suara mayoritas di Senat AS, yang masih dikuasai kubu Republik.
Iklan
Pemakzulan Trump dengan Amandemen Ke-25?
Nancy Pelosi mengatakan, pertama-tama DPR akan mendesak Wakil Presiden Mike Pence dan Kabinet untuk memberhentikan Trump dengan penerapan Amandemen ke-25.
Menurut amandemen itu, Presiden AS bisa diberhentikan pada kondisi "tidak mampu melakukan tugasnya", dan kekuasaan eksekutif akan beralih kepada Wakil Presiden. Untuk itu wakil presiden dan anggota kabinet harus membuat pernyataan bersama tentang pencabutan mandat presiden. Hingga saat ini, Mike Pence tidak menunjukkan sinyal akan mengambil langkah itu.
Senator Pennsylvania dari Partai Republik Pat Toomey mengatakan, dia cukup yakin bahwa Presiden Donald Trump telah melakukan "pelanggaran yang layak menghadapi impeachment". Namun dia tidak secara tegas menyatakan akan mendukung pemakzulan.
Buntut penyerbuan ke Capitol
Presiden Donald Trump, yang akan mengakhiri masa jabatannya pada 20 Januari, telah menjadi sasaran kritik tajam dari dalam dan luar negeri menyusul kekerasan di dalam dan sekitar gedung Capitol, Rabu lalu (6/1).
Trump dituduh telah menghasut kekerasan, antara lain dengan berpidato di rapat umum di National Mall di depan gedung Capitol. Ketika itu dia menyerukan pada pendukungnya untuk "bergerak ke Capitol" dan memrotes yang dia klaim sebagai "kecurangan pemilu" dan menghentikan Kongres AS mengesahkan kemenangan Joe Biden. Sejak kalah dalam pemilu presiden 3 November lalu, Trump terus-menerus mengklaim bahwa dia telah memenangkan pemilu namun dicurangi dengan "penipuan yang luas".
Foto-foto Saat Massa Pendukung Trump Menyerbu Gedung Capitol AS
Massa pendukung Presiden Donald Trump menyerbu Gedung DPR AS dalam upaya membatalkan kekalahan Trump. Foto-foto berikut ini menggambarkan insiden penyerbuan di Gedung Capitol saat perusuh bentrok dengan pasukan keamanan.
Foto: Saul Loeb/AFP/Getty Images
Bentrok antara pengunjuk rasa dan polisi
Massa pendukung Presiden AS Donald Trump bentrok dengan aparat keamanan di depan Gedung Capitol di Washington DC pada 6 Januari. Kongres AS sedang mengadakan sidang untuk meratifikasi kemenangan 306-232 Presiden terpilih Joe Biden atas Presiden Trump.
Foto: Stephanie Keith/REUTERS
Demonstran yang marah menyerbu Gedung Capitol
Awalnya, pendukung Trump yang agresif berunjuk rasa di luar Gedung Capitol AS. Namun, mereka akhirnya mencoba menerobos masuk ke dalam gedung dan polisi gagal menahan massa yang marah.
Foto: Roberto Schmidt/AFP/Getty Images
Pendukung Trump menerobos masuk
Massa pendukung Trump yang marah menerobos Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021, saat Kongres mengadakan sidang untuk meratifikasi kemenangan Presiden terpilih Joe Biden dari hasil Electoral College atas Presiden Trump.
Foto: Win McNamee/Getty Images
Petugas keamanan Gedung Capitol berjaga penuh
Petugas keamanan Gedung Capitol AS berjaga penuh saat menangani kerusuhan ketika pengunjuk rasa mencoba masuk ke House Chamber, ruangan paling inti, tempat para legislator berkumpul untuk meratifikasi pemungutan suara Electoral College.
Foto: J. Scott Applewhite/AP Photo/picture alliance
Petugas keamanan menahan para perusuh
Petugas keamanan mencoba menahan para perusuh yang berada di lorong di luar ruang Senat. Sementara, para anggota parlemen dibawa ke tempat aman.
Foto: Manuel Balce Ceneta/AP Photo/picture alliance
Mengambil alih ruang Senat
Setelah berhasil menerobos keamanan Gedung Capitol, seorang pengunjuk rasa berlari ke tengah ruang Senat dan meneriakkan "Kebebasan!"
Foto: Win McNamee/Getty Images
Perusuh menyerbu ruang Senat
Seorang perusuh berhasil menerobos keamanan Gedung Capitol, dan melompat dari atas galeri umum ke ruang Senat.
Foto: Win McNamee/Getty Images
Anggota parlemen berlindung di House Chamber
Para anggota parlemen dengan panik mencari tempat berlindung di ruang galeri DPR, saat para pengunjuk rasa mencoba menerobos masuk. Menurut seorang jurnalis Gedung Putih, para anggota parlemen diberi masker gas yang berada di bawah kursi.
Foto: Andrew Harnik/AP Photo/picture alliance
Pengunjuk rasa menduduki kantor anggota parlemen
Massa pendukung Trump mengambil alih kantor yang telah dikosongkan. Anggota parlemen berhasil dibawa ke tempat aman.
Foto: Saul Loeb/AFP/Getty Images
Petugas tak berhasil menahan
Polisi dan petugas keamanan Gedung Capitol gagal menahan pengunjuk rasa yang menerobos masuk ke Rotunda dan kantor anggota parlemen. Seorang pria bahkan memboyong podium yang biasa digunakan oleh Ketua DPR Nancy Pelosi untuk berpidato.
Foto: Win McNamee/Getty Images
Petugas menembakkan gas air mata
Petugas keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan para perusuh di luar Gedung Capitol.
Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP/Getty Images
Ledakan di luar Gedung Capitol
Sebuah ledakan terjadi di luar Gedung Capitol ketika polisi berusaha menghalau laju massa pendukung Trump. Kepolisian Washington dan Garda Nasional telah dikerahkan untuk membubarkan para pengunjuk rasa.
Foto: Leah Millis/REUTERS
Upaya membubarkan pengunjuk rasa
Petugas Garda Nasional dan kepolisian Washington DC dikerahkan ke Gedung Capitol untuk membubarkan pengunjuk rasa. Jam malam di seluruh kota diberlakukan dari pukul 6 sore hingga pukul 6 pagi. (Ed: pkp/rap)
Penulis: Kristin Zeier
Foto: Spencer Platt/Getty Images
13 foto1 | 13
Trump sebelumnya permah menghadapi tuntutan pemakzulan pada 2019 dengan tuduhan penyalahgunaan kekuasaan. Namun Senat AS yang dikuasai Partai Republik membebaskannya dari tuntutan itu pada Januari 2020.