Anwar Ibrahim dipandang sebagai pemimpin reformis Malaysia yang siap bekerja sama dengan Barat. Kedekatannya dengan Eropa akan diuji dalam perselisihan yang sedang berlangsung dengan Brussel soal minyak sawit.
Iklan
Perdana menteri baru Malaysia Anwar Ibrahim "tidak asing di Eropa," kata Shada Islam, pengamat Uni Eropa. "Dia dikenal luas dan dihormati di kalangan politisi dan pembuat kebijakan di Brussel, kota yang pernah dia kunjungi di masa lalu dan di mana dia berpartisipasi dalam diskusi kelompok pemikir tentang demokrasi dan hak asasi manusia," katanya kepada DW. Juga istri Anwar, politisi terkemuka Wan Azizah Wan Ismail, memiliki kontak yang baik di Brussel dan Eropa, tambahnya.
Michalis Rokas , duta besar Uni Eropa untuk Malaysia mengatakan kepada DW, dia menyambut baik pelaksanaan pemilu yang lancar di Malaysia. "Saya mengucapkan selamat kepada rakyat Malaysia untuk pemilihan umum yang damai, yang menarik lebih banyak pemilih daripada sebelumnya dalam sejarah Malaysia. Di saat demokrasi berada di bawah tekanan di banyak bagian dunia, ini adalah pesan yang membesarkan hati,”
"Uni Eropa berharap dapat terus mempererat hubungan baik dengan Malaysia yang didasarkan pada kepentingan bersama yang kuat, baik secara bilateral maupun regional,” kata Michalis Rokas.
Iklan
Sengketa minyak sawit UE-Malaysia
Pemerintahan Anwar diperkirakan akan menerapkan kebijakan luar negeri yang lebih terbuka dan berorientasi Barat. Namun, analis di Institut Penelitian Asia Universitas Nottingham Malaysia; Bridget Welsh, mengatakan tetap ada titik-titik sengketa. Pemerintah baru Anwar Ibrahim akan mewarisi perselisihan Malaysia dengan UE soal minyak kelapa sawit.
Uni Eropa berencana menghentikan impor minyak sawit yang tidak berkelanjutan pada tahun 2030, tetapi Indonesia dan Malaysia, dua produsen minyak sawit terbesar di dunia, telah mengajukan keluhan kepada Organisasi Perdagangan Dunia WTO dan menuduh Uni Eropa tidak adil dan "diskriminatif". Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia Zuraida Kamaruddin bahkan menyebutnya "apartheid pertanian".
Putusan WTO diharapkan keluar akhir tahun ini atau awal 2023. Jika Malaysia kalah dalam kasus itu, hal ini dapat menempatkan pemerintahan baru Anwar dalam situasi yang sulit – meskipun sekarang ada "ruang yang lebih besar untuk dialog tentang masalah ini daripada sebelumnya,” kata Bridget Welsh.
Sawit Indonesia yang Gegerkan Dunia
Larangan ekspor turunan minyak sawit membuat banyak negara gerah. Tiba-tiba disadari sawit Indonesia memainkan peranan vital dalam ketahanan pangan dunia. Bahan minyak goreng itu kini jadi gorengan politik global.
Foto: Yuli Seperi/Zumapress/picture alliance
Faktor Pemicu
Minyak goreng di dalam negeri tiba-tiba langka. Antrian panjang warga untuk membeli minyak goreng jadi pemandangan mengenaskan sekaligus ironi di negara penghasil “Crude Palm Oil” tebesar sedunia. Permainan mafia migor terbongkar, beberapa orang kini dijadikan tersangka. Presiden Joko Widodo mengeluarkan kebijakan tegas: Setop sementara ekspor produk turunan sawit.
Foto: Eko Siswono Toyudho/AA/picture alliance
Perkebunan Sawit Terluas Sedunia
Kelangkaan migor, ibarat sebuah tamparan keras untuk pemerintah Indonesia. Betapa tidak, Indonesia adalah produsen CPO global terbesar yang memiliki lahan perkebunan sawit paling luas sedunia sekitar 22,6 juta hektar (data 2021). Total produksi tahunan sawit Indonesia sekitar 36 juta ton. Disusul Malaysia dengan produksi separuh kapasitas Indonesia.
Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
Komoditas Ekspor Unggulan
Dari rata-rata produksi tahunan global 77 juta ton minyak sawit, sekitar 59%-nya diproduksi di Indonesia. Saat dunia alami kelangkaan minyak nabati dan harga melambung naik akibat perang di Ukraina, pengusaha oportunis dibantu pejabat korup, mengekspor sebagian besar produksi minyak sawit ke luar negeri. Inilah yang diduga kuat memicu kekosongan pasokan minyak goreng di dalam negeri.
Isu Kerusakan Lingkungan
Sawit bukan hanya berkah. Pembukaan lahan untuk perkebunan sawit di Indonesia, juga berdampak negatif pada kelestarian alam. Biasanya industri melakukan tebang habis dan pembakaran hutan. Organisasi pelindung lingkungan kerap mengangkat topik ini di forum dunia. Juga sejumlah negara ikut menggoreng isu ini, untuk menekan Indonesia dan Malaysia terkait isu lingkungan dari perkebunan sawit.
Foto: Ulet Ifansasti/Getty Images
Dari Makanan, Biodiesel hingga Sabun
Minyak sawit punya kegunaan luas dan sangat beragam. Memang sebagian besarnya diolah menjadi minyak goreng. Namun minyak nabati yang harganya paling murah ini, oleh sejumlah industri raksasa di Eropa, juga digunakan sebagai campuran biodiesel, makanan, kosmetik hingga keperluan sehari-hari di rumah tangga seperti sabun atau sampo.
Foto: AP
Berkontribusi Pada Ketahanan Pangan Global
Setelah dihantam kelangkaan pasokan gandum, merosotnya suplai minyak nabati di pasar dunia dan melonjaknya harga, membuat banyak negara menjerit kebingungan. Terlepas dari efek negatif industri sawit bagi lingkungan, ternyata manfaatnya bagi ketahanan pangan global juga tidak bisa diremehkan. IMF mencemaskan kelangkaan ini akan memicu krisis pangan di negara-negara miskin di dunia.
Peran minyak sawit yang harganya murah dan kapasitas produksinya tinggi, saat ini sulit tergantikan oleh minyak nabati lainnya. Setiap hektar kebun sawit, bisa memproduksi 3,3 ton minyak per tahun. Sementara bunga matahari dan rapa hanya 0,7 ton minyak per ha/tahun. Harga minyak sawit saat ini terus naik, dan menembus rata-rata 1.300 USD/ton.
Foto: dpa
Kelangkaan Migor Juga Landa Eropa
Kenaikan harga minyak nabati global, tidak hanya dirasakan di Indonesia, juga di Eropa rak minyak goreng di sejumlah supermarket mulai kosong. Di Jerman pemicunya adalah "panic buying" dipicu perang Ukraina dan perilaku tidak logis warga. Namun di beberapa negara memang ada kekurangan pasokan dan menetapkan pembatasan, satu orang hanya boleh membeli satu botol minyak goreng. (as/vlz
Foto: MiS/IMAGO
8 foto1 | 8
Kesepakatan perdagangan bebas UE untuk Malaysia?
Perdagangan barang antara Uni Eropa dan Malaysia pada 2021 mencapai nilai sekitar 41 miliar euro, naik 26% dibanding tahun sebelumnya, menurut data Komisi Eropa. Michalis Rokas mengatakan, kedua belah pihak akan menandatangani perjanjian kemitraan dan kerja sama di sela-sela KTT Uni Eropa-ASEAN yang akan berlangsung di Brussel bulan depan.
"Harapan saya bahwa perjanjian penting ini tidak akan berakhir dengan sendirinya, tetapi menjadi batu loncatan untuk kerja sama baru dengan Malaysia,” kata Mikhalis Rokas. "Saya berharap dapat mendiskusikan ini dengan pemerintah Malaysia yang baru."
Pembicaraan perjanjian perdagangan bebas memang sudah dimulai sejak 2010, tetapi terhenti dua tahun kemudian atas permintaan Malaysia. Namun akhir tahun lalu, kedua belah pihak telah menyatakan komitmen baru untuk melanjutkan pembicaraan.
Uni Eropa sendiri sudah mencapai kemajuan dalam beberapa bulan terakhir pada kesepakatan perdagangan serupa dengan Thailand dan Filipina, dan telah meratifikasi kesepakatan perdagangan dengan Vietnam dan Singapura.
"Jika, seperti yang diharapkan, Anwar bergerak maju dalam mengembangkan hubungan yang lebih baik dengan UE, hubungan antara UE dan Malaysia dapat memasuki fase yang lebih stabil," kata Shada Islam. (hp/gtp)