Presiden Xi Jinping Janjikan Bantuan untuk Afganistan
31 Maret 2022
Presiden Cina Xi Jinping pada Kamis (31/03) menunjukkan dukungan penuh untuk Afganistan dalam penyelenggaraan konferensi regional. Bahkan, dia tidak menyinggung pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Taliban.
Iklan
Presiden Cina Xi Jinping menjanjikan dukungan penuh kepada Afganistan lewat sebuah pernyataan yang disampaikan pada hari kedua penyelenggaraan konferensi regional, Kamis (31/03), yang dihadiri oleh perwakilan dari negara lainnya, seperti Rusia, Pakistan, Iran, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.
"Afganistan yang damai, stabil, maju, dan makmur” adalah apa yang dicita-citakan oleh warga Afganistan,” kata Xi.
"Cina selama ini menghormati kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayah Afganistan, dan berkomitmen untuk mendukung pembangunan Afganistan yang damai dan stabil,” kata Xi dalam pesannya pada konferensi di Tunxi, pusat industri pariwisata di provinsi Anhui, Cina.
Xi menambahkan bahwa Afganistan berada pada "titik kritis yang saat ini mengalami transisi dari kekacauan ke ketertiban." Namun, dalam sambutannya Xi tidak memberikan rincian bentuk dukungan yang dimaksud, meskipun negaranya telah mengirimkan bantuan darurat ke Afganistan dan berupaya untuk mengembangkan pertambangan tembaga di sana.
Utusan khusus untuk Afganistan dari Cina, Amerika Serikat, dan Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai "Extended Troika” juga bertemu secara bersamaan di Tunxi. Meskipun belum mengakui pemerintah Taliban, Cina telah bergerak cepat untuk menjalin hubungan dengan kelompok Islam radikal itu.
Afganistan: Perubahan Keseharian di Bawah Kekuasaan Taliban
Terlepas dari semua drama seputar pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban di Afganistan, kehidupan sehari-hari terus berlanjut. Namun kehidupan sehari-hari itu telah berubah drastis, terutama bagi kaum perempuan.
Foto: WANA NEWS AGENCY/REUTERS
Dunianya laki-laki
Foto dan video yang muncul dari Afganistan menunjukkan kembalinya aktivitas di jalanan perkotaan, seperti restoran di Herat ini yang sudah menerima pelanggan lagi. Tapi ada satu perbedaan mencolok dari sebelumnya: di meja hanya ada laki-laki saja, sering kali mengenakan pakaian kurta tradisional, tunik selutut. Perempuan di ruang publik menjadi hal langka di perkotaan.
Foto: WANA NEWS AGENCY/REUTERS
Harus terpisah
Di sebuah universitas swasta di Kabul. Ada tirai yang memisahkan mahasiswanya. Pemisahan antara perempuan dan laki-laki ini sekarang menjadi kebijakan resmi dan kemungkinan akan terus menyebar. "Pembelajaran campur, lelaki-perempuan, bertentangan dengan prinsip Islam, nilai-nilai nasional, adat dan tradisi," kata Abdul Baghi Hakkani, Menteri Pendidikan Taliban di Kabul.
Foto: AAMIR QURESHI AFP via Getty Images
Kebebasan yang hilang
Seperti para perempuan ini yang sedang dalam perjalanan mereka ke masjid di Herat, setelah 20 tahun pasukan sekutu memerangi Taliban, kebebasan yang dulu didapatkan perempuan dengan cepat terhapus. Bahkan olahraga akan dilarang untuk pemain perempuan, kata Ahmadullah Wasik, wakil kepala Komisi Kebudayaan Taliban.
Foto: WANA NEWS AGENCY/REUTERS
Pos pemeriksaan di mana-mana
Pemandangan di jalan juga didominasi oleh pos pemeriksaan Taliban. Ketika orang-orang bersenjata berat mengintimidasi warga, warga berusaha keras untuk berbaur. Pakaian gaya Barat menjadi semakin langka dan pemandangan tentara bersenjata lengkap semakin umum.
Foto: Haroon Sabawoon/AA/picture alliance
Menunggu pekerjaan
Di Kabul, buruh harian laki-laki duduk di pinggir jalan, menunggu tawaran pekerjaan. Afganistan, yang sudah berada dalam situasi ekonomi yang genting bahkan sebelum pengambilalihan Taliban, sekarang terancam "kemiskinan universal" dalam waktu satu tahun, menurut PBB. 98% warganya tahun depan akan hidup dalam kemiskinan, dibandingkan dengan 72% pada saat ini.
Foto: Bernat Armangue/dpa/picture alliance
Tetap mencoba melawan
Perempuan Afganistan, meskipun ditindas secara brutal, terus menuntut hak mereka atas pendidikan, pekerjaan, dan persamaan hak. Namun PBB memperingatkan bahwa protes damai juga disambut dengan kekerasan yang meningkat. Para Islamis militan menggunakan pentungan, cambuk dan peluru tajam membubarkan aksi protes. Setidaknya empat orang tewas dan banyak lainnya yang cedera.
Foto: REUTERS
Ada juga perempuan yang 'pro' Taliban
Perempuan-perempuan ini, di sisi lain, mengatakan mereka senang dengan orde baru. Dikawal oleh aparat keamanan, mereka berbaris di jalan-jalan mengklaim kepuasan penuh dengan sikap dan perilaku Taliban, dan mengatakan bahwa mereka yang melarikan diri dari negara itu tidak mewakili semua perempuan. Mereka percaya bahwa aturan Islam menjamin keselamatan mereka.
Foto: AAMIR QURESHI/AFP/Getty Images
Menyelaraskan arah
Demonstrasi pro-Taliban termasuk undangan bagi wartawan, berbeda dengan protes anti-Taliban. Yang terakhir, wartawan melaporkan mereka telah diintimidasi atau bahkan dilecehkan. Ini adalah tanda yang jelas dari perubahan di bawah Taliban, terutama bagi perempuan. (kp/hp)
Foto: AAMIR QURESHI/AFP/Getty Images
8 foto1 | 8
Krisis Ukraina bayangi konferensi di Cina
Ketegangan mengenai invasi Rusia ke Ukraina telah membayangi konferensi regional tentang Afganistan di Cina. Sebelumnya pada hari Rabu (30/03), Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi bertemu langsung untuk pertama kalinya sejak Rusia memulai perangnya di Ukraina. Tidak ada informasi jelas mengenai perjumpaan tersebut.
Cina menolak untuk mengutuk invasi Moskow ke Kyiv dan telah menandai AS dan NATO sebagai penyebab utama krisis di Ukraina. Seperti Rusia, Cina juga menyebut konflik itu sebagai "operasi militer khusus".