1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Program Nuklir Korea Utara

18 Juli 2007

Setelah perundingan alot bertahun tahun akhirnya Korea Utara menghentikan reaktor nuklir di Yongbyon.

Kim Jong Il
Kim Jong IlFoto: AP

Cina yang menjadi tuan rumah konsultasi enam negara menyambut langkah tersebut. Namun pengamat Korea Utara asal Cina Yuan Tiencheng memperingatkan, jangan dulu terlalu optimis dengan langkah itu::

„Langkah pertama ini adalah yang paling mudah. Sekarang kita memasuki fase yang lebih sulit, fase kedua. Yang penting adalah, semua data yang diserahkan Korea Utara bisa diverifikasi. Dan yang penting juga, Korea Utara menerima syarat-syarat Amerika Serikat“

Sengketa program nuklir Korea Utara untuk produksi senjata atom mulai mencuat tahun 1993. Ketika itu, Korea Utara dituduh melanggar perjanjian non-proliferasi nuklir. Setahun kemudian, Korea Utara benar-benar keluar dari perjanjian itu dan mengusir para inspektur aton internasional.

Tahun 2005 Korea Utara secara resmi mendeklarasikan diri sebagai adidaya atom. Tahun 2006, negara itu mulai melakukan uji coba senjata nuklir bawah tanah. Bahkan Cina, negara komunis yang selama ini melindunginya, melontarkan kecaman keras dan mendukung sanksi terhadap rejim Korea Utara. Kelihatannya sanksi ekonomi memang punya dampak serius terhadap negara yang miskin ini. Setelah bahan bantuan yang dijanjikan tiba, Korea Utara sekarang benar-benar menghentikan reaktor nuklirnya, sebagaimana tercantum dalam kesepakatan bulan Februari lalu.

Apakah Korea Utara akan melakukan semua langkah yang perlu dan benar-benar menghentikan program senjata nuklirnya? Pengamat Korea Utara asal Cina Yuan Tiencheng meragukannya:

“Kebanyakan pengamat tidak percaya itu. Ketika membangun program nuklir, Korea Utara sudah mengeluarkan banyak sekali uang. Jadi jangan terlalu optimis. George W Bush tinggal 1 tahun lagi jadi presiden. Tentu saja dia juga berkepentingan untuk menunjukkan keberhasilan dalam bidang diplomasi. Misalnya dengan Korea Utara.“

Dulu Amerika Serikat selalu bersikeras bahwa tidak boleh ada imbalan untuk Korea Utara kalau mereka menghentikan operasi reaktor nuklirnya. Sekarang, Amerika Serikat diam-diam bergeser dari posisi itu. Jika Korea Utara benar-benar menghentikan program senjata nuklir, negara itu dijanjikan bahan bantuan dan pemasokan energi, selain itu normalisasi hubungan dengan Amerika Serikat. Imbalan ini akan diberikan tahap demi tahap. Sekarang Korea Utara diminta menyerahkan daftar semua instalasi nuklirnya.

Dalam beberapa putaran perundingan enam negara sebelumnya, Korea Utara selalu muncul dengan tuntutan-tuntutan baru. Sampai sekarang, Korea Utara bermain baik dalam taruhan politik ini. Mereka mendapat uang yang tadinya dibekukan di Macao, mereka juga mendapat barang-barang bantuan. Yang mereka lakukan adalah mematikan reaktor nuklir, yang sewaktu-waktu bisa dihidupkan lagi. Pengamat Cina Yuan Tiencheng menilai, pemenang dari pertaruhan politik ini adalah pimpinan Korea Utara:

„Kim Yong Il adalah pemenangnya. Taktik dia memang bagus. Biarpun orang tidak senang dengan diktator ini, harus diakui, putaran permainan dia menangkan semua. Dia bermain baik.“