Pemerintah berupaya merangkul aliran investasi, kali ini dengan melonggarkan perizinan tenaga kerja asing masuk ke Indonesia. Anda setuju dengan kemudahan ini? Simak opini Wahyu Susilo.
Iklan
Tanggal 23 April 2018, di sela-sela Spring Meeting IMF-World Bank di Washington DC, diluncurkan laporan regular Bank Dunia mengenai Migrasi dan Pembangunan edisi 29 dimana salah satu bagian dari laporannya mengulas mengenai sirkulasi remitansi dari seluruh penjuru dunia. Remitansi adalah transfer uang yang dilakukan pekerja asing ke penerima di negara asalnya.
Ulasan ini menegaskan betapa makin signifikannya aliran remitansi terhadap gerak ekonomi global. Dituliskan di laporan tersebut, volume remitansi global di tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 8,5% dibanding volume remitansi global di tahun 2016.
Laporan ini juga memperlihatkan bahwa di kawasan Asia Timur dan Pasifik adalah kawasan yang paling banyak besar sirkulasi remitansinya dibanding kawasan-kawasan regional lainnya. Ini membuktikan bahwa kawasan Asia Timur dan Pasifik memiliki daya tarik yang signifikan bagi mobilitas kaum pekerja lintas batas.
Apa yang bisa dibaca dari realitas tersebut untuk melihat dinamika ekonomi-politik ketenagakerjaan di Indonesia?
Adanya kenaikan volume remitansi sebesar 8,5% ditahun 2017 dari tahun 2016 memperlihatkan bahwa mobilitas pekerja lintas batas negara adalah sebuah keniscayaan yang tak bisa dicegah.
Hampir sebagian besar analis politik global mencatat adanya peningkatan sentimen anti pendatang gegara penguatan populisme kanan, xenophobia dan Islamophobia sebagai warna politik global di tahun 2017.
Namun ternyata sentimen itu tetap tidak bisa menghalangi kehendak para pekerja lintas batas negaramengisi ruang-ruang pekerjaan dengan segala resikonya. Laporan ini juga menempatkan Indonesia sebagai negara yang masuk dalam sepuluh besar penerima aliran remitansi sedunia dengan jumlah 9 milyar Dollar AS.
Tujuh Negara Tujuan Favorit TKI
Sebanyak lebih dari 6 juta tenaga kerja Indonesia saat ini bekerja di 146 negara di seluruh dunia. Tujuh di antaranya adalah negara yang paling banyak mempekerjakan buruh asal Indonesia.
Foto: Getty Images
#1. Malaysia
Dari tahun ke tahun Malaysia menjadi tujuan utama tenaga kerja asal Indonesia. Menurut data BNP2TKI, sejak tahun 2012 sudah lebih dari setengah juta buruh migran melamar kerja di negeri jiran itu. Tidak heran jika remitansi asal Malaysia juga termasuk yang paling tinggi. Selama tahun 2015, TKI di Malaysia mengirimkan uang sebesar dua miliar Dollar AS kepada keluarga di Indonesia.
Lebih dari 320.000 buruh Indonesia diterima kerja di Taiwan sejak tahun 2012. Lantaran Taiwan membatasi masa kerja buruh asing maksimal 3 tahun, kebanyakan TKI mendarat di sektor formal. Tahun lalu TKI Indonesia yang bekerja di Taiwan menghasilkan dana remitansi terbesar ketiga di dunia, yakni 821 juta Dollar AS.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Chang
#3. Arab Saudi
Sejak 2011 Indonesia berlakukan moratorium pengiriman TKI ke Timur Tengah, terutama Arab Saudi. Namun larangan itu cuma berlaku buat sektor informal seperti pembantu rumah tangga. Sementara untuk sektor formal, Indonesia masih mengrimkan sekitar 150 ribu tenaga kerja ke Arab Saudi sejak tahun 2012. Dana yang mereka bawa pulang adalah yang tertinggi, yakni sekitar 2,5 miliar Dollar AS tahun 2015
Foto: picture-alliance/dpa/M. Irham
#4. Hong Kong
Sedikitnya 137 ribu TKI asal Indonesia diterima bekerja di Hongkong sejak 2012. Uang kiriman mereka pun termasuk yang paling besar, yakni sekitar 673,6 juta Dollar AS. Kendati bekerja di negara makmur dan modern, tidak sedikit TKI yang mengeluhkan buruknya kondisi kerja. Tahun 2014 silam ribuan TKW berunjuk rasa di Hong Kong setelah seorang buruh bernama Erwiana dianiaya oleh majikannya.
Foto: Getty Images/AFP/P. Lopez
#5. Singapura
Menurut BNP2TKI, sebagian besar buruh Indonesia di Singapura bekerja di sektor informal sebagai pembantu rumah tangga. Sejak 2012 sebanyak 130 ribu TKI telah ditempatkan di negeri pulau tersebut. Tahun 2015 saja tenaga kerja Indonesia di Singapura mengirimkan duit remitansi sebesar 275 juta Dollar AS ke tanah air.
Foto: Getty Images
#6. Uni Emirat Arab
Lebih dari 100 ribu tenaga kerja Indonesia ditempatkan di Uni Emirat Arab sejak tahun 2012. Dana remitansi yang mereka hasilkan pun tak sedikit, yakni 308 juta Dollar AS pada tahun 2015.
Foto: picture-alliance/dpa
#7. Qatar
Lantaran moratorium, pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Timur Tengah banyak menurun. Qatar yang tahun 2012 masih menerima lebih dari 20 ribu TKI, tahun 2015 jumlahnya cuma berkisar 2400 tenaga kerja. Sejak 2012 sedikitnya 46 ribu buruh Indonesia bekerja di negeri kecil di tepi Arab Saudi itu. Hampir 100 juta Dollar AS dibawa pulang oleh TKI Indonesia tahun 2015 silam.
Ketika gerak ekonomi dunia salah satunya ditopang oleh mobilitas pekerja lintas negara, maka sangatlah mengherankan muncul sentimen anti pekerja asing di Indonesia dan menghadap-hadapkannya dengan pekerja lokal. Sejujurnya hembusan isu serbuan pekerja asing di Indonesia menyeruak tanpa disertai fakta-fakta akurat di lapangan.
Hembusan isu ini mengisyaratkan resistensi pada kehadiran pekerja asing yang sebenanya secara kuantitas juga tidak terlalu signifikan. Penentangan yang juga disuarakan oleh sebagian kalangan serikat pekerja juga layak dipertanyakan karena sebenarnya prinsip dasar serikat pekerja (apapun ideologinya) adalah solidaritas sesame pekerja dan internasionalis. Dari posisi ini kesejatian mereka sebagai kaum unionis yang ‘genuine' layak dipertanyakan.
10 Kampus di Jerman yang Hasilkan Lulusan Siap Kerja
10 universitas di Jerman yang menghasilkan lulusan siap kerja versi Times Higher Education. Di universitas-universitas tersebut, profesionalitas telah dibangun dalam pengajaran tiap jurusannya.
Foto: picture-alliance/dpa/DW
Kampus yang mengajarkan profesionalitas
Times Higher Education (THE) memiliki daftar 10 kampus di Jerman yang banyak menghasilkan lulusan siap kerja. Universitas-universitas terkemuka di Jerman tersebut mengedepankan profesionalitas saat proses belajar dan mengajar. Selain itu kerja sama dengan dunia industri dan tenaga pengajar yang unggul membuat alumni dari kampus-kampus ini banyak dibutuhkan pada bidang tertentu.
Foto: picture-alliance/dpa/DW
Freie Universität Berlin
Didirikan saat perang dingin pada tahun 1948 di Berlin barat, Freie Universität memiliki empat profesor yang telah mendapatkan penghargaan Nobel pada bidang literatur hingga ekonomi. Salah satu perpustakaan universitas tersebut, Perpustakaan Filologi, dirancang menyerupai bentuk otak manusia oleh arsitek asal Inggris Norman Foster.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Zinken
Technische Universität Berlin
Didirikan pada tahun 1879, kampus Ini memiliki reputasi khusus dalam bidang teknik mesin, manajemen teknik, matematika dan kimia. TU Berlin juga memiliki banyak jurusan lain seperti ilmu proses, teknik elektro dan sistem transportasi. Kampus ini juga memiliki Institusi Inovasi dan Teknologi Eropa. Perpustakaan Sains-nya mengoleksi tiga juta jurnal yang bisa diakses langsung oleh para mahasiswa.
Foto: picture-alliance/dpa
Georg-August-Universität Göttingen
Kota Göttingen di Niedersachsen dikenal sebagai kota yang bersejarah. Di Georg-August-Universität, lebih dari 40 pemenang penghargaan Nobel telah melakukan penelitian, studi atau pengajaran. Kota Göttingen pun dijuluki "kota sains".
Dengan berbagai program master, terutama di bidang humaniora, lembaga ini memprioritaskan kreativitas mahasiswa dalam memperoleh pengetahuan metodologis.
Foto: AP
Karlsruher Institut für Technologie
Universitas ini terbilang baru, meski sudah memiliki aktivitas penelitian sebelum berdiri.
Didirikan pada tahun 2009, institut ini adalah penggabungan dari Universitas Karlsruhe dan Karlsruhe Research Center. Universitas ini sangat dihormati karena program sains komputernya dan menjadi salah satu institusi global teratas di daftar universitas anyar terbaik pada tahun 2017.
Foto: picture alliance/dpa/Uli Deck
Frankfurt School of Finance and Management
Didirikan pada tahun 1957, institusi ini mentereng di Jerman karena program administrasi bisnis dan teknologi informasi bisnisnya. "Lulusan program ini juga paling siap untuk memulai karir yang sukses," kata profesor Udo Steffens saat diwawancarai majalah bisnis Jerman Wirtschaftswoche, yang menaruh universitas tersebut di urutan keempat dalam bidang administrasi bisnis pada tahun 2015.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Arnold
Humboldt-Universität zu Berlin
Pemikir berpengaruh seperti Karl Marx dan Friedrich Engels merupakan alumni kampus ini. Kampus ini adalah salah satu universitas paling bergengsi di Eropa dalam bidang seni dan humaniora. Pengaruh akademisnya dibuktikan dengan fakta bahwa kampus tersebut telah meluluskan tidak kurang dari 29 penerima penghargaan Nobel dalam bidang fisika, sastra dan ekonomi.
Foto: picture-alliance/dpa
Ruprecht-Karls-Universität Heidelberg
Universitas Heidelberg didirikan pada tahun 1386 dan merupakan institusi akademis tertua di Jerman. Lima kanselir Jerman telah mengenyam pendidikan di sini - termasuk Helmut Kohl, yang mengawal reunifikasi Jerman - dan juga pemikir berpengaruh seperti Hannah Arendt. Kampus di Baden-Württemberg ini memiliki keunggulan dalam jurusan ilmu genetika kejiwaan, fisika lingkungan dan sosiologi modern.
Foto: Fotolia/eyetronic
Johann Wolfgang Goethe-Universität Frankfurt am Main
Dinamai sesuai penulis Jerman, Johann Wolfgang von Goethe, universitas itu mengusung slogan "kampus internasional". Jurusan populer antara lain di bidang fisika, kedokteran, administrasi bisnis dan ekonomi.
Foto: picture alliance / dpa
Ludwig-Maximilians-Universität München
Juga dikenal sebagai LMU, didirikan pada tahun 1472. Alumni dan profesor ternama dari LMU adalah Paus Benediktus XVI, Werner Heisenberg dan pengarang drama Bertolt Brecht. Universitas ini unggul pada bidang ilmu pengetahuan alam seperti biologi dan fisika, sementara jurusan top lainnya adalah ilmu kedokteran dan ilmu ruang angkasa.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Gebert
Technische Universität München
Terletak di ibukota Bavaria, kampus tersebut memiliki kerjasama dengan industri besar seperti Siemens dan BMW. Para ilmuwan di kampus itu telah membuat 165 penemuan pada tahun 2014, 69 hak paten diajukan pada tahun 2015 dan lebih dari 800 start-up telah diluncurkan oleh mahasiswa dan staf selama dekade terakhir. yp/hp (thelocal.de)
Foto: TU München / Albert Scharger
11 foto1 | 11
Ke mana larinya solidaritas kaum pekerja?
Resistensi terhadap pekerja asing di Indonesia menandakan bahwa para pembenci pekerja asing tersebut sama sekali tidak memperlihatkan solidaritas kepada pekerja migranIndonesia (yang berposisi sebagai pekerja asing) di negara tujuan bekerja mereka dengan segala kerentanan yang dihadapinya.
Sangatlah ironisnya jika dalam peringatan May Day 2018 di Indonesia ada tuntutan yang mengartikulasikan resistensi terhadap pekerja asing di Indonesia. Tuntutan tersebut jelas mengingkari watak May Day yang mengedepankan solidaritas kaum pekerja melintas batas negara.
Penulis: Wahyu Susilo (ap/vlz)
Pendiri Migrant CARE, sekaligus bekerja sebagai analis kebijakan di lembaga tersebut. Tahun 2007, meraih Hero-Acting to End Modern Slavery Award dari Department of State USA.
@wahyususilo
Dari Pemberontakan sampai Soal Upah Minimum
Telah banyak yang dicapai gerakan buruh dalam 150 tahun terakhir ini. Semuanya berawal dari pemberontakan para pekerja terhadap pemilik-pemilik pabrik.
Foto: Getty Images
Kutukan dan Berkah Industrialisasi
Industrialisasi yang dimulai pada abad ke- 18 di Inggris bukan saja membawa kemajuan di bidang teknologi, tapi juga menimbulkan krisis sosial. Buruh pabrik, yang merupakan tulang punggung produksi industri, berusaha membela diri atas tindakan eksploitatif pemilik pabrik. Kerusuhan pertama pecah di Inggris, saat para buruh menghancurkan mesin pabrik, menewaskan banyak buruh.
Foto: imago/Horst Rudel
Manifesto Komunis
Juga para pekerja lainnya di bidang industri menghadapi kondisi yang tidak lebih baik dibandingkan para buruh: jam kerja yang panjang, upah dan hak yang rendah. Karl Marx (foto) dan Friedrich Engels menggagas satu program bagi para pekerja yang tertindas: Manifesto Komunis, yang menyerukan "perjuangan kelas“ dengan tujuan untuk satu kemenangan bagi kelas proletar atas borjuis.
Foto: picture-alliance /dpa
Gerakan Buruh menjadi Politis
Tahun 1864 berbagai gerakan buruh bergabung untuk bekerja sama secara internasional. Selain itu, bermunculan partai dan serikat buruh, seperti Asosiasi Pekerja Jerman ADAV dan Partai Pekerja Sosial Demokrat SDAP pimpinan Wilhelm Liebknecht (dalam foto tengah mengangkat tangan) serta August Bebel (di kanan Liebknecht). SDAP menjadi cikal bakal partai Partai Sosial Demokrat Jerman SPD.
Foto: AdsD der Friedrich-Ebert-Stiftung
Sosial Demokrat vs Komunis
Sosial Demokrat Jerman menjadi model bagi negara-negara Eropa lainnya. Perjuangan mereka bagi hak pekerja sangat dipengaruhi ideologis. Setelah akhir Perang Dunia I, gerakan buruh di banyak negara Eropa terpecah, memisahkan diri menjadi gerakan sosialis dan komunis, di mana Lenin (foto) merupakan salah seorang motor gerakan ini.
Foto: Getty Images
Nazi Bubarkan Serikat Buruh
Perpecahan di tahun 1920-an tidak menghentikan masa kejayaan gerakan buruh: serikat-serikat buruh berhasil merangkul rekor jumlah anggota. Berkuasanya Nazi menjadi akhir gerakan buruh di Jerman: serikat-serikat buruh dibubarkan, aktivis buruh dikerja dan bahkan beberapa di antara mereka dihukum mati. Foto: Paramiliter Partai Nazi mengambil alih satu kantor serikat buruh.
Foto: picture-alliance/dpa
Pemberontakan di Jerman Timur
Setelah Perang Dunia II berakhir di bawah pengawasan Sekutu, serikat-serikat buruh kembali diakui. Di Jerman Timur serikat-serikat buruh bernaung dalam Federasi Serikat Buruh Bebas FDGB. Pada 17 Juni 1953 terjadi pemberontakan: ratusan ribu buruh memprotes kebijakan politik Jerman Timur. Pemberontakan dibasmi oleh pasukan Soviet. FDGB berpihak pada rezim Jerman Timur.
Foto: picture-alliance / akg-images
Gerakan Buruh tanpa Buruh
Setelah tahun 1945, gerakan buruh meredup di negara-negara demokratis. Semakin sedikit pekerja industri yang terlibat dalam gerakan buruh. Selain itu, antara tahun 1960 dan 70-an muncul berbagai gerakan lain seperti gerakan perempuan atau gerakan lingkungan.
Foto: picture-alliance/dpa
Dari Pemimpin Serikat menjadi Presiden
Satu serikat buruh yang terkenal secara internasional: Solidarność di Polandia. Dalam waktu hanya beberapa bulan, gerakan yang didirikan tahun 1980 ini berubah menjadi gerakan massa, yang turut berperan dalam peralihan haluan politik di Polandia. Ketua Solidarność yang pertama, Lech Walesa (foto), berhasil menjadi presiden Polandia di tahun 1990.
Foto: picture-alliance/dpa
Gerakan Buruh Hari Ini
Saat ini di Jerman, serikat-serikat buruh dan partai-partai kiri terus berjuang menuntut perbaikan hak para pekerja, seperti menentang upah dumping, diskriminasi di tempat kerja atau memperjuangkan pensiun yang memadai.
Foto: Getty Images
9 foto1 | 9
*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWNesia menjadi tanggung jawab penulis.