Presisi Tinggi Dibutuhkan untuk Penerbangan Luar Angkasa
Cornelia Borrmann
7 Februari 2022
Apakah lebih sulit bawa orang kembali ke Bumi, daripada menerbangkan ke ruang angkasa? Tidak bisa dibilang begitu. Keduanya butuh presisi tinggi agar selamat.
Iklan
Peluncuran ke ruang angkasa dan kembali ke Bumi punya tantangan dan bahaya berbeda. Untuk meluncurkan astronot ke ruang angkasa, roket harus mengalahkan daya tarik Bumi.
Untuk itu, roket perlu bahan bakar dalam jumlah besar, dan menggunakan apa yang disebut prinsip gaya tendangan balik. Seperti halnya juga balon yang melejit di udara, karena dari bagian bawahnya keluar udara.
Mengendalikan roket agar berjalan lurus
Tapi roket tidak boleh melejit tanpa kendali. Agar roket melaju dengan lurus, mesin atau pendorong mengendalikan gas yang menyemprot ke luar dan mendorong roket ke arah yang benar. Sebuah sistem navigasi khusus menetapkan arahnya.
Namun demikian, roket kadang jatuh. Misalnya 2014 sebuah roket Antares terbakar hanya beberapa detik setelah diluncurkan. Bersama roket itu, wahana pengangkut logistik bagi stasiun ISS yang berada di dalamnya, juga terbakar.
Antara Menerbangkan dan Bawa Astronot Kembali dari Luar Angkasa
03:03
Jika kapsul pengangkut astronot sudah mencapai orbitnya, tantangan berikutnya yang harus dihadapi adalah terbang mendekati stasiun ruang angkasa ISS.
Dengan menyalakan roket penggerak berpresisi tinggi, komputer mengatur agar kapsul berada di posisi sama seperti ISS dan bergerak dengan kecepatan sama. Kesalahan sedikit saja bisa menyebabkan tubrukan. Dalam situasi darurat, astronot harus mampu mengendalikan kapsul secara manual agar dapat merapat.
Mengerem kapsul sebelum masuk ke atmosfir Bumi
Sekarang soal kembali ke Bumi. Setelah kapsul ruang angkasa yangmengangkut astronot melepaskan diri dari ISS, kapsul masih melaju dengan kecepatan 28.000 km per jam di angkasa. Jadi harus direm terlebih dahulu. Jika sudah berada cukup jauh dari ISS, kapsul akan menghidupkan mesin penggerak agar bisa mengurangi kecepatannya dan meninggalkan orbit.
Komponen yang tidak dibutuhkan lagi akan diledakkan. Perjalanan masuk ke atmosfir Bumi harus dalam kecepatan tertentu, juga dalam sudut yang tepat.
Citra Fantastis Jagad Raya Dari Teleskop Ruang Angkasa Hubble
Teleskop Luar Angkasa Hubble selama lebih 30 tahun mengirimkan gambar-gambar menakjubkan dari sudut terjauh alam semesta. Mari kita lihat kembali beberapa foto-foto terbaiknya.
Foto: NASA/Newscom/picture alliance
Gangguan Komputer Berhasil Diatasi
Teleskop Luar Angkasa NASA, Hubble, tidak dapat mengirim gambar antara 13 Juni sampai 15 Juli 2021. Sistem memori komputer yang rusak telah menghentikan operasi teleskop tersebut. Namun pensiunan ahli NASA berhasil membuatnya berfungsi kembali. Selama lebih dari tiga dekade, Hubble telah mengirimkan gambar menarik dari bintang dan galaksi yang jauh di alam semesta.
Foto: ESA
Pendar Cahaya Bintang Baru Lahir
Bintik-bintik cahaya berwarna biru ini adalah bintang-bintang muda di pusat Nebula Doradus yang disebut kawasan R136. Spektrum warna biru menunjukan bintang muda yang baru berumur beberapa juta tahun. Banyak diantaranya adalah bintang amat masif dengan ukuran 100 kali matahari.
Foto: NASA/ESA/TScI
Jauh Lebih Indah dari 'Star Wars'
Seperti episode "Star Wars" yang tayang di bioskop pada tahun 2015, Hubble mengambil gambar lightsaber kosmik dari kompleks awan Orion B sekitar 1.300 tahun cahaya dari Bumi. Ini adalah lokasi lahirnya sistem bintang. Dua pancaran kosmik yang keluar dari bintang yang baru lahir dan beberapa debu antarbintang membentuk gelombang kejut bercahaya. Hubble selalu mengambil citra yang fantastis.
Foto: NASA/ESA/Hubble
Mata di Luar Angkasa
Sejak 1990, dijuluki raja teleskop luar angkasa, Hubble mengitari orbit bumi pada kecepatan 27.000 km/jam di ketinggian 600 km. Hubble panjangnya 11 meter dan berbobot 11 ton - sebanding dengan berat dan ukuran sebuah bus.
Foto: NASA/Getty Images
Mencari Gelembung Kosmik
Hubble telah membantu kita memahami kelahiran bintang dan planet, memperkirakan usia alam semesta, dan mempelajari sifat ‘Dark Matter’ atau materi gelap. Di sini kita melihat bola gas raksasa yang diciptakan oleh ledakan supernova.
Foto: AP
Sepintas Jejak Warna Ruang Angkasa
Gas yang berbeda memancarkan spektrum warna-warna yang berbeda pula. Merah, misalnya, adalah pertanda adanya unsur belerang. Hijau adalah hidrogen. Dan biru adalah oksigen.
Citra pertama yang dikirimkan Hubble adalah sebuah bencana. Tapi ini karena lensa utamanya memiliki bentuk yang salah. Tahun 1993, Space Shuttle Endeavor membawa para pakar untuk memperbaikinya dan memberikannya 'kacamata baru'. Ini perbaikan pertama dari lima perbaikan yang dijalani teleskop ruang angkasa itu dalam 30 tahun.
Foto: picture-alliance/dpa/Nasa
Taman Kanak-Kanak Luar Angkasa
Hubble mengambil gambar yang menakjubkan ini pada bulan Desember 2009. Titik-titik biru adalah bintang yang sangat muda, hanya beberapa juta tahun umurnya. Ibaratnya taman kanak-kanak bintang ini ditemukan di Awan Magellan Besar, galaksi terdekat dari satelit Bima Sakti kita.
Foto: picture-alliance/dpa/Nasa
Kupu-Kupu Alam Semesta?
Bagaimana dengan potret dari luar angkasa ini? Citra yang terlihat seperti sayap kupu-kupu ini sejatinya pancaran gas berpusar bersuhu lebih 20.000°C. Gas panas ini meluncur di alam semesta dengan kecepatan 1.000.000 km/jam. Gambar ini hanyalah salah satu dari 30.000 lebih citra yang telah dikirimkan teleskop Hubble selama lebih tiga dekade.
Foto: NASA/ESA/ Hubble Heritage Team
Sombrero yang Istimewa
Foto yang hampir translusens ini, seperti kebanyakan potret dari Hubble, merupakan komposisi dari banyak sekali bidikan gambar. Galaksi Sombrero Messier 104 adalah galaksi spiral yang berlokasi di konstelasi Virgo dan berjarak 28 juta tahun cahaya dari Bumi.
Foto: NASA/ESA/ Hubble Heritage Team
Hubble dalam Wujud Manusia
Nama Hubble diambil dari nama ilmuwan AS, Edwin Powell Hubble. Ia merupakan astronom pertama yang mengamati bahwa alam semesta mengalami pemuaian dan penemu hukum Hubble. Ini salah satu hukum dalam astronomi yang menjadi landasan ilmu kosmologi modern untuk memahami Dentuman Besar serta terbentuknya alam semesta.
Foto: picture-alliance/dpa
Pilar-Pilar Kreasi
Struktur berbentuk kolom bak jari tangan di alam seesta ini ditemukan di Eagle Nebula, sekitar 7.000 tahun cahaya dari Bumi. Formasi gas dan debu bintang ini didokumentasikan Hubble dan dikenal di seluruh dunia dengan nama "Pilar-Pilar Kreasi".
Foto: NASA, ESA/Hubble and the Hubble Heritage Team
Blok-Blok Permulaan
Hubble menjadi lebih kuat, sekali lagi. Namun, karena orbitnya terus turun, teleskop diperkirakan kembali memasuki atmosfer bumi pada tahun 2024 dan terbakar. Tapi penggantinya sudah disiapkan: James Webb, di sini sedang diuji di dalam ruang vakum termal. Teleskop dijadwalkan akan diluncurkan tahun ini. Tempat kerjanya akan berada sekitar 1.5 juta kilometer di atas Bumi.
Foto: picture-alliance/dpa/Nasa/Chris Gunn
‘Smiley Face’ di Luar Angkasa
Ini adalah salah satu kreasi Hubble, ‘smiley face’ luar angkasa! Bagaimana penjelasan yang paling mudah? Itu dibuat dengan membengkokkan cahaya. (kp/as)
Foto: PD/NASA/J. Schmidt
14 foto1 | 14
Jika kapsul melaju terlalu lambat, dan sudut terbangnya dengan Bumi terlalu kecil, maka kapsul akan terpantul, ibaratnya batu ceper yang dilempar ke atas air, dan terlontar kembali ke angkasa.
Jika terbangnya terlalu cepat dan terlalu curam, bisa membuat lapisan pelindung panas rusak, dan astronot mati terbakar. Karena ketika kapsul masuk ke atmosfir Bumi dengan kecepatan tinggi, kapsul akan direm lapisan udara. Selain itu terjadi gesekan yang menimbulkan panas, dan bisa mencapai 2.000° Celcius.
Parasut untuk mengurangi kecepatan
Sebuah parasut juga mengurangi laju kapsul ketika memasuki atmosfir Bumi. Roket-roket buatan Rusia masih akan menyalakan mesin khusus sebelum mencapai tanah, agar kapsul mendarat di Bumi dengan aman pada kecepatan lima kilometer per jam.
Sedangkan roket-roket buatan NASA tidak perlu pengereman ini, karena mendarat di air. Gerakan air meredam benturan kapsul. (ml)