Proses Politik Melambat di Afghanistan
8 November 2011Di masa lalu, pemerintah Amerika Serikat memang berusaha untuk menjalin kontak dengan kelompok militan seperti jaringan kuat Hakkani. Namun, pembunuhan mantan presiden Afghanistan Burhanuddin Rabbani diduga oleh Taliban September lalu, merupakan pukulan kuat dalam upaya perdamaian. Presiden Hamid Karzai sebelumnya menugaskan para pimpinan Dewan Perdamaian Afghanistan untuk mengusahakan perundingan dengan Taliban.
Memaksakan Perundingan Melalui Kekerasan?
Tanpa tekanan militer selanjutnya, negara pengirim pasukan terbesar seperti Amerika Serikat, Inggris dan Jerman, mengkhawatirkan digencarkannya serangan Taliban begitu pasukan ISAF ditarik mundur. Michael Steiner, pejabat khusus pemerintah Jerman urusan Afghanistan, mengakui kesediaan untuk berdamai masih belum mengalami kemajuan. "Jika kita sekarang mundur, tidak akan ada proses politik."
Masalah perdamaian memang sering dibicarakan, tetapi menurut pakar Afghanistan Rahimullah Yusufzai, ia tidak melihat usaha sungguhan. Ia ragu, tentara ISAF bisa memaksa Taliban berunding melalui aksi kekerasan bersenjata. Jurnalis asal Peshawar ini kerap berbicara dengan para pimpinan Taliban. "Sejauh yang saya ketahui sebagai wartawan, Taliban bersedia berbicara dengan perwakilan Amerika Serikat. Saya rasa sudah terjalin beberapa kontak. Karena mereka mengatakan, kekuatan sesungguhnya adalah Amerika. Menurut mereka, Hamid Karsai tidak berkuasa dan mereka tidak akan berbicara dengannya."
Peran Penting AS dan Pakistan
Karzai tidak mau berunding dengan Taliban. Ia hanya bersedia berbicara dengan pemerintah Pakistan, yang dianggap Karsai sebagai kekuatan sesungguhnya di balik Taliban. Demikian menurut Yusufzai. Sementara politisi Afghanistan Sima Samar menganggap usaha yang dilakukan tidak cukup. "Masalahnya adalah kurangnya pendekatan bersama oleh pemerintah Afghanistan dan komunitas internasional. Kami melihat adanya kompetisi negatif. Semua ingin berbicara dengan Taliban. Jadi kami tidak tahu siapa yang bicara dengan siapa, di tatanan apa, dan dengan alasan apa."
Tidak Ada Fasilitas Perundingan
Dunia internasional kerap berusaha mencegah negara-negara tetangga, khususnya Pakistan, untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri Afghanistan. Sebagian kelompok militan memiliki pangkalan operasi di Pakistan dan didukung oleh dinas rahasia disana.
Tom Koenigs yang dulunya adalah utusan khusus PBB di Afghanistan mengeluhkan situasi saat ini. "Jelas sudah, tidak ada yang mampu mengatasinya. Pertama-tama, harus ada keputusan dari Dewan Keamanan yang memberikan kekuasaan memberi perintah dan juga untuk bernegosiasi pada tatanan diplomatik. Yakni, dengan negara-negara di kawasan tersebut."
Nina Werkhäuser / Vidi Legowo-Zipperer
Editor : Agus Setiawan