Pengadilan Para Pembesar Nazi 75 Tahun Lalu Jadi Acuan Hukum
18 November 2020
Pengadilan para pembesar Nazi di Nürnberg dimulai 20 November 1945. Untuk pertama kalinya dalam sejarah diajukan dakwaan "kejahatan terhadap kemanusiaan". Pengadilan ini jadi acuan pembentukan Mahkamah Internasional.
Iklan
Pada tanggal 20 November 1945, pengadilan internasional pertama dalam sejarah dibuka di Nürnberg, Jerman, menghadapkan 21 pejabat tinggi Nazi untuk diadili. Hanya enam bulan setelah perang berakhir, jaksa dari empat negara pemenang Perang Dunia Kedua mengumpulkan 300.000 pernyataan saksi dan mengajukan 6.600 bukti.
Nürnberg adalah kota yang punya makna simbolis besar bagi Nazi dan Hitler. Di kota ini, Hitler menggalang parade besar-besaran para pendukungnya dan di kota inilah Undang-Undang anti-Yahudi disahkan pada tahun 1935. Setelah perang, kota itu sebagian besar jadi reruntuhan, tetapi gedung pengadilan utama, yaitu kompleks Nürnberger Juztispalast, dan kompleks penjara yang berdekatan, masih utuh.
Bagi AS dan pihak Sekutu barat, kota Nürnberg jadi lokasi ideal, karena memang berada di bawah pengawasan AS, dan kompleks Nürnberger Juztispalast memungkinkan para terdakwa ditahan di dekat lokasi pengadilan. Pengadilan terhadap para pembesar Nazi digagas dan dipersiapkan sebagai sebuah Tribunal Militer.
Pada pukul 10.00, hakim Inggris Geoffrey Lawrence berbicara kepada hadirin di ruang sidang, menyatakan: "Persidangan ini, yang sekarang akan dimulai, adalah unik dalam sejarah yurisprudensi." Jaksa penuntut AS Robert Jackson dalam pernyataan pembukaannya di pengadilan mengatakan: "Pihak penggugat yang sebenarnya… adalah peradaban."
Semua terdakwa menyatakan dirirnya "tidak bersalah"
Kecuali Adolf Hitler, Joseph Goebbels dan Heinrich Himmler, yang bunuh diri setelah Jerman kalah perang, di bangku terdakwa duduk hampir semua pejabat tinggi Nazi. Mereka termasuk Hermann Göering, tokoh kedua dalam rezim Nazi, Rudolf Hess, pembantu utama Hitler, dan ideolog Nazi Alfred Rosenberg. Selain itu ada juga Fritz Sauckel, yang telah mengorganisir kerja paksa, dan mantan menteri luar negeri Joachim von Ribbentrop.
Dakwaan yang diajukan termasuk kejahatan terhadap perdamaian, kejahatan perang, dan untuk pertama kalinya dalam sejarah: kejahatan terhadap kemanusiaan. Setelah menjalani persidangan, semua terdakwa bersikeras menyatakan dirinya "nicht schuldig", atau tidak bersalah.
Di akhir pengadilan Nürnberg dijatuhkan 12 vonis hukuman mati. Sepuluh orang dieksekusi setahun kemudian, pada 16 Oktober 1946 di Nürnberg, oleh eksekutor AS John Woods. Dua terdakwa dijatuhi hukuman mati secara in absentia: Martin Bormann, yang puluhan tahun kemudian diketahui sudah melakukan bunuh diri tahun 1945, dan Hermann Göring, yang minum racun beberapa jam sebelum dieksekusi mati.
Tujuh terdakwa dijatuhi hukukan penjara seumur hidup. Rudolf Heß menjadi tahanan Nazi yang terakhir di penjara Berlin-Spandau. Tahun 1987, pada usia 93 tahun, dia ditemukan tewas gantung diri di selnya, sebuah bilik di taman penjara Berlin-Spandau.
Iklan
Menjadi prinsip dasar mahkamah internasional
Apa yang terjadi selama setahun di gedung pengadilan Nürnberger Justizpalast - kompleks bersejarah dengan 600 ruang persidangan dan lebih 500 ruang kantor - kemudian meletakkan dasar-dasar aturan hukum internasional dan pembentukan mahkamah kejahatan perang Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Napak Tilas Tumbangnya NAZI Jerman
Hitler menyerah tanpa syarat 8 Mei 1945, menandai berakhirnya Perang Dunia II di Eropa. Beragam monumen didirikan mengenang pembebasan Jerman dari rezim NAZI oleh pasukan Sekutu dan Uni Sovyet.
Foto: picture-alliance/dpa/Hans Joachim Rech
Perang Campuh di Hutan Hürtgen
Pasukan AS bertempur sengit melawan angkatan perang Jerman di hutan Hürtgen dekat Aachen selama beberapa bulan, dari musim gugur 1944 hingga awal tahun 1945,. Ini merupakan pertempuran paling lama dan paling signifikan di kawasan Jerman. Hutan Hürtgen kini jadi bagian dari ‘‘Rute Kemerdekaan Eropa‘‘ yakni jejak peringatan gerak majunya Sekutu..
Foto: picture-alliance/dpa/Oliver Berg
Keajaiban di Remagen
Pasukan AS berhasil merebut jembatan di Remagen, di selatan Köln 7 Maret 1945. Dengan itu ribuan tentara AS dapat menyeberangi Sungai Rhein untuk pertama kalinya, yang populer disebut ‘‘Keajaiban di Remagen‘‘. Pemboman yang dilancarkan terus menerus oleh tentara Jerman, meruntuhkan jembatan 10 hari setelah direbut sekutu. Kini di puing jembatan berdiri museum perdamaian.
Foto: picture-alliance/dpa/Thomas Frey
Pemakaman Reichswald
AS biasanya mengirim pulang jenazah tentaranya yang tewas ke Amerika. Lain halnya dengan tentara Inggris yang gugur di medan perang, biasanya dimakamkan di Jerman. Terdapat 15 pemakaman dan yang terbesar adalah di Reichswald, dekat perbatasan Belanda. Di antara 7.654 tentara yang tewas, 4.000 di antaranya adalah pilot dan awak pesawat tempur yang banyak berasal dari Kanada.
Foto: Gemeinfrei/DennisPeeters
Monumen Seelow Heights
Tentara Merah Uni Soviet melancarkan gempuran pamungkas di bagian timur Jerman 16 April 1945. Petempuran Seelow Heights diawali dengan bombardemen dini hari untuk mendukung serbuan ke Berlin. Sekitar 900.000 tentara Soviet bertempur melawan 90.000 tentara Jerman. Pertempuran terbesar di Jerman saat Perang Dunia II yang menewaskan ribuan orang, dikenang dengan monumen di lokasi.
Foto: picture-alliance/dpa/Patrick Pleul
Peringatan Hari Elbe di Torgau
Pasukan Uni Soviet dan AS bertemu untuk pertama kalinya di Sungai Elbe di Torgau 25 April 1945. Peristiwa ini menutup celah front Timur dan Barat. Akhir perang sudah di depan mata, dan jabat tangan tentara dari kedua belah pihak di Torgaui jadi foto ikonik. Pertemuan tentara Sekutu dan Soviet di Sachsen ini setiap tahun diperingati sebagai hari Elbe.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Schmidt
Musium Jerman-Rusia di Berlin-Karlshorst
Angkatan bersenjata Jerman tandatangani pernyataan takluk tanpa syarat 8 Mei 1945 malam di mess perwira Berlin-Karlhorst. Kini naskah pernyataan takluk asli yang ditulis dalam bahasa Inggris, Jerman dan Rusia, jadi fitur utama di ruangan utama museum itu. Pameran permanen lainnya di museum berfokus pada perang pemusnahan Nazi Jerman terhadap Uni Soviet yang dimulai tahun 1941.
Foto: picture-alliance/ZB
Monumen Peringatan Perang di Treptow
Monumen di Treptow sangat besar dan impresif. Monumen beserta pemakaman tentara ini berada di atas area seluas 100.000 m2. Dibangun setelah Perang Dunia II untuk memperingati Tentara Merah Uni Soviet yang tewas dalam pertempuran di Berlin. Pintu masuk ke monumen dibangun menyerupai bendera Uni Soviet, dibuat dari batu granit berwarna merah.
Foto: picture-alliance/ZB/Matthias Tödt
Istana Cecilienhof di Potsdam
Setelah Nazi menyerah, ketiga kepala pemerintahan terpenting Sekutu bertemu di Istana Cecilienhof di Potsdam pada musim panas 1945. Joseph Stalin, Harry S. Truman dan Winston Churchill memimpin delegasi dalam Konferensi Potsdam, untuk membangun tatanan pasca Perang Dunia II di Eropa. Keputusan konferensi membagi Jerman menjadi empat zona pendudukan
Foto: picture-alliance/dpa/Ralf Hirschberger
Museum Sekutu
Berlin juga dibagi jadi 4 sektor. Distrik Zehlendorf jadi sektor Amerika. Bekas gedung bioskop ‘‘Outpost‘‘ milik militer AS kini jadi bagian dari Museum Sekutu yang mendokumentasikan sejarah politik dan komitmen militer Sekutu Barat di Berlin, detail pendudukan Berlin Barat di tahun 1945, pengiriman bantuan melalui udara ke Berlin Barat dan penarikan pasukan AS pada tahun 1994.
Foto: AlliiertenMuseum/Chodan
Istana Schönhausen di Berlin
Istana Barok Prusia ini adalah lokasi perjanjian ‘‘Two Plus Four‘‘ tahun 1990 antara Jerman dan sekutu yang menduduki Jerman pada akhir Perang Dunia: AS, Inggris, Prancis, dan Uni Soviet. Keempatnya sepakat mengakhiri hak okupasi Jerman, yang membuka jalan bagi penyatuan kembali Jerman Barat dan Timur. Beberapa plakat menyebutkan di sinilah Perang Dunia II sejatinya diakhiri.
Foto: picture-alliance/dpa/Hans Joachim Rech
10 foto1 | 10
Semua gugataan internasional dengan delik "kejahatan terhadap kemanusiaan" dan "kejahatan perang" didasarkan pada prinsip-prinsip hukum Proses Nürnberg, seperti gugatan Mahkamah Kejahatan Perang di Den Haag terhadap mantan pemimpin Yugoslavia Slobodan Milosevic, atau gugatan yang diajukan Mahkamah Kejahatan Perang di Ruanda.
Di Jerman sendiri, proses terhadap kejahatan Nazi terus berlangsung sampai sekarang. Salah satu proses yang paling spektakuler adalah pengadilan terhadap John Demjanjuk di München tahun 2011, seorang kolaborator Ukraina yang menjadi penjaga di kamp konsentrasi Sobibor. John Demjanjuk yang kemudian tinggal di Amerika Serikat dideportasi ke Jerman dan dijatuhi hukuman lima tahun penjara. Ketika itu dia sudah berusia 90 tahun. Setahun kemudian, tahun 2012, dia meninggal di sebuah rumah perawatan lanjut usia di negara bagian Bayern.