1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pria Tunisia Dicurigai Sebagai Penyerang Pasar Natal Berlin

21 Desember 2016

Setelah melepas satu-satunya tersangka, kepolisian Jerman memburu pelaku serangan truk di Pasar Natal, Berlin yang menewaskan 12 orang, pada hari Senin(19/12). Seorang warga Tunisia kini jadi target pencarian polisi.

Fahndungsfoto Anis Amri
Foto: picture-alliance/dpa/Bundeskriminalamt

Pria Tunisia berusia 24 tahun kini  menjadi buronan utama serangan Berlin. Demikian disebutkan radio Mosaque. Lelaki dengan nama depan Anis itu tercatat lahir di Kairouan, Tunisia tahun 1992. Juru bicara kementerian luar negeri Jerman Faisal Daw mengungkapkan kepada kantor berita dpa: “Pihak berwenang Jerman telah menghubungi kedutaan besar Tunisia untuk membantu mengidentifikasi orang yang dicurigai ini.“

Anis disebut-sebut meninggalkan Tunisia ke Eropa pada awal tahun 2011. Pihak kepolisia menyebut tersangka memiliki beberapa identitas berbeda. Anis meminta suaka namun ditolak bulan Juni 2016. Tapi ia masih diberi izin untuk tinggal di Jerman. Kantor berita menyebut, dokumen izin untuk tinggal di Jerman atas nama Anis ditemukan dalam truk maut yang dibajak.

Hari  Rabu (21/12)  kepolisian Jerman mengintensifkan perburuan pengemudi  truk yang sengaja menabrak kerumunan massa di Pasar Natal, Berlin Senin (19/12) malam, setelah kelompok ISIS mengklaim bertangggung  jawab atas serangan tersebut.

Kejaksaan Jerman telah melepaskan satu-satunya tersangka dalam serangan  tersebut, yakni seorang pencari suaka asal Pakistan, berusia 23 tahun, karena bukti tidak mencukupi,.

Serangan di Pasar Natal di Berlin menewaskan 12 orang dan melukai sekitar 50 orang, beberapa korban masih bergulat melawan maut dan 24 di antaranya telah dipulangkan dari rumah sakit.

Polisi Berlin menghimbau masyarakat agar "sangat waspada."

Pihak berwenang mengatakan, satu atau lebih buronan dalam serangan tersebut kemungkinan besar bersenjata dan berbahaya. "Penjahat berbahaya  masih berkeliaran di wilayah ini," kata kepala polisi Berlin, Klaus Kandt.

Seorang pencari suaka Pakistan diringkus pada hari Senin  (19/12,) setelah  para saksi melaporkan melihat dia melompat keluar dari truk dan pergi meninggalkan lokasi. Ia dibebaskan setelah selama interogasi intensif, ia terus menyangkal terlibat apapun. Dari penyelidikan rekaman video, sosok pria itu tidak  nampak berada di truk.

Truk Tabrak Massa di Berlin Tewaskan 12 Orang

00:58

This browser does not support the video element.

Kepada media Jerman, ZDF Selasa (20/12) malam,  Kepala Badan Kriminalitas Jerman  Jerman, Andre Schulz mengatakan ada kesempatan bahwa pihak werwenang akan cepat menangkap tersangka baru. "Saya relatif yakin bahwa kami akan mendapatkan tersangka baru dalam waktu dekat," katanya.

Truk berpelat nomor Polandia tersebut tampaknya telah dibajak dekat Berlin. Pengemudinya yang berwarga negara Polandia ditemukan tewas tertembak di kursi penumpang. Tidak ada senjata yang ditemukan di tempat kejadian perkara.

Kepada kantor berita, Amaq, pada hari Selasa (20/12) kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Dinyatakan ISIS, penyerang yang tidak disebutkan namanya itu "menargetkan masyarakat dari koalisi Crusader (Perang Salib)" yang mengacu pada keterlibatan militer Jerman dalam koalisi internasional yang menargetkan kelompok ISIS di Suriah dan Irak. Namun, tidak ada bukti yang mendukung klaim tersebut.

Hari Selasa (20/12) Kejaksaan Jerman telah menyampaikan konfirmasi bahwa insiden Pasar Natal itu adalah aksi terorisme. Petinggi kejaksaan Jerman, Peter Frank mengatakan, dilihat dari target dan sifat serangan, insiden tersebut menunjukkan gelagat ke arah tindakan yang termotivasi oleh gerakan ekstremisme Islam.

Jerman berduka

Kanselir Jerman Angela Merkel, yang mengunjungi lokasi serangan pada Selasa (20/12) sore, juga menyebut insiden itu sebagai "aksi terorisme."

Dalam sebuah upacara berkabung yang dihadiri oleh para pemuka dari berbagai   agama yang digelar pada Selasa (20/12) malam di Gereja  Kaiser Wilhelm, dekat lokasi serangan, masyarakat rang meletakkan karangan bunga, menyalakan lilin dan menuliskan pesan.

Tampak  hadir di antara mereka dalam upacara  peringatan itu, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden jerman Joachim Gauck dan Walikota Berlin Michael Müller.

Walikota Berlin Michael Müller mengatakan warga tidak akan membiarkan serangan teror di kota multikultural tersebut membelah masyarakat dan menebar rasa takut: "Kami tidak akan membiarkan kosmopolitan Berlin dirampas serangan pengecut, dihantui rasa takut dan teror."

Aksi teror yang terjadi di Pasar Natal tahun ini merupakan salah satu serangan terbesar yang memukul Jerman dalam lebih dari satu dekade. Dalam dua tahun terakhir, Jerman telah menampung lebih dari satu juta pengungsi. Kini beberapa kalangan mempertanyakan kemampuan pemerintahan Merkel dalam mengintegrasikan sejumlah besar pendatang baru. Masuknya  pengungsi besar-besaran telah memicu kekhawatiran atas keamanan dan memaksa pemerintah meningkatkan langkah-langkah keamanan, menjelang pemilihan umum di  Jerman tahun 2017, di mana kebijakan soal pengungsi Merkel diyakini bakal menjadi isu panas.

Sebelum pihak kejaksaan  mengakui telah menangkap orang yang salah, Merkel sempat menyatakan  bahwa aksi itu mungkin telah dilakukan oleh pencari suaka. "Saya tahu bahwa akan sangat sulit bagi kita semua untuk memikul masalah ini, jika terbukti bahwa seseorang melakukan perbuatan tersebut merupakan  orang yang  meminta perlindungan dan suaka di Jerman," katanya dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi secara nasional.

"Ini akan sangat memuakkan bagi banyak orang, karena banyak orang Jerman yang telah bekerja keras untuk membantu para pengungsi setiap harinya dan banyak orang yang benar-benar membutuhkan bantuan kita serta berupaya untuk berintegrasi di negara kita," ujarnya.

Berkali-kali terjadi serangan

Pemerintah Jerman telah menggagalkan beberapa serangan baru-baru ini dan menangkap puluhan tersangka militan. Pada awal Oktober 2016, seorang pengungsi Suriah ditahan karena diduga berencana membom bandara Berlin. Tersangka tersebut, Jaber Albakr, kemudian bunuh diri saat berada dalam tahanan.

Pada bulan Juli, seseorang yang diduga sebagai pengungsi Afghanistan berusia 17 tahun memegang kapak dan pisau, melukai lima orang di kereta di Bayern, sebelum akhirnya ditembak mati oleh polisi. Serangan itu diklaim oleh ISIS. Beberapa waktu setelahnya, seorang pencari suaka Suriah mengaku bertindak atas nama ISIS meledakkan dirinya di sebuah festival di Ansbach. Insiden itu melukai 15 orang.

Pada saat hampir bersamaan, seorang pria bersenjata keturunan Jerman-Iran, berusia 18 tahun menewaskan sembilan orang di sebuah pusat perbelanjaan di Munchen, sebelum akhirnya bunuh diri. Awal bulan ini,  seoramg anak berusia 12 tahun merakit bom paku yang diduga ingin ia ledakan di Pasar Natal,  Ludwigshafen.

ap/as (dpa/afp)