Setiap orang Jerman rata-rata menggunakan seperempat ton kemasan setiap tahunnya. Sebuah undang-undang baru diharapkan akan mendorong daur ulang dalam skala besar dan produksi kemasan yang bisa digunakan kembali.
Iklan
Warga Jerman menggunakan 18,7 ton kemasan pada tahun 2017, menurut data baru yang diterbitkan oleh Badan Lingkungan Hidup Jerman (UBA). Jumlah ini setara dengan 107 kg per orang di rumah tangga mereka. Dan jumlah keseluruhannya bahkan meningkat sampai 226 kg per kapita jika jumlah kemasan dihitung sebelum dan ketika produksi serta pada proses pengangkutan ke toko eceran.
Jumlah ini naik tiga persen dari jumlah tahun sebelumnya. Dengan ini Jerman menduduki posisi puncak di antara negara-negara Uni Eropa.
"Kita menggunakan jauh terlalu banyak kemasan. Kita harus menghindari sampah, jika memungkinkan secara dini pada tahap produksi,” kata pimpinan UBA Maria Krautzberger.
"Kadang bahkan tube pasta gigi pun dibungkus. Kita butuh lebih banyak benda yang bisa dipakai kembali, tidak hanya botol air mineral dan bir. Kopi juga bisa dibeli dengan cangkir yang bisa dipakai lagi. Siapapun yang beli makanan untuk dibawa pulang harus bisa melakukannya dengan wadah yang bisa dipakai lagi,” dorongnya.
Mengingat naiknya penggunaan kemasan di Jerman sebanyak 23 persen sejak tahun 2000, pimpinan UBA Krautzberger mengatakan, tidak cukup hanya dengan berpindah ke bahan dasar lain.
Gaya hidup modern mempengaruhi jumlah sampah
Menurut Badan Lingkungan Hidup Jerman, naiknya jumlah sampah di Jerman antara lain disebabkan oleh perkembangan ekonomi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. "Karena warga lebih mampu, lebih banyak uang yang dikeluarkan untuk konsumsi. Lebih banyak produk juga menimbulkan lebih banyak kemasan,”
Selain itu, aspek kenyamanan juga berkontribusi dalam naiknya jumlah sampah. Menurut pengamatan UBA, banyak kemasan sekarang mempunyai fungsi tambahan seperti perekat untuk menutup kembali kemasan atau panduan takaran. Banyak dari fungsi seperti ini dinilai UBA tidak penting dan justru menambah penggunaan bahan dasar dan kadang membuat proses daur ulang lebih sulit.
Gaya hidup banyak orang yang berubah di beberapa tahun terakhir juga menyebabkan tingginya jumlah sampah di Jerman. Banyak orang semakin senang membeli porsi-porsi kecil dan membeli makanan untuk dimakan di luar. Semakin banyak orang tidak lagi membeli barang langsung di toko, melainkan memesan online dan barang dikirim lewat pos. Agar barang tidak rusak dalam perjalanan, ini sering dikemas dengan jauh lebih rumit daripada dulu.
Tingkat daur ulang tinggi di Jerman
Namun UBA menilai tingkat daur ulang Jerman cukup baik: Sekitar 70 persen kemasan didaur ulang dan sebagian besar dari sisanya dibakar untuk memproduksi energi. Hanya sebagian kecil dari kemasan yang mendarat di tempat pembuangan sampah. Diharapkan tingkat daur ulang di Jerman di tahun-tahun berikut akan semakin bertambah.
Sejak 1 Januari 2019 berlaku undang-undang pengemasan baru di Jerman, yang menetapkan bahwa kuota daur ulang setinggi 63 persen harus dicapai sampai tahun 2022.
Nyaris 88 persen sampah kertas dan kardus sekarang ini didaur ulang, pada bahan kaca jumlahnya 85 persen. Yang masih bermasalah adalah kayu dan plastik. Hanya sekitar 50 persen kemasan plastik dan kayu didaur ulang di Jerman.
Pemisahan dan Pengelolaan Sampah di Jerman
Tempat penyimpanan sampah warna-warni di rumah-rumah Jerman menandakan bahwa mereka mengumpulkan berbagai jenis sampah. Orang-orang Jerman dikenal cukup serius soal pemilahan sampahnya.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Wolf
Apa yang salah di tempat sampah ini?
Di Jerman, kaca dipisahkan dalam tiga tempat sampah yang berbeda: putih, coklat dan hijau. Botol berwarna biru atau kuning bisa masuk ke hijau. Tapi gelas minuman yang rusak sebaiknya tidak dilemparkan ke tempat sampah botol. Gelas terbuat dari jenis kaca yang berbeda dan akan mengganggu proses daur ulang.
Foto: DW/Elisabeth Greiner
Tempat sampah umum
Jika tidak ada tempat sampah di rumah, atau jika tidak cukup besar, Anda juga bisa menggunakan salah tempat sampah umum ini. Tapi Anda diharapkan tidak membuat kebisingan selama "masa tenang", yang di Jerman mulai pukul 13:00 sampai 15:00 dan setelah pukul 20:00 pada hari kerja. Hari Minggu dan hari libur berlaku masa tenang sepanjang hari.
Foto: DW/Elisabeth Greiner
Pengembalian botol
Botol dengan jaminan ("Pfandflaschen") tidak dibuang di sampah, tetapi dibawa ke pos pengembalian botol yang biasanya ada di supermarket. Lalu uang jaminan akan dikembalikan, untuk botol kaca biasanya 8 sen per botol, untuk botol plastik 10 sen. Karena banyak orang Jerman minum air yang dibeli, botol yang harus dikembalikan bisa menjadi tugas mingguan yang rutin.
Foto: picture-alliance/Rainer Hackenberg
Cara lain membuang botol
Di daerah perkotaan, Anda bisa juga membawa botol ke dekat tempat sampah umum dan membiarkannya di luar tempat sampah. Ini akan menyenangkan para "kolektor" botol. Mereka mengumpulkan botol itu dan membawanya ke supermarket lalu mendapat uang jaminannya. Di kota Karlsruhe, disediakan cincin pintar khusus untuk menaruh botol kosong. Ini memudahkan kerja para "kolektor" botol.
Foto: picture-alliance/dpa/U. Deck/
Warna biru untuk kertas dan karton
Orang Jerman sudah tahu bahwa tempat sampah biru untuk kertas dan kardus, tapi banyak yang tidak menyadari bahwa kotak pizza dan piring kertas untuk kentang goreng tidak termasuk di dalamnya. Makanan sisa bisa membuat masalah dalam proses daur ulang. Kertas daur ulang adalah tradisi lama di Jerman. Ditemukan oleh seorang pengacara bernama Justus Claproth pada tahun 1774.
Foto: DW/Elisabeth Greiner
Kuning untuk segala macam kemasan
Beragam produk kemasan dimasukkan ke tempat sampah warna kuning, misalnya dari aluminium, plastik, polystyrene, kaleng dan Tetra Paks. Bahan terbaik akan dikumpulkan untuk didaur ulang dan sisanya dibakar untuk menghasilkan energi.
Foto: Imago
Hitam untuk sisanya
Sampah yang lain ("Restmüll") dimasukkan ke kotak sampah hitam atau abu-abu. Termasuk di sini, mulai dari popok sampai puntung rokok atau barang-barang lainnya. Tetapi limbah berbahaya, seperti sisa cat, insektisida, baterai, produk korosif atau yang mengandung fluorescent perlu dikumpulkan secara terpisah atau dibawa ke tempat pembuangan sampah khusus.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/G. Czepluch
Sampah berbahaya
Banyak supermarket yang mengumpulkan baterai bekas. Setiap kota juga punya sistem pengumpulan sampah sendiri, termasuk sampah berbahaya, kadang-kadang dengan tanggal yang dijadwalkan. Lalu truk sampah akan mengambil semuanya. Barang-barang ini dibuang secara khusus, karena kalau dibakar bisa mengeluarkan gas beracun.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Hitij
Tempat sampah khusus untuk pakaian dan sepatu bekas
Pakaian dan sepatu bekas tidak perlu dibuang di tempat sampah. Ada tempat-tempat khusus pengumpulan baju dan sepatu bekas di setiap kota. Pakaian yang terkumpul akan dijual atau didaur ulang. Sayangnya, ada juga orang-orang yang punya kebiasaan tidak memasukkan sampah ke tempat yang disediakan, tetapi di luarnya. Ini meninggalkan pemandangan yang kurang sedap.
Foto: DW/Elisabeth Greiner
Jangan mengisi kotak sampah berlebihan
Kalau kotak sampah diisi terlalu berlebihan, petugas pengumpul sampah bisa saja menolak mengosongkannya. Di banyak perumahan, kotak-kotak sampah sering terkunci. Ini untuk mencegah orang luar membuang sampah di tempat yang bukan miliknya. Karena layanan pengumpulan sampah yang dibayar setiap rumah tangga juga tidak murah. Penulis: Elizabeth Grenier (hp/ml)
Awal November lalu, Menteri Lingkungan Hidup Jerman Svenja Schulze mendapatkan persetujuan kabinet untuk perlahan-lahan melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai di supermarket dan toko-toko lain, menganjurkan kepada warga untuk membawa tas yang bisa dipakai kembali ketika belanja.
Partai Hijau mengatakan inisiatif Schulze tidak cukup. Kantong-kantong plastik sangat tipis untuk buah-buahan dan sayur-sayuran sampai sekarang masih boleh digunakan.
Minggu ini merupakan Pekan Pengurangan Sampah Uni Eropa. Uni Eropa berencana melarang peralatan makan, korek kuping, sedotan dan pengaduk minuman sekali pakai mulai tahun 2021 sebagai bagian dari dorongan untuk mengurangi sampah plastikdi lautan di seluruh dunia.