1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Pro Kontra Kembang Api Malam Tahun Baru di Jerman

31 Desember 2018

Kembang api buruk untuk lingkungan, tapi itu juga merupakan tradisi. Ada yang minta kembang api dilarang, tapi ada pula yang menentang pelarangan karena menyambut tahun baru dengan pesta kembang api adalah tradisi.

Deutschland  Werdenfels, Garmisch-Partenkirchen
Foto: picture-alliance/prisma/M. Ludwig

Badan Lingkungan Hidup Jerman (Umweltbundesamt/UBA) meminta orang untuk tidak menggunakan kembang api dalam merayakan pergantian tahun menuju 2019. Tahun lalu orang Jerman disebutkan menghabiskan uang sekitar 137 juta Euro atau lebih dari 2 miliar Rupiah untuk membeli kembang api, yang menimbulkan 4.500 ton partikel debu halus di udara.

"Jumlah partikel debu ini setara dengan sekitar 15,5 persen partikel yang dipancarkan oleh lalu lintas jalan setiap tahun," kata Kepala UBA Maria Krautzberger kepada surat kabar Rheinische Post.

Risiko pernapasan

Selain menimbulkan masalah lingkungan, Krautzberger juga berbicara mengenai konsekuensi kesehatan untuk membujuk orang mengendalikan penggunaan kembang api.

"Efeknya beragam, mulai dari gangguan sementara pada saluran pernapasan, meningkatnya kebutuhan untuk pengobatan penderita asma hingga penyakit pernapasan dan masalah kardiovaskular."

Namun, ada pula yang berpendapat bahwa partikel debu dari kembang api tidak menimbulkan ancaman serius. Beberapa anggota parlemen, seperti juru bicara bidang lingkungan Partai CDU Marie-Luise Dött, menentang pelarangan kembang api secara umum. Dia mengatakan partikel PM10 - partikel yang diameternya berukuran kurang dari 10 mikron- adalah beban sementara yang hanya menyumbang dua persen emisi tahunan dari manusia.

Beban jangka pendek

Berapa lama partikel debu berada di udara setelah pertunjukan kembang api selesai tergantung pada beberapa faktor. Angin kencang, misalnya, membantu menghilangkan polusi lebih cepat. UBA menyoroti perbedaan yang dapat terjadi pada hari yang berangin. Hujan juga dapat memberikan pengaruh. Infografis berikut menunjukkan perbandingan polusi debu yang disebabkan kembang api pada perayaan tahun baru 2009 dan 2013.

Sulit mengimplementasikan pelarangan?

Pada perayaan malam tahun baru tentu kembang api bukan satu-satunya masalah yang menjadi perhatian polisi. Beberapa kota di Jerman, seperti Hanover, Düsseldorf dan Dortmund  mengerahkan petugas polisi tambahan pada malam tahun baru untuk memastikan perayaan berjalan aman. Di Nordrhine-Westfallen, sekitar 5.500 petugas polisi akan bertugas untuk mencegah terulangnya insiden di tahun baru 2016 ketika terjadi perampokan dan aksi kekerasan seksual di kota Köln. Namun di ibu kota Berlin, upaya untuk melarang total kembang api di wilayah tertentu gagal.

Larangan tambahan terkait kembang api akan sulit untuk dikontrol, menurut Kepala Serikat Polisi (Gewerkschaft der Polizei/GdP) Oliver Malchow. "Sudah ada ribuan kolega saya di sekitar pergantian tahun ini bekerja untuk memastikan terjaminnya keamanan dan ketertiban."

Pesta kembang api yang sudah menjadi kebiasan malam tahun baru menambah sulitnya implementasi pelarangan. "Kita harus menghargai kembang api sebagai tradisi," kata Kepala Asosiasi Kota dan Komunitas Jerman (Deutscher Städte- und Gemeindebund) Gerd Landsberg, seperti dikutip situs tagesschau.de. Di Jerman, menyambut tahun baru dengan kembang api sudah menjadi tradisi sejak lama. "Orang-orang tidak hanya mengekspresikan semangat hidup mereka, melainkan juga harapan mereka untuk tahun baru yang bahagia," katanya. "Kita harus menerima itu."

na/ts (dpa)