Ular memang menjadi salah satu hewan yang paling ditakuti karena bisanya yang mematikan. Namun, membunuh ular dengan memenggalnya ternyata tidak menjamin ularnya mati.
Iklan
Seorang pria Texas mengira ia telah membunuh ular berbisa dengan memotong kepala sang ular. Tetapi ketika ia mencoba mengambil penggalan kepala ular itu, tiba-tiba ular itu tetap menggigitnya dan melepaskan racun yang berpotensi mematikan ke dalam tubuhnya.
Istrinya Jennifer Sutcliffe mengatakan kepada stasiun berita lokal KIIITV bahwa dokter mengatakan dia mungkin tidak akan bertahan hidup, tetapi suaminya sekarang dalam pemulihan berkat 26 botol anti bisa ular. Ahli bedah trauma Michael Halpert mengatakan bahwa fungsi ginjal pria iu lemah, tetapi kondisinya stabil.
Pria itu dilaporkan sedang melakukan pekerjaan di halaman rumah ketika ia melihat ular berbisa dengan panjang sekitar 120 cm dan menggunakan sekop untuk memenggalnya. Saat mengambil potongan kepala ular itu untuk dibuang, insiden itupun terjadi.
Setelah tergigit ular, istri sang pria mencoba mengantarnya ke rumah sakit, tetapi dia mulai mengalami kejang-kejang di dalam mobil. Jennifer memanggil ambulans dan kemudian helikopter darurat bergegas membawa suaminya ke rumah sakit.
Ular Pemecah Rekor
Reptil ini sebenarnya hewan yang sangat mengesankan, walaupun kerap menimbulkan rasa takut. Di alam bebas ada banyak jenis ular. Bukan saja yang beracun mematikan, yang bisa terbang juga ada.
Foto: Frupus/nc
Ular Paling Beracun
Ular Taipan dari Australia adalah yang racunnya paling mematikan. Peneliti memperkirakan, racun yang disemprotkan pada satu kali patukan, bisa mematikan hingga 100 pria dewasa. Racunnya bersifat hemotoksin sekaligus neurotoksin yang menyerang sistem syaraf, menghancurkan sela darah dan sel otot-otot korbannya.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/R. Koenig
Ular Paling Agresif
Racunnya tidak terlalu mematikan, karena 90% korban yang digigit tapi tidak diobati, tercatat bisa tetap hidup. Namun demikian, ular Beludak sisik gergaji dianggap salah satu yang paling agresif di dunia karena spesies ini yang paling cepat dan sering menyerang.
Foto: Frupus/nc
Ular Paling Besar
Anakonda termasuk keluarga Boidae. Ular ini tidak beracun, terutama hidup di kawasan perairan rimba Amerika Selatan. Ular bisa berukuran panjang lebih 8 meter dan beratnya 200 kg. Namun rata-rata panjangnya 4 meter dan bobotnyai 30 kg. Anakonda yang berotot kuat biasanya membunuh mangsa dengan membelit dan mencekiknya secara perlahan.
Foto: picture-alliance/OKAPIA KG
Ular Raksasa
Anakonda besar belum bisa menyaingi Titanoboa. Ular dari jaman purba ini diperkirakan panjangnya bisa sampai 13 meter dan beratnya sampai 1135 kg. Foto ini menunjukkan seekor ular piton di atas sebuah ruas tulang seekor Titanoboa. Sisa peninggalan ular raksasa itu ditemukan di Kolumbia. Jenis ini diperkirakan hidup dekat air, sekitar 40 juta tahun lalu.
Foto: picture-alliance/dpa
Ular Paling Kecil
Ular imut ini panjangnya hanya sekitar 10 sentimeter, dan, kata penemunya, "hanya setebal sebatang spaghetti". Tetracheilostoma carlae begitu nam latinnya. Ular ini memangsa rayap dan larva semut, dan habitatnya di Barbados, Karibia.
Foto: picture-alliance/dpa
Ular Paling Rakus
Ular bisa melebarkan rahangnya untuk menelan seekor binatang, yang besarnya dua kali lipat dari ukurannya sendiri. Tapi kadang mangsanya terlalu besar. Tahun 2005 seekor ular piton jenis harimau "meledak" di Everglades Nationalpark, Florida, AS. Ular itu berusaha menelan seekor buaya secara utuh. Dari celah tubuh ular keluar ekor buaya yang jadi mangsa.
Foto: picture-alliance/dpa/dpaweb
Pakar Kamuflase
Ular ini mirip daun kering berwarna kecoklata. Ular beludak Gabook mampu melakukan kamuflase sempurna, dan "cocok" untuk hutan Afrika. Taring beracun reptil ini tergolong paling panjang dibanding ular lain, yaitu 5 sentimenter. Racunnya juga sangat kuat.
Foto: picture-alliance/dpa Themendienst
Ular Laut
Ular juga bisa ditemukan di terumbu karang. Jenis ini, yang bernama Latin Laticauda colubrina, gemar berada di dalam laut, tetapi bukan ular laut dan kerap kembali ke daratan, misalnya untuk mencari mangsa dan beranak-pinak. Beberapa ular laut tergolong yang racunnya paling mematikan.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/R. Dirscherl
Ular Terbang
Ular Chrysopelea bisa melayang di udara, hingga dijuluki "ular terbang". reptil ini terbang dengan cara melontarkan diri sekuat mungkin dari pohon. Di udara ular menggulung diri, sehingga melayang seperti mainan Frisbee. Ular ini bisa "terbang" sekitar 30 meter. Ular tidak berbahaya bagi manusia. Mangsanya adalah burung dan kelelawar. Penulis: B. Osterath/S. Wagner (ml/as)
Foto: picture-alliance/dpa
9 foto1 | 9
"Itu semacam kesalahan klasik. Orang-orang tidak menyadari bahwa reptil dan mamalia memiliki sistem saraf yang berbeda,” kata Leslie Boyer, dokter anti bisa ular dan Direktur Institut VIPER Universitas Arizona. "Ujung kepala ular yang dipotong dapat terus berfungsi, termasuk kelenjar racun, untuk waktu yang lama sesudah dipenggal. Pada kenyataannya, separuh tubuh lainnya dapat terus berfungsi."
Berapa lama tubuh ular yang dipenggal bisa terus berfungsi, dia tidak bisa mengatakan dengan pasti. Boyer telah mendengar kasus ular yang masih bergerak 12 jam setelah dipotong menjadi dua. Dan dia bahkan pernah memberikan konsultasi untuk kasus di mana seseorang terkena racun dari kepala ular yang dimumikan bertahun-tahun setelah reptil itu mati.
Menurut Boyer, memotong ular adalah salah satu cara terburuk untuk menangani situasi. "Itu adalah hal yang kejam pada hewan dan membuat Anda harus mengangkat bagian kepala yang berbisa," katanya. Lebih baik mundur setidaknya dua langkah atau masuk ke dalam rumah dan telepon ahli dari kontrol hewan, polisi setempat atau pemadam kebakaran untuk menyingkirkan ular dengan aman. Dia hanya menyarankan untuk membunuh ular jika seseorang dan ular berada di ruang tertutup dan si ular menjadi ancaman langsung.
Florida Wildlife Control melalui situsnya menyatakan bahwa serangan ular terjadi karena reptil itu merasa diserang. Membunuh ular adalah hal yang sangat tidak perlu dan binatang reptil ini dapat dilumpuhkan tanpa dibunuh. Jika seseorang tidak memiliki pengalaman sama sekali dalam menangani ular, maka disarankan untuk menelepon ahli. Namun, jika seseorang terpaksa melumpuhkan ular, maka ia harus melakukannya dengan sangat hati-hati, seperti misalnya dengan tidak menangkap kepala ular langsung dengan tangan. Ular bisa dilumpuhkan dengan cara menjepit kepalanya dengan ranting atau alat berbentuk huruf Y dan memukul kepalanya dengan obyek tumpul. Hal ini akan memberikan seseorang waktu yang cukup untuk menyelamatkan diri dan mencari pertolongan yang diperlukan.
Balada Pawang Ular di India
Selama ratusan tahun sejumlah suku di India merawat tradisi menjinakkan ular. Keahlian mereka sulit ditandingi. Kini profesi kuno itu terancam oleh kebijakan perlindungan satwa pemerintah
Foto: Reuters/A. Abidi
Tradisi Tua
Sejak ratusan tahun sejumlah suku di India menjaga tradisi sebagai pawang ular. Pengetahuan mereka tentang mahluk berbisa ini berkembang dari generasi ke generasi. Seorang bocah misalnya terbiasa bermain dengan ular sejak usia dua tahun.
Foto: Reuters/A. Abidi
Pembisik Ular
India memiliki empat jenis ular paling berbisa di dunia, antara lain kobra dan ular beludak. Namun di sebuah desa bernama Jogi Dera, anak-anak terbiasa bermain dengan satwa pembunuh tersebut. Warga meyakini telah memahami psikologi ular.
Foto: Reuters/A. Abidi
Warisan Kuno
Keahlian pawang ular di desa Baghpur di utara India sejak lebih 7 generasi diwariskan ke generasi muda secara alami alias tanpa paksaan. Pendidikan informal itu berlangsung selama beberapa tahun. Pada usia 12, seorang bocah dianggap telah memiliki pengetahuan dan pengalaman untuk menjinakkan ular seorang diri.
Foto: Reuters/A. Abidi
Tanpa Masa Depan
Profesi pawang ulang perlahan mulai punah di India. Penyebabnya adalah Undang-undang perlindungan satwa yang telah ada sejak 1991, namun baru belakangan diterapkan dengan tegas oleh pemerintah. Akibatnya pawang ular di India harus menghindari kota besar. Banyak yang kemudian beralih profesi menjadi pengemis.
Foto: Reuters/A. Abidi
Praktik Keji?
Organisasi satwa berdalih, pawang menggunakan praktik keji untuk menjinakkan ular, antara lain memotong gigi taringnya. Akibatnya satwa beracun itu tidak lagi bisa berburu dan mati kelaparan secara perlahan.
Foto: Reuters/A. Abidi
Ramah Satwa
Namun para pawang membantah memotong gigi taring ular. Setiap ular biasanya hanya dipelihara selama tujuh bulan dan setelahnya dilepaskan ke alam. Praktik tersebut telah dilakukan sejak berpuluh tahun, kata seorang tetua desa Jogi Dera.
Foto: Reuters/A. Abidi
Ramuan Anti Bisa
Pawang juga sering bertindak sebagai dukun ular di India. Hingga kini ribuan penduduk di kawasan pedesaan terbiasa pergi ke pawang jika anggota keluarganya digigit ular berbisa. Para pawang diyakini memiliki ramuan khusus untuk meredam bahaya racun ular di tubuh manusia.
Foto: Reuters/A. Abidi
Pemerintah Berkompromi
Pemerintah India berupaya mengakomodasi kepentingan pawang ular dengan membiarkan mereka memelihara ular yang telah dijinakkan dan melarang penangkapan ular liar. Selain itu pemerintah juga memasang chip pada setiap ular yang dipelihara pawang agar mudah diidentifikasi. Polisi bertugas menyita ular yang tidak memiliki chip.
Foto: Reuters/A. Abidi
Punahnya Tradisi Lama
Walau ada kompromi dan akomodasi, langkah pemerintah itu tidak berhasil melindungi profesi pawang ular. Kini India terancam kehilangan tradisi unik yang telah berusia ratusan tahun.
Foto: Reuters/A. Abidi
9 foto1 | 9
Artikel-artikel berita awal tentang insiden di Texas ini mengatakan bahwa ular yang mengigit pria itu melepaskan lebih banyak racun setelah sudah mati daripada ketika masih hidup. Namun Boyer mengatakan itu tidak benar, karena 26 botol anti-racun hanya sedikit lebih dari jumlah rata-rata yang diperlukan untuk menyelamatkan korban gigitan ular berbisa.
Boyer mengatakan tidak ada data statistik yang baik tentang kasus gigitan ular di AS, tetapi sebagian besar ahli mengatakan bahwa ada beberapa ribu gigitan ular dalam setahun yang menyebabkan sekitar 12 kasus kematian.
"Sebagai pelajaran, jika ular menggigit Anda ketika sudah mati, apakah itu lebih baik atau lebih buruk? Itu sama saja dengan gigitan ular hidup," kata Boyer. "Mati atau hidup, jika kelenjar racun masih berada di bagian taring, si ular masih bisa mengosongkan kelenjar racun melalui taringnya."
na/ap (KIIITV, Florida Wildlife Control)
10 Hewan Paling Mematikan
Hewan-hewan yang dianggap paling berbahaya. Setetes bisa dari hewan-hewan ini mampu membahayakan nyawa manusia.
Foto: cc-by/Ester Inbar
Inland Taipan
Bisa ular ini 50 kali lebih kuat dibanding bisa ular kobra India. Itu sebabnya, ular yang hidup di Australia ini dianggap sebagai ular darat paling berbisa. Bisa yang dimiliki seekor Inland Taipan mampu menewasakan 230 orang dewasa. Untungnya, ular ini hidup di daerah terpencil Yang nyaris tidak dihuni manusia, sehingga tidak sering dilaporkan adanya korban tewas akibat gigitan ular ini.
Foto: cc-by-sa-3.0/Benchill
Tawon Laut
Spesies ubur-ubur bernama latin Chironex fleckeri ini memiliki tentakel berlapis jutaan knidosit, yang jika tersentuh akan melepaskan jutaan sengat halus yang beracun. Korban merasakan sakit luar biasa di bagian tubuh yang terkena sengatan. Jika tidak mendapat pertolongan secepatnya, korban bisa meninggal dalam waktu tiga menit. Racun yang dimiliki satu ekor Tawon Laut mampu membunuh 250 orang.
Foto: AP
Katak Beracun
Katak berwarna terang mencolok ini adalah katak paling beracun di dunia, habitatnya di Amerika Selatan dan Tengah. Amfibi ini dikenal dengan nama katak panah, karena penduduk pribumi Amerika Selatan dan Tengah memanfaatkan lendir beracun katak ini pada mata anak panah. Racun seekor katak ini mampu membunuh sampai 10 orang. Jika masuk pembuluh darah, racun ini bisa melumpuhkan otot dan pernafasan.
Foto: Fotolia/DWaEbP
Ikan Karang
Ikan ini hidup di perairan dangkal berkarang di wilayah Samudra Hindia dan Pasifik. Kondisi lingkungan habitatnya membantu ikan ini untuk berkamuflase. Jika terkena sengatan duri di punggung ikan ini, korban akan mengalami hipotensi, fibrilasi ventrikel serta kelumpuhan yang bisa berakibat kematian.
Foto: gemeinfrei
Laba –Laba Corong Sydney
Hewan ini banyak ditemukan di kawasan dalam radius 100 km dari kota Sydney Australia. Bisa laba-laba ini dapat melumpuhkan otot dan juga sistem pernafasan. Korban sengatan akan tewas jika bisa sudah masuk ke jantung. Laba-laba ini biasanya sangat agresif dan berbahaya di saat musim kawin.
Foto: cc-by-sa-3.0/Ianmacm
Ular Laut Dubois
Merupakan ular laut yang paling berbisa. Beberapa miligram bisa ular ini mampu menewaskan seorang dewasa. Gigitan ular ini sulit dikenali dan korban biasanya tidak merasakan gigitan. Baru setelah setengah jam, korban merasakan tenggorokannya kering dan mual. Simpton berikutnya, korban tidak bisa menggerakkan tangan serta kakinya. Kelumpuhan berlanjut sampai ke dada dan menghentikan pernafasan.
Foto: cc-by-3.0/Aloaiza
Keong Laut Kerucut
Keong laut ini sangat diminati karena keindahan cangkangnya. Namun di balik keindahan rumahnya ini tersimpan bisa yang sangat mematikan. Satu tetes bisa keong ini mampu membunuh hingga 20 orang. Bisa keong laut ini menimbulkan rasa sakit luar biasa, melumpuhkan otot, menyebabkan gangguan penglihatan serta pernafasan.
Foto: picture-alliance
Gurita Cincin Biru
Dalam keadaan biasa, gurita ini berwana coklat muda. Namun, jika merasa terancam, ia menampilkan totol-totol menyerupai cincin berwaran biru cerah. Saat menggigit gurita ini mengeluarkan air liur berbisa yang menyerang sistem saraf. Bisa yang dimilikinya mampu membunuh orang dewasa hanya dalam beberapa jam, akibat kelumpuhan otot pernafasan.
Foto: imago/OceanPhoto
Anemon Genus Protopalythoa
Hewan laut sejenis koral tanpa cangkang berbentuk bunga ini (Anthozoa) mampu memproduksi bisa sendiri. 0,02 mg bisa Palytoxin mampu menewaskan orang dewasa berbobot 70 kg. Jika terkena bisa anemon laut ini, korban mengalami muntah-muntah, mengggigil serta kelumpuhan seluruh sistem otot. Penduduk asli Hawai memanfaatkan bisa anemon laut ini untuk racun pada mata tombaknya.
Foto: cc-by-sa-3.0/Nick Hobgood
Kalajengking Deathstalker
Tidak semua kalajengking berbahaya bagi manusia. Namun kalajengking Deathstalker yang habitatnya di Turki, semenanjung Arab dan kawasan Afrika Utara ini perlu diwaspadai. Bisa yang dimiliki kalajengking ini 18 kali lebih kuat dari racun potasiun sianida.