Iran menjadi negara yang paling parah disergap wabah Corona setelah Cina. Namun simpang siur informasi dan derasnya teori konspirasi membuat penduduk kebingungan. Pemerintah malah menuding AS mendalangi wabah di Iran
Iklan
Musim wisata di Iran memasuki puncaknya seputar perayaan Tahun Baru Nowruz yang jatuh pada tanggal 20 Maret. Namun ketika jutaan warga bersiap menyambut masa libur selama dua pekan, seorang pakar medis memprediksi hingga 40% populasi ibukota Teheran akan tertular penyakit Covid-19.
Masoud Mardani, Direktur Pusat Penelitian Penyakit Menular, menerbitkan prediksi muram tersebut pada pekan lalu. Menurut perhitungannya, sekitar 2,5 hingga 3,5 juta penduduk Teheran akan menjadi korban virus Corona, dengan jumlah korban jiwa sebesar 50.000 hingga 70.000 orang sesuai estimasi tingkat kematian Corona yang sebesar 2%.
Namun hanya beberapa hari berselang Mardani mencabut pernyataannya tersebut. Sebaliknya dia mengaku jendela waktu penyebaran virus tidak terbatas pada perayaan Nowruz dan juga tidak terfokus hanya pada kota Teheran.
Bukan kali pertama publik Iran dibuat bingung oleh simpang siur informasi yang dikeluarkan pemerintah. Saat ini media-media nasional menerbitkan wawancara beragam dengan pakar medis dengan pesan yang saling bertentangan.
Celakanya, tokoh agama dan politik Iran mendesak pemerintah untuk hanya melaporkan "kabar positif" tentang wabah Corona. Hal ini mengakibatkan angka korban yang dikeluarkan pemerintah acap tidak sesuai dengan beragam informasi yang bocor ke media.
Minggu (08/03) pemerintah mengumumkan jumlah infeksi menjadi 194 kasus. Namun di provinsi Gilan saja sebanyak 200 warga dikabarkan telah meninggal dunia akibat Covid-19, menurut Menteri Kesehatan Provinsi, Mohammad Gorbani.
Gorbani awalnya menyebutkan angka tersebut dalam sebuah wawancara dengan situs berita lokal. Namun hasil wawancara tersebut dicabut hanya beberapa saat setelah diterbitkan. Saat diwawancara dengan kantor berita pemerintah, Fars, dia kemudian mengubah pernyataannya.
Perjalanan Panjang Virus Corona Jenis Baru yang Gegerkan Dunia
Kurang dari sebulan, wabah virus corona jenis baru (2019-nCoV) telah dinyatakan sebagai darurat kesehatan global. Lebih dari 50 juta warga Cina dikarantina, para ilmuwan masih berjuang temukan vaksin.
Foto: Reuters/Antara Foto
Virus mirip pneumonia menyerang Wuhan
Pada 31 Desember 2019, Cina memberi tahu WHO tentang serangkaian infeksi pernapasan di Kota Wuhan yang berpenduduk 11 juta orang. Virus tersebut diduga berasal dari sebuah pasar makanan laut, yang kemudian dengan cepat ditutup oleh pemerintah Cina. Awalnya, sekitar 40 orang dilaporkan terinfeksi.
Foto: Imago Images/UPI Photo/S. Shaver
Virus corona jenis baru berhasil diidentifikasi
7 Januari 2020, para ilmuwan Cina mengumumkan telah mengidentifikasi virus corona jenis baru yang menjadi penyebab serangkaian infeksi pernapasan di Wuhan. Sama seperti flu biasa dan SARS, virus tersebut juga termasuk dalam keluarga coronavirus. Virus jenis baru itu sementara dinamai 2019-nCoV. Gejalanya meliputi demam, batuk, kesulitan bernapas, dan radang paru-paru.
Foto: picture-alliance/BSIP/J. Cavallini
Kematian pertama di Cina
Pada 11 Januari, Cina mengumumkan kematian pertama yang disebabkan oleh virus corona jenis baru. Seorang pria berusia 61 tahun yang diketahui telah berbelanja di pasar Wuhan meninggal karena komplikasi pneumonia.
Foto: Reuters/Str
Virus sampai ke negara-negara tetangga
Pada hari-hari berikutnya, negara-negara seperti Thailand dan Jepang mulai melaporkan kasus infeksi pada warganya yang diketahui pernah mengunjungi pasar yang sama di Wuhan. Pada 20 Januari, tiga orang dilaporkan meninggal di Cina, sementara lebih dari 200 orang dilaporkan telah terinfeksi virus corona jenis baru ini.
Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
Menular dari manusia ke manusia
Hingga pertengahan Januari, para ilmuwan masih berjuang untuk mencari tahu bagaimana virus ini menyebar ke manusia. Keluarga virus corona adalah zoonotic, artinya virus ditularkan dari hewan ke manusia - beberapa jenis virus dapat ditularkan melalui batuk dan bersin. Baru kemudian pada 20 Januari, otoritas Cina mengonfirmasi bahwa virus dapat ditularkan dari manusia ke manusia.
Foto: picture-alliance/YONHAPNEWS AGENCY
Jutaan orang dikarantina
Pemerintah Cina menutup Kota Wuhan pada 23 Januari untuk membatasi penyebaran virus corona. Rumah sakit baru untuk merawat pasien pun mulai dibangun. Sampai pada 24 Januari, lebih dari 830 orang dilaporkan terinfeksi dan setidaknya 26 orang dinyatakan meninggal. Pemerintah kemudian memperluas karantina ke 13 kota lain. Langkah ini berdampak terhadap setidaknya 36 juta jiwa.
Foto: AFP/STR
Virus corona capai Eropa!
Pada 24 Januari, otoritas Prancis melaporkan 3 kasus virus corona baru di daerah perbatasannya. Temuan ini menjadi tanda kemunculan virus tersebut di Eropa. Beberapa jam setelah Prancis, Australia juga melaporkan bahwa empat orang warganya telah terinfeksi virus corona baru tersebut.
Foto: Getty Images/X. Chu
Liburan Tahun Baru Imlek diperpanjang
Tahun Baru Imlek di Cina dimulai dengan perayaan sederhana pada 25 Januari. Jutaan orang dilaporkan bepergian dan ikut ambil bagian dalam perayaan publik tersebut. Para pejabat membatalkan acara-acara besar untuk mengatasi wabah ini. Di akhir Januari, ada 17 kota di Cina dengan 50 juta penduduk dikarantina. Libur Imlek diperpanjang tiga hari untuk membatasi arus populasi.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Mortagne
Perbatasan dengan Mongolia, Hong Kong dan Rusia bagian timur ditutup
Kamboja mengonfirmasi kasus pertamanya, sementara Mongolia menutup perbatasannya bagi kendaraan dari Cina. Rusia juga menutup perbatasan dengan Cina di tiga wilayah bagian timur. Kerugian terhadap pariwisata global ditaksir mencapai miliaran dolar sementara harga minyak turut anjlok. Jumlah korban tewas meningkat menjadi 41, lebih dari 1.300 orang terinfeksi di seluruh dunia - kebanyakan di Cina.
Foto: Reuters/C. G. Rawlins
Jerman laporkan kasus virus corona pertama
Pada tanggal 27 Januari, Jerman mengumumkan kasus virus corona pertamanya. Pasien adalah seorang pria berusia 33 tahun di Bayern yang disebut terkena virus selama pelatihan di tempat kerja dengan seorang rekan dari Cina. Pria tersebut ditempatkan dalam karantina dan observasi di sebuah rumah sakit di München. Hari berikutnya, tiga rekannya juga dilaporkan terinfeksi virus yang sama.
Foto: Reuters/A. Uyanik
Indonesia bebas virus corona
Pada 27 Januari, sejumlah kementerian menggelar rapat koordinasi di Kementerian Perhubungan. Pemerintah Indonesia resmi melarang penerbangan dari dan menuju Wuhan, namun masih membolehkan penerbangan dari kota-kota lain di Cina. Menteri Kesehatan mengatakan Indonesia masih bebas dari virus corona jenis baru dan mengimbau masyarakat untuk jaga imunitas tubuh. 243 WNI di Wuhan juga dinyatakan sehat.
Foto: Ministry of Transportation/D. Pieterz-Kemenhub
Evakuasi internasional dimulai
Pada 28 Januari, Jepang dan AS menjadi negara pertama yang mengevakuasi warganya keluar dari Wuhan. Australia dan Selandia Baru mengatakan bahwa mereka juga akan mengirim pesawat untuk membawa pulang warganya. Kasus virus corona secara global meningkat jadi hampir 6.000 kasus infeksi, melebihi wabah SARS pada 2002 yang menewaskan sekitar 800 orang.
Foto: imago images/Kyodo News
WHO keluarkan status darurat kesehatan global
30 Januari, WHO menyatakan virus corona jenis baru sebagai darurat kesehatan publik yang menjadi perhatian internasional. Hal ini dilakukan untuk melindungi negara-negara dengan "sistem kesehatan yang lebih lemah." Namun, Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus tidak merekomendasikan pembatasan perdagangan dan perjalanan, ia menyebut hal itu sebagai "gangguan yang tidak perlu."
Foto: picture-alliance/KEYSTONE/J.-C. Bott
Tim penjemput WNI diberangkatkan
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Sabtu (01/02), melepas keberangkatan tim penjemput WNI yang ada di kota Wuhan, Hubei, Cina. Retno sebut ada 245 WNI yang akan dipulangkan ke tanah air. Tim penjemput menumpangi pesawat Batik Air. Ada 42 orang dalam tim penjemput yang terdiri atas TNI, Kemlu, Kemenkes, TNI dan kru Batik Air.
Foto: Reuters/Antara/M. Iqbal
Kematian pertama di luar Cina
Kematian pertama di luar Cina terkait dengan virus corona jenis baru dilaporkan terjadi di Filipina pada 2 Februari. Korban adalah seorang pria berusia 44 tahun dan telah melakukan perjalanan dari Wuhan ke Manila sebelum akhirnya jatuh sakit dan dibawa ke rumah sakit. Ia kemudian dilaporkan meninggal di rumah sakit karena pneumonia.
Foto: Getty Images/AFP/T. Aljibe
238 WNI dari Wuhan tiba di Natuna
Minggu (02/02), sebanyak 238 WNI tiba di Pangkalan Udara Raden Sajad, Pulau Natuna, Kepulauan Riau. Ada 7 orang yang batal diterbangkan ke tanah air karena sejumlah alasan - 4 orang mengundurkan diri dan 3 orang lainnya tidak lolos pemeriksaan Cina. Masa observasi dijalankan selama 14 hari. Presiden Jokowi sebut Natuna dipilih sebagai tempat observasi karena dinilai sebagai pulau yang paling siap.
Foto: Reuters/Antara Foto
Rumah sakit selesai dibangun dalam waktu 10 hari
Rumah Sakit Huoshenshan (Gunung Api Dewa), selesai dibangun hanya dalam waktu lebih dari satu minggu. Rumah sakit akhirnya resmi dibuka pada Senin (03/02). Rumah sakit ini bertujuan menggunakan campuran obat-obatan dari barat maupun obat tradisional Cina untuk mengobati mereka yang terinfeksi virus corona jenis baru, 2019-nCoV. (gtp/ae) (dari berbagai sumber)
Foto: Imago/L. He
17 foto1 | 17
Kepada Fars Gorbani mengaku angka tersebut berdasarkan data kematian pasien "gangguan pernafasan" selama 16 hari terakhir, bukan serta merta akibat Covid-19. Namun dia tidak menjelaskan kenapa beberapa kota di provinsi Gilan memberlakukan status darurat dan memblokir akses jalan dari dan keluar kota.
Tak cukup simpang siur informasi, publik Iran juga disuguhkan oleh beragam teori konspirasi yang muncul di media.
Hamad Jalali Kashani, aktivis dan sutradara film dokumenter, misalnya membuat klaim spektakuler bahwa wabah Corona diciptakan untuk membuat gentar penduduk agar tidak ikut serta dalam pemilihan umum legislatif, Februari silam. Ironisnya Kashani ikut tertular dan kini berada dalam kondisi kritis di rumah sakit.
Adapun Hossein Salami, Kepala Garda Revolusi Iran, menuding Amerika Serikat berada di balik epidemi Covid-19 di Iran. "Kita akan menang melawan virus, yang mungkin merupakan produk invasi senjata biologis milik Amerika Serikat, yang menyebar ke Cina, lalu Iran dan akhirnya di seluruh dunia," kata dia Kamis pekan lalu tanpa menyediakan bukti.
Menurut laporan-laporan media, setidaknya 23 anggota parlemen Iran telah mengidap Covid-19. Pemerintah membekukan aktivitas di parlemen sejak pekan lalu menyusul kekhawatiran merebaknya wabah Corona di kalangan elit penguasa.
Iran sendiri acap mendulang kritik lantaran diyakini menutupi situasi wabah Corona di dalam negeri. Kota Qom yang menjadi pusat pendidikan Islam dan menjadi tujuan ziarah umat Syiah misalnya tidak ditempatkan di dalam karantina, meski kasus infeksi yang berlipatganda dan rumah sakit yang membeludak oleh pasien.
Yayasan Robert Koch Institute di Jerman meyakini Qom sebagai salah satu episentrum penyebaran Corona di luar Cina.
Saat ini hanya pejabat tinggi pemerintah atau parlemen yang dibebastugaskan menyusul gelombang penularan virus. Sebaliknya jutaan pegawai negeri masih diwajibkan bekerja meski terancam oleh infeksi Corona.
rzn/vlz
Keseharian di Kota Terisolasi Wuhan
Wuhan, kota metropolis dengan 11 juta penduduk telah dikarantina akibat wabah virus corona. Berikut adalah tampak keseharian kota yang terisolasi tersebut.
Foto: Getty Images/AFP/H. Retamal
Bersepeda melewati kota terisolasi
Jalan-jalan yang kosong adalah pemandangan langka di Wuhan. Sekitar 11 juta orang tinggal di kota ini. Namun virus corona yang menyebar, membuat warga kota memilih untuk lebih banyak tinggal di rumah. Pada tanggal 22 Januari, pemerintah memutus akses kota Wuhan ke dunia luar.
Foto: Getty Images
Langkah-langkah keamanan tingkat tinggi
Siapa pun yang ingin keluar rumah walaupun ada risiko tertular, harus bersedia diperiksa untuk membantu identifikasi gejala. Tampak di foto, petugas kepolisian mengukur suhu tubuh seorang pengemudi di perbatasan yang melintasi pinggiran kota. Selain Wuhan, 17 kota lain di sekitar Wuhan pun ikut dikarantina. Ini adalah langkah yang diambil pemerintah Cina untuk mengendalikan penyebaran virus.
Foto: Getty Images/AFP/H. Retamal
Para pekerja dengan risiko tinggi
Waktu istirahat: staf rumah sakit di Wuhan tidak punya banyak waktu untuk bersantai. Mereka masih mengenakan baju pelindung untuk mencegah virus yang memiliki nama ilmiah 2019-nCoV.
Foto: Getty Images/AFP
Alat berat bertebaran di lapangan
Foto yang menunjukkan banyak alat berat yang sedang beroperasi di suatu lokasi konstruksi ini sedang banyak beredar di internet. Ini adalah lokasi yang direncanakan akan menjadi rumah sakit khusus untuk pasien yang terinfeksi virus corona. Rumah sakit ini akan meringankan klinik reguler yang melebihi kapasitas dan dijadwalkan beroperasi mulai tanggal 3 Februari.
Foto: picture-alliance/dpa/XinHua/Xiao Yijiu
Tahun Baru Cina yang kelabu
Jutaan warga Cina telah membatalkan festival tahun baru Imlek karena wabah virus. Banyak yang tidak dapat mengungjungi keluarga mereka di bagian negara lain karena larangan bepergian.
Foto: Getty Images/AFP/H. Retamal
Masyarakat berusaha tetap bergerak
Situasi karantina memang mempengaruhi keseharian masyarakat Wuhan. Namun, bagi sebagian warga, tetap aktif bergerak di udara terbuka menjadi salah satu langkah melawan virus ini. Mereka tetap menggunakan masker seperti yang diperintahkan pihak berwenang.
Foto: Getty Images
Evakuasi terus berjalan
Selain jutaan masyarakat asli Wuhan, banyak warga negara asing yang masih terjebak di Wuhan. Jepang telah memulangkan sekitar 650 warga negaranya dari daerah tersebut. (pn)