Proyek Peringatan Dini Iklim Ditargetkan Rampung pada 2027
24 Maret 2022
Sekjen PBB menyebut proyek sistem peringatan dini iklim global bertujuan untuk membuat setiap orang mampu bertindak menangani bencana alam yang lebih kuat karena perubahan iklim.
Iklan
Setiap orang di planet ini harus berada dalam jangkauan sistem peringatan dini cuaca dalam lima tahun, kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Rabu (23/03).
"Setiap peningkatan pemanasan global akan semakin menambah frekuensi dan intensitas kejadian cuaca ekstrem,” kata Guterres.
Sistem peringatan dini memungkinkan pemantauan kondisi atmosfer waktu nyata di laut dan di darat, serta memprediksi peristiwa cuaca yang akan datang.
Guterres mengatakan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) bertujuan untuk membuat sistem yang sudah digunakan oleh banyak negara kaya, tersedia untuk negara berkembang.
Sepertiga penduduk dunia tidak memiliki cakupan peringatan dini, terutama di negara-negara kurang berkembang dan negara-negara pulau kecil yang sedang berkembang.
"Ini tidak dapat diterima, terutama dengan dampak iklim yang pasti akan menjadi lebih buruk,” kata Guterres.
"Sistem peringatan dini menyelamatkan nyawa. Mari kita pastikan mereka bekerja untuk semua orang,” tambahnya.
Potret Banjir Parah di Australia
Banjir merendam sejumlah kawasan di Australia imbas cuaca ekstrem yang melanda negara itu. Hujan deras yang terus turun semakin memperburuk situasi. Ratusan ribu orang diimbau untuk mengungsi.
Jalan-jalan di Lismore di negara bagian New South Wales terendam banjir pada awal pekan. Ahli meteorologi telah memperingatkan banjir bandang dan hembusan angin kencang hingga kecepatan 90 kilometer per jam. Meski air perlahan-lahan surut, puluhan wilayah tetap siaga tinggi.
Foto: REUTERS
Terparah sepanjang sejarah
Lismore jadi kota yang paling parah terendam banjir. Ini jadi banjir paling parah sepanjang sejarah kota yang terletak di timur Australia ini. Banyak bangunan, toko, dan jalan rusak. Rumah dan toko milik wali kota Steve Krieg juga tak luput dari terjangan banjir. "Ada hati yang hancur di mana-mana di kota ini, sama seperti saya," katanya.
Foto: REUTERS
Pembersihan yang sulit
Sarah Fish bekerja di salah satu toko yang hancur di Lismore. Fish saat ini membantu upaya pembersihan di kawasan pusat bisnis kota Lismore. Pemerintah New South Wales mengumumkan akan mengirim 400 petugas tambahan ke wilayah tersebut untuk membantu orang-orang dalam upaya pembersihan yang "sangat, sangat panjang".
Foto: Jason O’brien/dpa/AAP/picture alliance
Rekor ketinggian banjir
Jalan Ballina di Lismore juga terendam banjir. Tampak pada gambar, sebuah tanda menunjukkan ketinggian permukaan air selama rekor banjir terakhir pada tahun 1974. Sementara itu di ibu kota negara bagian NSW, Sydney, warga bersiap menghadapi hujan deras berikutnya.
Foto: Jason O’brien/dpa/AAP/picture alliance
Jalan-jalan terblokir
Di Cabarita, yang juga berada di negara bagian New South Wales, banjir merendam dan menutup akses jalan. Namun kini, hujan dilaporkan sudah berhenti. Banjir datang dengan kekuatan mematikan, sejauh ini sedikitnya 13 orang dilaporkan tewas akibat banjir.
Foto: REUTERS
Australia hadapi ancaman cuaca ekstrem
Di Chinderah, banyak orang dievakuasi ke tempat yang aman dengan menggunakan perahu. Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim akan menyebabkan lebih banyak banjir, kebakaran hutan, angin topan, dan kekeringan di benua itu. "Australia berada di garis depan dalam perubahan iklim yang parah," kata Hilary Bambrick dari Universitas Teknologi Queensland kepada kantor berita AFP. (Ed: rap/as)
Foto: REUTERS
6 foto1 | 6
WMO mengharapkan pengembalian investasi yang tinggi
Rencana tersebut akan menelan biaya $1,5 miliar (Rp21,5 triliun) dan WMO akan mempresentasikan rencana aksi pada konferensi iklim PBB di Mesir pada bulan November 2022.
Organisasi itu mengatakan jumlah bencana cuaca yang tercatat naik lima kali lipat dari 1970 hingga 2019 karena perubahan iklim. Ada juga peningkatan jumlah kejadian cuaca ekstrem dan peningkatan pemantauan yang berkontribusi pada peningkatan jumlah kejadian yang tercatat.
"Berkat peringatan yang lebih baik, jumlah nyawa yang hilang menurun hampir tiga kali lipat selama periode yang sama,” kata WMO.
Komisi Global untuk Adaptasi menyarankan bahwa menghabiskan $800 juta (Rp11,4 triliun) untuk sistem peringatan dini di negara-negara berkembang saja akan menghindari kerugian tahunan hingga $16 miliar (Rp229,7 triliun).