Produk Cannabis Booming, Tapi Masih Perlu Aturan Jelas
8 Desember 2020
Setelah PBB menghapus ganja dari daftar obat paling berbahaya, Jerman diprediksi bakal mengalami booming produk mengandung cannabis. Terutama Start-Ups makin kreatif mengembangkan berbagai jenis produk baru.
Iklan
Produk cannabis sedang jadi tren. Dari pengoles roti, bahan penyedap, teh cannabis sampai makanan binatang peliharaan yang mengandung ganja. Daftar kreasi-kreasi baru itu belakangan makin panjang.
"Hampir setiap minggu, kami menerima permohonan (konsultasi). Terutama banyak yang ingin mendirikan Start-Ups", kata Ketua Asosiasi Pedagang Ganja Jerman, Juergen Neumeyer. Tapi dia mengatakan, orang harus bisa membedakan antara produk cannabis yang tidak mengandung bahan penenang, dengan produk yang mengandung bahan Tetrahydrocannabinol (THC), yang juga digunakan sebagai obat di bidang medis.
Menurut aturan yang berlaku di Jerman saat ini, produk dari cannabis dengan kandungan THC di bawah 0,2 persen bisa dianggap sebagai produk biasa yang bisa diperdagangan secara legal, kata Kantor Dinas Perlindungan Konsumen dan Keamanan Pangan Jerman BVL di Braunschweig.
Cannabis sedang booming sebagai produk alami
Perusahaan Signature Products di kota Pforzheim adalah Start-Up yang terutama menawarkan berbagai jenis minyak mengandung ganja. Terutama yang dicampur dengan minyak kelapa penjualannya sangat baik, kata pendiri Signature Products Florian Pichlmeier.Kebanyakan pelanggannya memesan minyak itu supaya bisa tidur lebih baik. Banyak juga perempuan yang memesan produknya untuk mengurangi rasa sakit saat mengalami haid. Tapi tentu saja, ini bukan bahan "yang bisa meringankan segala keluhan", kata dia.
Memasang iklan produk kesehatan dengan "janji-janji surga" di Jerman dilarang. Florian Pichlmeier sendiri merasa tidak perlu memasang iklan. Karena produk cannabis sedang dicari orang, katanya. Terutama konsumen yang ingin produk kesehatan yang alami, bukan dari laboratorium.
Masih perlu aturan jelas
Penelitian tentang cannabis memang belum banyak dilakukan, kata Simone Graeff-Hoenniger, ahli pertanian dari Universitas Hohenheim. "Jadi masih perlu banyak penjelasan tentang produk-produknya". Dia sudah lama meneliti tanaman pangan, termasuk cannabis. "Konsumen tahunya bahwa produk alami itu lebih sehat, dan bersedia membayar lebih banyak". Tapi pada banyak produk yang ditawarkan, tidak ada keterangan jelas berapa kandungan cannabisnya, kata dia.
Narkotika Alami
Narkotika dulunya hanya berasal dari bahan-bahan alami. Dalam kondisi dan dosis tertentu, bahan-bahan alami ini bahkan bisa mematikan.
Foto: Fotolia/Opra
Cannabis (Ganja) - dirokok atau dipakai
Tanaman ganja mengandung zat psikoaktif tetrahydrocannabinol (THC). Bisa membuat orang merasa eforia dan rileks dan juga bisa meringankan rasa sakit. Bunga tanaman ganja yang mengandung jumlah THC sangat tinggi digunakan untuk memproduksi mariyuana. Beberapa spesies ganja tidak mengandung THC sama sekali dan ditanam untuk produksi serat tekstil.
Foto: Fotolia/Opra
Obat nyeri paling kuat
Kuncup opium (Papaver somniferum) jadi bahan mentah untuk heroin. Untuk memanennya, Anda hanya menorehkan kapsul dan biarkan getah putih keluar dan dan mengering. Opium mengandung morfin dalam jumlah tinggi dan merupakan obat nyeri yang paling kuat.
Foto: picture alliance/dpa/D.Ramik
Magic mushroom?
Beberapa jenis jamur menghasilkan zat psikoaktif. Di antaranya: Pluteus salicinus yangberwarna abu-abu ini. Tumbuh di kayu dan mengandung psilocybin, yang menyebabkan halusinasi visual dan mental serupa dengan LSD. Efek sampingnya adalah mual dan serangan panik.
Foto: picture alliance/dpa/Wildlife
Cemilan narkotika
Daun tanaman koka menyimpan senyawa kimia yang mirip dengan kokain. Bisa mengurangi rasa sakit dan berfungsi sebagai stimulan. Di banyak negara di Amerika Latin, mengunyah daun koka mentah sangat umum dilakukan. Dengan melakukan fermentasi dan mengeringkan daun lalu mengolahnya secara kimia, bisa dihasilkan kokain.
Foto: Reuters
Bunga indah yang beracun
Bunga terompet malaikat ini indah untuk dilihat. Tapi jangan dicicipi. Semua bagian tanaman ini mengandung alkaloid - senyawa kimia yang memiliki efek kuat pada tubuh manusia. Saat Anda makan atau mengisap tanaman, detak jantung Anda akan meningkat dan Anda akan mulai berhalusinasi. Seperti halnya semua obat alami, sulit menemukan dosis yang tepat. Jadi sering terjadi kecelakaan mematikan.
Foto: picture alliance/dpa
Dari Hawaii
Argyreia nervosa adalah tanaman asli Asia, meskipun tanaman ini disebut juga Hawaiwood baby woodrose. Benih dari tanaman merambat ini mengandung ergine, senyawa yang mirip dengan LSD. Dampaknya menyebabkan munculnya penglihatan dan euforia warna-warni, namun juga rasa mual dan psikosis. Overdosis bisa terjadi dengan mudah, karena satu biji saja sudah memiliki efek yang kuat.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/R. Koenig
Ecstasy dari kaktus
Kaktus peyote di Meksiko dan Texas penuh dengan mescaline, senyawa halusinogen yang ilegal menurut Konvensi Internasional tentang Zat Psikotropika. Mescaline mengubah proses berpikir dan rasa waktu serta kesadaran diri seseorang. Kaktus bisa dipotong-potong dan dimakan atau direbus menjadi teh.
Foto: picture-alliance/WILDLIFE
Daun penambah nafsu makan
Pohon hijau ini, Mitragyna speciosa, berasal dari Asia Tenggara dan mengandung senyawa monomagin. Dalam pengobatan tradisional, daunnya dikunyah untuk menghilangkan rasa sakit, menambah nafsu makan dan mengobati diare.
Foto: picture-alliance/Arco Images/Sunbird Images
Salah satu pembunuh alami paling berbahaya
Tanaman tembakau menghasilkan bahan beracun dan adiktif, seperti nikotin dan alkaloid lainnya yang disimpan dalam dedaunannya. Dengan bahan beracun ini, tanaman mencoba mengusir binatang yang ingin memakannya. Saat daun dikeringkan dan diisap, bahan kimia masuk ke tubuh manusia - bersama dengan banyak zat kanker yang dihasilkan dari pembakaran tembakau. Teks: Brigitte Osterath (hp)
Foto: picture alliance/ZB
9 foto1 | 9
Kalau cannabis dilegalisasi sebagai barang komoditi, masih perlu aturan yang jelas, kata Juergen Neumeyer. "Misalnya perlu ada semacam klasifikasi produk." Produk medis misalnya hanya bisa diberikan kalau ada resep dokter. "Kategorisasi ini sekarang yang masih kurang jelas".
Menurut Kantor Dinas Perlindungan Konsumen dan Keamanan Pangan, BVL, produk yang mengandung cannabis memang bisa mendapat lisensi sebagai produk medis atau sebagai bahan makanan "jenis baru", yang dalam aturan Uni Eropa dikategorikan sebagai "Novel Food".
"Tentu saja produknya harus aman" kata seorang jurubicara Biro Pengawasan Perdagangan negara bagian Niedersachsen, yang tidak ingin disebut namanya. Produk itu harus dinilai kasus per kasus. Ini cukup rumit, sebab tergantung dari jenisnya, apakah itu bahan pangan, bahan medis, atau kosmetika, setiap jenis ada aturannya sendiri-sendiri, jelasnya.