1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

160509 Obama Guantanamo

16 Mei 2009

Pujian datang dari kubu oposisi, tapi organisasi HAM mengritik keras Presiden Obama karena mempertahankan tribunal militer.

Doa bersama tahanan Guantanamo, May 2009.Foto: AP

Pekan ini berbagai masalah seputar penjara Guantanamo di Kuba menjerumuskan Presiden AS Barack Obama ke dalam kesulitan. Berawal dari langkahnya untuk tidak mempublikasikan foto-foto kontroversial mengenai investigasi terhadap tahanan. Terakhir hari Jumat (15/5), pernyataan Obama mengenai digelarnya kembali tribunal militer dalam empat bulan mendatang, menuai kritik dari organisasi-organisasi HAM. Sementara kubu oposisi mengutarakan pujian atas sikap baru Obama.

Jurubicara Presiden AS, Robert Gibbs mengatakan: "Yang pertama dan secara khusus perlu diingat adalah bahwa Presiden Obama melakukan yang dinilainya terbaik bagi keamanan bangsa Amerika. Komisi militer memiliki tradisi yang panjang di Amerika Serikat."

Awal tahun ini, beberapa jam setelah pelantikannya Obama berjanji akan menutup penjara Guantanamo dan menyerukan larangan penganiayaan tahanan. Serunya ketika itu: "Pesan yang kami ingin sampaikan kepada dunia adalah bahwa Amerika Serikat akan terus melawan kekerasaan dan mengejar teroris. Bersama, kami akan melakukannya dengan selalu waspada, efektif dan sesuai dengan nilai hukum dan moral Amerika Serikat."

Memang, Obama kini menuntut tribunal militer agar tidak memakai pengakuan yang dihasilkan melalui penyiksaan, atau cara-cara lain yang tidak patut. Selain itu para tersangka tidak perlu lagi membuktikan bahwa mereka tidak bersalah. Selain itu, hak para tahanan dalam memilih pengacara dikukuhkan.

Meski begitu, organisasi HAM tidak puas , karena mereka mengharapkan tahanan Guantanamo akan dihadapkan dengan pengadilan sipil atau setidaknya pengadilan militer. Para wakil tahanan Guantanamo juga menilai langkah itu tidak cukup. Salah seorang diantaranya, Christine Huskey menuding Obama melanggar janji kampanye.

David Gergen, pengamat politik yang pernah menjadi penasehat beberapa Presiden Amerika Serikat, menilai sikap baru Presiden Obama tak lebih dari bagian menghadapi politik nyata dunia.

Ungkapnya: "Bila panglima tertinggi terpaksa berhadapan dengan fakta yang terdapat dalam dokumen rahasia atau berasal dari pembicaraan dengan komandan militer maka iapun harus menyikapinya secara berbeda dari ketika ia berstatus kandidat. Sikap Obama sama dengan kebanyakan Presiden sebelumnya, dalam urusan keamanan ia bergeser ke tengah. "

Palang Merah Internasional mencatat ada 242 tahanan di penjara Guantanamo, diantaranya dalang serangan 11 September. Organisasi HAM memperkirakan sekitar 20 orang akan menghadapi tribunal militer yang baru ini.. Sedangkan sejumlah tahanan lainnya tanpa melalui proses tribunal, akan diterbangkan ke negara Eropa yang menerimanya. Lakhdar Boumediene, seorang tahanan asal Aljazair yang berusia 42 tahun baru saja diterbangkan ke Perancis.

Rüdiger Pauler / Edith Koesoemawiria

Editor: Asril Ridwan